Monday, March 27, 2017

Harpitnas

Harpitnas aka hari kejepit nasional biasanya suka dimamfaatkan orang-orang untuk ambil cuti dan liburan panjang keluar kota. Nah buat yang gak ngambil cuti dan masuk kantor pasti pada berharap traffic di Ibukota jadi lebih lengang atau gak seramai hari biasanya/normal. Tapi ternyata... namanya Ibukota mah kalau gak macet agak aneh yahh... jadi macet mah tetap ajah. Gak terlalu ngaruh kyknya harpitnas kali ini..

So, enjoy ajah... :)

Toleransi

Besok kita akan menyaksikan sebuah makna dari kata toleransi di sebuah propinsi yang mendapat julukan pulau Dewata. Yup, besok tanggal 28 Maret 2017 bertepatan dengan hari tahun baru Saka umat Hindu di Bali yang dimulai dengan menyepi. Ritual keagamaan pun akan dijalankan dan bahkan akan dijaga oleh para petugas adat.

Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit (https://id.wikipedia.org/wiki/Nyepi).

Pada hari ini suasana seperti mati. Tidak ada kesibukan aktivitas seperti biasa. Pada hari ini umat Hindu melaksanakan "Catur Brata" Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadhi.

Oleh karenanya, para tamu atau pelancong atau wisatawan di pulau Bali diminta mengikuti aturan saat hari raya Nyepi. Pun semua kegiatan maupun transportasi akan lumpuh kecuali rumah sakit.

Inilah sejatinya bentuk toleransi umat lain diluar agama hindu yang dapat kita saksikan bersama sebagai wujud kebhinekaan. 

Pun begitu juga jika ada kegiatan keagaaman umat yang lainnya, kita harus menjaganya dan menghormatinya dengan belajar toleransi dari pulau dewata.

Bagaimana dengan kegiatan ibadah agama umat Islam di bulan suci Ramadhan...? bulan yang di sucikan umat Islam. Bisakah toleransi agama diterapkan juga...? Tentu semoga toleransi beragama juga bisa diterapkan di bulan suci Ramadhan umat Islam ini. Aminnn.....
 

Friday, March 24, 2017

Kuy... jalan-jalan lagi.

Seneng kalau lihat orang lain bisa jalan-jalan apalagi jalan-jalannya sampai keluar negeri. Terlepas apakah perginya dengan biaya sendiri atau dibiayai pihak lain.

Waktu sekolah SD, SMP dulu gw selalu ngebayangin bisa jalan-jalan bahkan sampai keluar negeri. Tapi gak mikirin itu bakalan pergi kemana, biayanya darimana. yang penting mimpi dl ajah. kan kita gak tau nasib orang akan seperti apa dikemudian hari.

Tapi alhamdulillah mimpi-mimpi yang dulu pernah terbayangkan satu per satu terwujudkan. termasuk jalan-jalan ini dari mulai lokal daerah sampai keluar sana. Semuanya ditanggung pihak lain. Alhamdulillah :). yup semua bermula setelah saya di terima kerja di sebuah perusahaan periklanan dimana setiap tahunnya biasanya diadakan acara outing kantor.

Perdana saya ikutan jalan-jalan waktu itu adalah ke Bali dan ini adalah pengalaman pertama saya ke Bali sekaligus pengalaman pertama saya naik pesawat. Norak yahh... hahaha... maklum wong ndeso.

Setelah itu berlanjut jalan-jalan sekaligus tugas keluar kota mulai, bandung, surabaya, semarang, jogja, bali lagi, medan, palembang. masih di perusahaan periklanan tapi sudah beda benderanya.
sekali lagi alhamdulillah nambah pengalaman lagi.

Nah beruntungnya dulu saya kerja di perusahaan periklanan adalah adanya acara outing kantor yang dl sempat rutin dan selalu keluar negeri dan juga undangan dari media yang pasti selalu keluar negeri. dan pengalaman pertama saya keluar negeri waktu itu adalah China Beijing dan berlanjut ditahun-tahun berikutnya adalah, Singapura, Malaysia, Vietnam Hongkong Shenzen, Thailand dan terakhir adalah jepang di tahun 2012.

Saat saya hendak resign dari perusahaan periklanan tersebut sempat saya ditawari undangan media ke amerika asal saya tetap stay. tapi karena hati saya sudah bulat untuk mencoba hal yang baru maka saya dengan berat hati kehilangan kesempatan tersebut.

Belakangan saya lihat teman-teman yang posting photo jalan-jalan. ahh jadi kepengen jalan-jalan lagi tapi kalau sekarang harus dengan biaya sendiri. Berhubung ada prioritas yang harus didahulukan kayaknya emang kudu banyak nabung dl nih. kecuali kalau tiba-tiba ada yang ngasih rejeki mendadak. wah alhamdulillah banget itu. tapi pengennya sih ngajak keluarga juga kyk terakhir kemarin saya dapat rejeki umroh dan wisata ziarah di makkah dan madinah. saya sekalian ajak istri dengan tambahan biaya tentunya. Hope someday all dreams come true. Aminnn.... :)


Thursday, March 23, 2017

Auto Pilot Menuju Allah SWT

ini adalah repost dari postingan-postingan yang terdahulu tapi menarik untuk dibaca kembali.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Ada sebuah tulisan menarik di website eramuslim.com. Pasti semua setuju bahwa ada sebuah pelajaran yg bisa dipetik dari tulisan dibawah ini. Semoga bisa membawa mamfaat untuk semuanya dan bisa diambil hikmah darinya. Amin..
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Seorang kakek berusia delapan puluh tahunan sangat rajin sekali berjamaah di sebuah masjid tua di desa kami. Bahkan dia sering menunggu pintu masjid dibuka. Sangat rajin sekali. Hujan pun tidak membuatnya udhur dari sholat berjamaah. Saya tertarik meng-interview untuk mencari tau “daya dorong apa yang begitu dahsyatnya, sehingga semua halangan bisa dia lalui dan berjamaah dengan istiqomah”.
Setelah ber-dzikir dan berdo’a bersama imam, sang kakek selalu menutupnya dengan sholat ba’diyah. Setelah selesai sholat ba’diyah, saya memberanikan diri untuk menyapanya:
“Assalaamu ‘alaikum Kek, hari ini sepi sekali masjid kita. Satu shaf-pun tidak penuh, pada ke mana ya? Kalo saja jamaah di Subuh ini bisa seperti jamaah ketika Sholat Ied……….”.
Sambil tersenyum Sang Kakek menjawab, “Semulya-mulya amal adalah yang didasari ke-ikhlasan. Amal tanpa ikhlas ibarat debu di atas batu, yang akhirnya hilang disapu hujan. Sang pengamal hanya dapat capek saja. Mungkin saat itu manusia menghargai dia karena kelihatannya taat dan rajin jamaah di masjid. Tapi itu semua tidak ada artinya dimata Allah. Allah tidak menilai sibuknya gerakan tubuh, tapi Allah menilai ikhlasnya hati. Yaitu ibadah yang hanya ditujukan pada-Nya”.
“Apa maksud Kakek yang tidak jamaah di Subuh ini berarti ketika Sholat Ied dia tidak ikhlas karena Allah?
“Bukan totally tidak ikhlas. Tapi mungkin daya dorong jamaahnya yang kurang kuat. Kadang orang yang merasa tidak salah, tidak merasa cukup punya alasan untuk minta maaf. Manusia yang berkecukupan, merasa belum perlu untuk meminta/ meng-hamba. Manusia yang sibuk dengan bisnis/kerjaannya, merasa sanggup “berdiri” tanpa bantuan Sang Khaliq. Singkat kata, orang merasa belum perlu ke dokter kalau tidak sakit. Tapi itu memang tidak terjadi pada semua manusia”.
“Manusia yang bagaimana yang tidak termasuk itu semua Kek?”.
“Manusia yang selalu berusaha memperbaiki diri dan bersyukur karena Alloh. Bukan yang agar dikenal sebagai orang baik di tengah-tengah manusia. Dengan kasih sayang-Nya, Alloh memberikan sistem “auto pilot” pada manusia”
“Apa maksud Kakek dengan “auto pilot” itu?”
“ Yaitu batasan di kanan kiri, dalam perjalanan ke arah pangkuan-Nya. Pada hakikatnya, semua perjalanan manusia adalah untuk menuju ke pangkuan kasih sayang-Nya. Siapapun dia!!!”
“Apa yang Kakek maksud dengan “batasan kanan” dan “batasan kiri” itu?”
“Ini hanya istilah saya saja. Manusia yang taat pada-Nya, pada hakikatnya dia telah berjalan kearah perjalanan yang benar menuju-Nya. Tapi kadang ketaatan ini membuatnya bangga diri dan mencela mereka yang sesat. Lambat laun keihlasannya tercemari dengan virus “riya”, yang pada akhirnya tujuan ibadahnya lebih untuk “pemutihan” dimata manusia. Tentu saja Alloh sama sekali tidak menerima ibadah jenis ini. Lalu dengan kasih sayang-Nya, dibelokkanlah manuver hidupnya ke arah kiri.
Titik “trigger” inilah yang merupakan “batasan kanan”. Singkat kata, “batasan kanan” adalah sifat riya”.
“Apakah ini berarti bahwa “batasan kiri” adalah musibah yang diakibatkan kemaksiatan?”
“Benar!!!”, jawab Sang Kakek sambil tersenyum.
“Apa Kakek dulu pernah mendalami agama?”
“Tidak, kakek belajar agama hanya sebatas belajar sholat, ngaji dan selebihnya cuma dari kutbah Jumat. Ketika kakek pensiun, kakek bingung bagaimana cara cepat bertaubat. Dosa banyak tapi sisa umur tinggal sedikit. Makanya cara cepat yang bisa kakek tempuh hanyalah dengan cara meng-ikhlas-kan semua ibadah karena-Nya. Ikhlas dan istiqomah adalah kata kuncinya”.
Alkhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah mempertemukanku dengan Kakek tua, dan atas hikmah besar yang kudapat hari ini.
Dari:
Sugito – Batam

Taken from Eramuslim.com

Bersyukur

Alhamdulillah, kalimat yang seharusnya memang saya ucapkan atau kita semua ucapkan jika kita menerima sesuatu yang membuat diri kita merasa senang. Sebetulnya kalimat syukur ini seharusnya tidak hanya kita ucapkan pada saat kita menerima sesuatu yang menyenangkan saja tapi sesuatu yang kurang menyenangkan pun harusnya kita bersyukur. Kalau ada pertanyaan apa maksud dari kalimat saya ini, mungkin yang saya bisa jelaskan adalah kalimat syukur ini adalah kalimat pujian kepada Allah, Tuhan semesta alam. Dan sudah sepantasnya memang kita memuji Allah tidak hanya disaat kita senang tapi disaat apapun kondisi kita sudah sepantasnya kita memuji-Nya.

Ada beberapa type orang yang senantiasa bersyukur, antara lain:
1. Orang yang senantiasa mengingat Allah (bersyukur) disaat suka dan duka.
2. Orang yang hanya mengingat Allah (bersyukur) disaat senang tapi lupa disaat duka.
3. Orang yang hanya mengingat Allah(bersyukur) disaat susah tapi lupa disaat senang.
4. Orang yang tiada pernah mengingat Allah (bersyukur) disaat senang ataupun susah.

Pastinya sebaik-baiknya hamba Allah adalah orang yang masuk kedalam golongan pertama. Bagi hamba tersebut insyaAllah akan senantiasa bertambah rasa syukurnya baik dalam keadaan suka maupun duka. Bagi orang yang masuk dalam golongan kedua, mereka yg disaat senang merasa bahwa Allah menyayanginya tapi ketika ditimpa ujian dan musibah mereka merutuki dan merasa jika Allah tidak menyayanginya. Sedangkan golongan ketiga, fenomena yang mungkin umum terjadi dalam masyarakat kita yang mungkin bukan dalam konteks kerasa syukur tapi lebih kepada ingat kembali kepada Allah ketika ditimpa kesusahan dan lupa disaat bergelimang nikmat Allah. Dan golongan terakhir pastinya golongan yang jauh dari rasa mengingat Allah. Mungkin golongan ini yang menganut faham bahwa segala sesuatu yg diraih adalah hasil usaha jerih payahnya sendiri tanpa merasa ada campur tangan Allah. Kayak fir'aun kali yahh. Naudzubillah min dzalika.


Sebuah Perjalanan

Masih dalam sebuah perjalanan
tak putus-putus ku berjalan
tak henti-henti ku melangkah
dan tak pernah lelah ku mencari
hingga jiwa mengenal raga
dan raga mengenal jiwa
trus mencari dan mencari
sampai bertemu diri yg sejati
smua dalam cinta kasih Ilahi

akulah musafir
akulah sang pengembara
akulah si faqir
yg hanya berharap tetesan Rahmat
dari Tuhan semesta alam

bagaimana ku melepaskan belenggu dunia ini
yg telah lama memenjarakan pikiran dan jiwa ku
menghalangi pandangan mata hati ku
hingga ku rasa buta dan tak mampu melihat sebuah hakikat

terdampar ku jauh dalam dunia yg gelap
tanpa penerang tanpa pemandu jalan
terombang ambing dan terantuk batu kehidupan
penuh luka dan peluh jiwa

doa ku bergemuruh
ucap ku sungguh-sungguh
sbelum waktu ku tiba
akhiri ini smua dengan indah

Semua adalah Guru

 Alam terbentang menjadi Guru, pepatah tua yang penuh makna ini tentu bukan sekedar kata-kata biasa. Kita belajar dan bisa mengambil pelajar...