Showing posts with label Fiksi. Show all posts
Showing posts with label Fiksi. Show all posts

Saturday, May 31, 2008

Perselingkuhan - a story

Seorang kawan bernama ”Diah” datang sm gw trus bercerita sambil sesenggukan menceritakan kehidupan cintanya. Kemudian gw pun bertanya apa gerangan terjadi..? Diah pun bercerita bahwa hubungan dengan pacarnya berakhir sudah. Gw sempet kaget mendengar berita itu mengingat Diah dan pacarnya itu sudah pacaran cukup lama, kurang lebih 4 tahun. Lantas apa gerangan terjadi...? cerita punya cerita ternyata pacarnya itu selingkuh. Lalu darimana Diah tahu pacarnya selingkuh...? rupanya temen gw Diah ini punya paman yang tinggal satu komplek dengan rumah pacarnya. Dan pamannya ini sering melihat seorang wanita datang ke rumah pacarnya dan bahkan sering menginap. Melihat seperti ini pamannya pun melaporkan kepada kponakannya. Maka kesimpulan yang bisa diambil adalah pacarnya selingkuh dengan wanita lain, oleh karenanya ia pun diputuskan.
Lalu bagaimana hal itu terjadi....? jarak yang terbentuk antara Diah dan pacarnya bisa menjadi sebuah trigger atau celah perselingkuhan itu terjadi. Kenapa...? karena otomatis absennya Diah di dekat sang pacar membuat sang pacar leluasa melakukan hal-hal yang tak bisa dilakukan jika Diah ada didekatnya. Apalagi kebetulan sang pacar tinggal disebuah pelosok kota, semakin saja peluang itu terjadi. Dan memang itu terjadi.
Bagaimana jarak itu bisa terjadi atau terbentuk, berawal dari sebuah beasiswa yang akhirnya membawa Diah untuk melanjutkan kuliah S2 disebuah negara di benua Eropa. Awalnya mungkin baik-baik saja dan bahkan sang pacar mendukung sepenuhnya ketika Diah berkeinginan melanjutkan kuliahnya. Yang semakin membuat yakin hubungan mereka baik-baik saja adalah ketika sang pacar datang mengunjungi Dia di negara itu. Inilah mungkin sebentuk perwujudan atau perjuangan dan pengorbanan sang pacar untuk membuktikan kesungguhan cintanya. Begitulah cinta, ia bisa membuat mabuk siapa saja yang telah terjerat oleh cinta. Namuh hal yg dilakukan itu bukanlah arti segalanya cinta. Sekembalinya sang pacar ke Indonesia, semuanya bisa berubah. Hati manusia itu memang mudah terombang-ambing dan terbolak-balik. Maka jangan heran bila ada seorang manusia yang tak konsisten dan tak menjalankan komitmennya. Itu akibat hatinya yang tak punya ktetapan.
Lantas apa gerangan terjadi..? sang pacar rupanya punya sebuah kegiatan atau perkumpulan para biker bicycle. Disinilah awal pertemuan dengan wanita lain terjadi. Awalnya mungkin biasa saja terjadi namun pepatah jawa yang mengatakan weting tresno jalaran soko kulino, cinta hadir karena sering bersama rupanya terjadi. Benih-benih cinta mulai muncul diantara keduanya. Kemudian dimulailah sebuah dusta dan dusta lainnya oleh sang pacar kepada temanku Diah ini. Dan itu terus berlanjut sampai sekolah S2 nya selesai dan sampai kembali ke Indonesia serta diterima bekerja di kantornya yang lama.
Drama cinta pun terus berlanjut yang menunjukkan hubungan mereka baik-baik saja. Namun sang waktu pasti lambat laun akan membongkar kepalsuan yang sedang terjadi. Satu hal yg ditunggu oleh sang pacar adalah momentum yang tepat hingga ia bisa pisah dengan temanku Diah. Ada salah satu sifat yang mungkin tak disukai oleh dari seorang pasangan yaitu sikap dominasi. Apalagi jika seorang wanita terlalu mendominasi cowo dengan membatasi ia berteman, suka mengatur dan paling parah adalah mengancam dengan ancaman untuk memutuskan hubungan karena merasa ia punya kelebihan dibanding yang lain, semisal cantik atau cerdas. Jika ini terjadi, maka ini sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak kapan saja dan siap menghancurkan hubungan yang sudah terbina dan terjalin.
Nah, rupanya apa yg dirasakan sang pacar mungkin seperti ini. Ia masih sempat bertahan hingga akhirnya ia bertemu seorang wanita yg menjadi teman curhatnya hingga akhirnya ia jatuh hati. Once momentum datang, ia tak mau dan tak akan melewatkan kesempatan itu. Dan itulah yang terjadi. Suatu hari Diah terlibat percecokan dengan sang pacar dan ini masalah prinsipil menurut Diah. Namun sayangnya sang pacar gak mo diatur-atur, ia hanya mo melakukan apa yg ia mau lakukan asal memang ada waktu luang. Karna tak dituruti oleh sang pacar, Diah pun akhirnya mengancam akan memutuskan sang pacar. Inilah momentum yang ditunggu-tunggu oleh sang pacar meskipun ancaman Diah itu gak sungguh-sungguh atau hanya sebuah gertakan saja.
Tapi apa lacur, nasi sudah menjadi bubur, hubungan itu sepertinya sudah berada di ujung tanduk. Diah pun pusing tujuh keliling ketika komunikasi antara Diah dan pacarnya tiba-tiba terputus baik lewat telp, sms ataupun imel. Pacarnya sama sekali tak merespon apapun yg dikirim oleh Diah. Melihat kondisi seperti ini, Diah pun segera memikirkan tindakan yg perlu dilakukan. Akhirnya Diah pun memutuskan untuk datang langsung ke rumah sang pacar dengan dtemani oleh seorang teman kerjanya.
Tahukah anda apa yang kemudian terjadi disana...? Diah kaget bukan kepalang melihat sebuah mobil terparkir didepan rumah sang pacar dan mobil pacarnya ada di halaman rumah. Sepertinya memang sedang ada tamu tapi siapakah gerangan...? Diah pun turun tuk mendatangi rumah pacarnya. Secara memang Diah dulu jg sering nginep dirumah pacarnya maka Diah pun merasa sudah menjadi bagian dari rumah ini. Oleh karenanya Diah pun dengan sesuka hati mencari sang pacar kedalam rumah dan kesetiap sudut rumah. Tapi saat didalam Diah terperanjat melihat seorang wanita yang hanya mengenakan gaun tidur tipis hingga pakaian dalamnnya terlihat dengan begitu jelas. Entah apa terjadi tadi malam antara pacarnya dengan wanita ini. Sempat terjadi adu omongan antara Diah dan wanita itu, namun Diah menjelaskan maksud kedatangannya tuk menemui sang pacar dan tak mempedulikan wanita itu. Diah pun melanjutkan mencari sang pacar kesetiap sudut ruangan. Ketika Diah memeriksa kamar mandi, Diah merasa shock melihat beberapa pakain dalam wanita tergantung disana. Diah kali ini berpikir dan menerawang jauh sudah seberapa jauhkah hubungan antara pacarnya dengan wanita ini.
Hari itu memang sang pacar tidak ada dirumah karena sedang melakukan aktifitas diluar sana. Sang wanita sebenarnya sudah mengetahui siapa tamu yg datang ini yang tak lain adalah pacarnya dari lelaki yg saat ini sedang dekat dengannya. Stelah tak menemukan sang pacar, Diah pun akhirnya menelpon sang pacar tuk memberitahu bahwa ia sudah ada dirumahnya. Dan sang pacar pun memberitahu bahwa dalam waktu stengah jam ia akan sgera tiba dirumah. Selama menunggu tak ada pembicaraan antara Diah dan wanita itu. Keduanya saling cuek dan masa bodoh. Bahkan si wanita itu hanya menunggu didalam kamar sambil sekali melontarkan perkataan2 tak mengenakan. Tapi Diah tak mau ambil pusing karna diah hanya fokus dengan maksud kedatangannya dirumah sang pacar.
Akhirnya penantian itu berakhir, sang pacar pun datang dan disambut oleh Diah. Diah pun menyapa seperti biasanya dan sang pacar pun membalas dengan seperti biasanya pula. Sepertinya tak ada yg berubah. Diah tak langsung mengajak pacarnya berbicara namun menyuruh sang pacar tuk membersihkan badan terlebih dahulu. Setelah sang pacar selesai mandi bersih-bersih dan berpakaian, terjadilah pembicaraan mengenai nasib hubungan mereka. Diah berusaha meyakinkan hati pacarnya bahwa dialah yang tepat mendampinginya dengan pertimbangan hubungan yg sudah mereka bina selama 4 tahun. Namun hati pacarnya mungkin sudah berubah 180 derajat bahwa didalam hatinya kini sudah ada wanita lain. Diah kemudian bertanya apakah memang pacarnya serius dengan wanita ini dan akan menikahinya. Lantas sang pacar menjawab bahwa ia tak pernah tak serius dengan hubungan yg ia bina dan kali ini memang ia sudah merencanakan untuk menikahi wanita ini.
Mendengar jawaban sang pacar, tanpa disengaja melelehlah airmata Diah. Kehancuran hubungannya tak terelakkan lagi. Diah menyadari kesalahan2nya dulu namun kini sudah tak berarti lagi tuk menyeselinya. Akhirnya Diah pun pulang dengan hati yang hancur luluh. Sesampainya di rumah, Diah merasa tak nafsu tuk makan dan selalu menangis jika malam datang. Untungnya Diah masih memiliki teman-teman yang masih sayang dengannya yang siap membantu dan memberikan motivasi untuk bangkit kembali. Bahwa dunia tak selebar daun kelor, masih banyak cowok diluar sana yg lebih baik lagi dari mantannya kini. Namun cinta memang memabukkan dimana ketika mabuk kita takkan mungkin dalam kondisi sadar. Oleh karenanya proses yang perlu dilakukan oleh Diah adalah mengembalikan kesadarannya hingga ia bisa bangkit kembali dan memulai kembali hidup yang baru. Selang beberapa bulan kemudian, Diah pun mendengar kabar bahwa mantan pacarnya melaksanakan niatnya dan keseriusannya untuk menikahi wanita itu.
Begitulah sekelumit kisah cinta yang dialami oleh teman gw yang diwarnai oleh perselingkuhan. Gw sendiri tak menyalahi sikap yang dilakukan oleh pacarnya tapi sekaligus coba memahami apa yang Diah rasakan dari peristiwa yang dialaminya ini. Namun mungkin yang perlu diyakini adalah mungkin Tuhan masih sayang sm temen gw ini dimana ternyata cowo yang dia cintai itu bukanlah cowo yang tepat untuk mendampingi hidupnya melihat dari sikap dan perilaku yang sempat tak diketahui oleh Diah, yang kini semua menjadi terbuka dengan jelas. Tapi jika kembali lagi kepada agama, maka jodoh memang sudah Tuhan yang mengatur. Kita hanya menjalankan skenario dari apa yang Tuhan sudah gariskan meskipun kadang kita merasa itu tak adil buat kita. Tapi semua pasti ada maksudnya dan penuh dengan hikmah jika kita memahami dengan baik. Dan begitulah kehidupan.

Monday, February 25, 2008

Senja disebuah Ladang

meremang senja menanti malam
berintaian pembuka lahan
menanti masa pasti
memacu cerita terlarang ia

:kak, ia sudah melangkah
junjungan hati maksud hamba
bapaknya anak-anak tidak di pondok
membeli hisapan dan menghempas kertas
warung ia jelang

::adik, menyusur setapak hamba pun akan
tempat janjian maksud hati
telaga kecil di batas ladang
sekejap masa memadu rasa

:kak, cahaya suluh menuntun ke sana
siap sedia kakak disana

::adik, bulan sembunyi pun tak mengapa
sudah kuhapal tempat kesana

:
::
:
::
:
::

.... mak dari mana tadi?
: abis mengambil air buat bikin kopi bapak ntar malam


dari seorang kawan lama,
Mbah Sura

NB:
Kalo gak tau ini puisi cerita tentang apa, silahkan hubungi Mbah Sura.

Tuesday, December 27, 2005

Pentingnya Komunikasi (kl gak mo salah paham)

Seminggu ini intensitas turun hujan sangatlah tinggi dan cukup membawa dampak kepada tubuh yg pada kondisi cuaca seperti itu memang memerlukan extra balutan dibadan sebagai penghangat tubuh dan tak cukup hanya dengan meminum minuman hangat ditemani dengan pisang goreng yg panas atau singkong rebus. Mungkin hujan yg turun tidak hanya terjadi di kota Jakarta saja tp jg kota-kota di propinsi yg lainnya. Hampir setiap musim penghujan datang sebagian penduduk ibukota yg tinggal di bantaran pinggir kali selalu menjadi langganan banjir. Seolah-olah banjir telah menjadi bagian hidupnya dan bahkan sebagian mungkin mulai merasa sudah bosan dengan banjir hingga akhirnya menjadi terbiasa dengan banjir. Penghijauan dengan menanam pepohonan di pinggiran kali atau pelebaran sungai dan kali yg dicanangkan pemerintah blum ‘terlaksana’ sepenuhnya. Ahh… entah kapan, kali-kali di Jakarta menjadi indah dipandang dengan hijau pepohonan dan tanpa sampah-sampah yg bertebaran diatas air nya. Karena secara tidak langsung, warga-warga yg tidak bertanggung jawab dengan membuang sampah-sampah ke sungai dan kali menjadi salah satu penyebab musibah banjir ini.

Hujan mulai mereda dan hanya rintikan kecil yg turun menyambut datangnya senja. Yah, hari semakin senja, hujan sudah cukup lama turun dari semenjak siang tadi. Tinggal tunggu berita saja di TV bahwa hujan telah menyebabkan air kali dan sungai meluap hingga menyebabkan banjir, atau berita tentang kemacetan lalu lintas yg terjadi dimana-mana akibat genangan air yg terjadi di jalan dan jg pohon-pohon tumbang yg memakan badan jalan dan menyebabkan kemacetan. Disamping pengguna jalan yg tidak menjaga ketertiban di jalan yg selalu saling ingin mendahului, saling serobot yg turut jg menjadi penyebab kerumitan dan keruwetan lalu lintas dijalan. Para polisi di jalan pun terkadang hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah pengguna jalan tersebut. Sungguh berat memang tugas yg diemban. Dan jika melihat penghasilan bulanan yg biasa ia dapat amatlah tidak sebanding. Tapi mungkin dalam hati kecil para polisi itu pun lebih mementingkan pengabdian kepada Negara disamping nilai ibadah yg dia cukup pahami dengan pekerjaan yg dia jalani.

Bang Jul terbawa dalam lamunannya sambil menatap rintikan hujan yg turun dan kondisi lalu lintas di jalan dari jendela kantor yg terlihat mulai padat merayap. Hari semakin senja dan sebentar lagi waktunya pulang kantor setelah hari-hari yg dilalui Bang Jul kemarin membuat Bang Jul pulang kantor agak telat. Tapi kali ini Bang Jul tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk pulang tepat waktu.

Tapi tiba-tiba Bang Jul merasa seperti ada sesuatu yg kurang, sesuatu yg semenjak kemarin menjadi pikirannya terhadap seseorang yg ia sayangi dan ia cintai. Sejenak Bang Jul merenung hingga akhirnya dia menyadari bahwa sudah lama ia tidak menghubungi Ayuni, seseorang yg telah memiliki arti penting dalam hidupnya. Dan begitupun dengan Ayuni yg tiada kabar yg ia berikan kepada Bang Jul. Bang Jul sadar, 2-3 hari yg lalu ia begitu disibukkan dengan pekerjaannya yang sedikit mempengaruhi mood Bang Jul. Meskipun begitu, Bang Jul tetap ingat dengan Ayuni dalam hari-harinya.

Kemudian Bang Jul mengangkat telp dan menghubungi no Ayuni. Tak lama telp tersambung dan terdengarlah nada tunggu pribadi dari lagu seorang penyanyi wanita indonesia yg terkenal yg hit nya selalu fenomenal dengan lagu-lagu cintanya yg juga menjadi soundtrack sebuah film karya anak bangsa. Hanya rangkaian kata yg sederhana dalam lagu itu tp penuh makna, ucap Bang Jul. Bang Jul juga tahu, bahwa Ayuni jg cukup disibukkan dengan pekerjaan di kantornya sehingga Bang Jul pun memaklumi jika Ayuni tak sempat memberi kabar kepadanya. Sepertinya tak perlu lama menunggu telp diangkat karena di ujung telp sana terdengar suara yg Bang Jul sudah cukup kenal.

“Halo.., Assalamualaikum..” seperti biasa Ayuni menyapa dengan salam.

“Waalaikumsalam...., pa kabar Neng...?” Bang Jul membalas salam Ayuni dan menanyakan kabar Ayuni.

“Baikk..., Abang sendiri gimana kabarnya...?” terdengar nada Ayuni yg datar dalam menjawab pertanyaan Bang Jul.

Bang Jul segera menangkap kesan itu. Sepertinya ada sesuatu yg mengganjal dalam hati Ayuni dan Bang Jul ingin mencari tahu.

“Alhamdulillah, Abang jg baik. Sepertinya nada bicara km aneh Neng... ada apa sm km Neng...? lama jg gak denger kabar km, km lagi sibuk yahh..?”

“Gak, gpp... Abang marah yah sm Neng..? Abang jg sibuk banget yah...?” Ayuni balik memberikan pertanyaan kepada Bang Jul.

Bang Jul terdiam dan berusaha mengerti apa yg menjadi pertanyaan dari Ayuni. Sepertinya ada salah pengertian dengan Ayuni terhadap Bang Jul, begitu pikir Bang Jul.

Kemudian terdengar lagi suara Ayuni.

“Abang kok lama gak ada kabar..? Neng ngerasa didiemin dan Neng gak suka di diemin, kl Neng di diemin , Neng bakalan semakin diem” Ayuni berkata dengan nada kecewa kepada Bang Jul karena sikap Bang Jul yg kadang terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga melupakan seseorang yg telah memiliki arti penting dalam hidupnya.

Bang jul tersentak kaget mendengar apa yg telah di ucapkan oleh Ayuni. Dan sekarang Bang Jul tahu apa yg menjadi ganjalan dihati Ayuni sehingga nada suaranya tadi terdengar datar dan sekarang dengan nada kecewa.

“Ya ampun Nengg…,” Bang Jul berkata sambil menghela napas panjang, mencoba mengatur setiap kata yg akan di ucapkannya.

“Abang tuh gak pernah ada niatan sm sekali untuk ngediemin km. Abang emang lagi agak2 ruwet dengan pekerjaan abang minggu2 ini. Jadi blum sempet ngehubungin km. Lagian km kan jg tau kalo Abang tuh sayang sm km, lalu buat apa Abang ngediemin km..?” Bang Jul coba memberikan penjelasan kepada Ayuni mengapa sampai tidak ada kabar tentang dirinya.

“Neng sebel sm Abang, Abang tuh suka banget gak ada kabar sampai 2-3 hari. Neng suka ngerasa sendirian. Neng sebelll…!!! meskipun pada akhirnya Neng tau Abang gak ada maksud seperti itu. Tp Neng gak suka dengan sikap Abang itu...” Ayuni melanjutkan perkataannya masih dengan nada yg kecewa kepada Bang Jul.

Bang Jul terdiam sejenak. Dalam hatinya cukup mengerti dan memahami dengan kondisi yang sedang terjadi saat ini. Tapi ada sesuatu juga yang mengganjal di hati Bang Jul.

“Abang jg sebel sm km Neng, jadi seandainya abang gak ngehubungin km hari ini, km nanti gak bakalan ngehubungin abang yahh..? kok km bisa siy seperti itu...? kenapa km gak tanya langsung ke Abang..?” kali ini Bang Jul balik memperlihatkan nada kekecewaanya kepada Ayuni karena menurutnya, Ayuni terlalu mudah menarik kesimpulan.

Kadang wanita memang agak sulit di mengerti, terlalu perasa dan mudah sekali menarik kesimpulan.

“Emm.... ya gak gitu bang, gimana yahh.. Neng jg bingung ngejelasinnya. Abang marah yahh...? ya udah deh, Neng minta maaf dehhh....” Ayuni agak sedikit bingung menjawab pertanyaan Bang Jul. Dalam hatinya, mungkin ada benarnya jg kl dia mungkin terlalu cepat men judge Bang Jul. Karena selama ini yg dia tahu, Bang Jul memang sangat menyayangi dia.

“Ya udahlah neng, abang jg ngaku salah sm neng...maafin abang jg yahh...”

Bang Jul pun sadar bahwa ia telah melakukan sebuah kesalahan kepada seseorang yg seharusnya ia berikan cukup perhatian kepadanya. Meskipun kadang pekerjaan yg ia kerjakan cukup menyita perhatiannya. Dan ketika sesampainya pulang kerumah, terkadang Bang Jul langsung menuju pembaringan untuk mengistirahatkan pikirannya dari penatnya kehidupan dunia yg ia telah jalani hari itu. Dan tanpa tersadar Bang Jul pun sudah terlelap dalam buaian mimpi yang entah mimpi “indah” atau “endah” yg ia impikan, hanya Tuhan yg tahu.

“Dengan seperti ini, Abang jadi tau apa yg seharusnya Abang lakukan. So, yg penting adalah komunikasi. Bukan begitu neng...?” Bang Jul melanjutkan perkataannya.

“Iyah bang, Neng setuju. Maafin Neng jg yah bang... Neng sayang sama Abang..” Ayuni mengiyakan apa yg diucapkan Bang Jul dan mengucapkan kata sayang di akhir kalimat. Sebuah kata yg sangat sederhana namun Bang Jul selalu merasa senang bila mendengarnya. Dan selalu ada kebahagiaan tersendiri bila Ayuni mengucapkan kalimat itu ataupun hanya sekedar menulisnya dalam sebuah pesan singkat tp tidak mengurangi makna dan maksud dari kalimat itu sendiri yg merupakan ungkapan perasan dan cerminan hati.

Mungkin selama ini Bang Jul dan Ayuni blum cukup saling terbuka karena kurangnya komunikasi. Namun hari ini cukup membuka pikiran dan hati Bang Jul akan apa yg seharusnya dia perhatikan dan dia lakukan. Komunikasi yg baik menjadi bagian terpenting dalam membina sebuah hubungan. Tanpa saling komunikasi, Bang Jul dan Ayuni tidak akan pernah bisa saling mengerti dan memahami. Bang Jul jg hanya seorang manusia biasa yg tidak mungkin bisa mengetahui apa yg ada dalam pikiran dan hati Ayuni atau apa yg menjadi harapan dan keinginan Ayuni terhadap Bang Jul jika Ayuni hanya berdiam diri saja. Dan begitu jg sebaliknya.

Hari ini Bang Jul cukup merasa bahagia, meskipun awalnya ada kekecewaan, tp salah satu proses pendewasaan baru saja Bang Jul dan Ayuni lakukan yaitu keterbukaan dan saling pengertian. Ada sbuah harapan yg tersimpan dalam hati Bang Jul, smoga ini menjadi suatu langkah yg baik untuk menapaki setiap jejak-jejak langkah kehidupan lainnya yg penuh dengan halangan dan rintangan serta membutuhkan perjuangan bahkan tak jarang memerlukan sebuah pengorbanan.

Ada satu hal jg yg selalu Bang Jul coba pegang teguh, yaitu, tidak menyelesaikan persoalan dengan emosi. Karena emosi akan merusak segalanya, hingga hal-hal yg tidak kita inginkan terjadi bisa saja terjadi. Semua memang menjadi kehendak Nya. Manusia hanyalah berusaha sajah, begitu ucap Bang Jul dalam hati kecilnya.

Neng, I hope you are the missing piece in my heart that I’m looking for. I believe you are my soulmate that I will share my life with. But, I just still not believe it until we become together. And I know you already knew what i mean with. Pelan terucap dalam sanubari Bang Jul penuh dengan asa dan harapan.

Ada bahasa hati yg memang hanya bisa di mengerti dengan hati pula. Terucap tanpa harus diucapkan, Tergerak tanpa harus digerakan, tersampaikan tanpa harus disampaikan. Tulus, murni bahkan mulia dan selalu berakhir dengan kebaikan atau mungkin malah sebaliknya, smua tergantung manusia nya. Dan begitulah hidup.
J
=====

Ketika tangan kehidupan terasa berat dan malam tak berirama,
Inilah saatnya untuk cinta dan kepercayaan
Dan betapa menjadi ringannya tangan kehidupan dan betapa beriramanya malam,
Ketika seseorang mencintai dan mempercayainya
=====
Kebisuan malam adalah utusan yg paling berjasa diantara dua hati,
Karena ia mengemban pesan cinta dan membawakan pujian dari hati kita
Sebagaimana Tuhan membuat jiwa kita sebagai tawanan tubuh kita(KG)
=====
Teruntuk seseorang
ku tahu “Diam” adalah salah satu misteri kehidupan yg penuh rahasia didalamnya dan kini kau pun tahu



by Achul

Wednesday, December 14, 2005

Juragan Udang (JU)

JU: Alow Boss, pa kabar..?
Jul: Alow jg Gan.., alhmdlh baek. wuahh… tumben niy manggil2 gw, ada apaan niy..?
JU: Baekk… Emm…. Gak ada apa2 siyy…. Loe mo beli udang gak..?
Jul: Hahh..!!! loe manggil gw cm mo jual udang…???
JU: Yg ini udang betina boss.. loe pan masih jomblo bukan..?
Jul: Addohh…. Kampret loe Gan..!! trus loe empanin gw sm udang betina, gituuhhh…. ? buat loe ajah dehh, loe jg masih jomblo jg bukan..? rese loeee…, kl loe deket, gw bejek-bejek loee..!!!!
JU: Huahahaha…. Segitu sewotnya siy boss.. bcanda lagehh Jul….. :p
Jul: Huehehe… gw tau kok loe bcanda. Lagian yg ada jg kl loe dapet betina loe embat duluan bukann..? :p
JU: Tau ajah loe Jul.. :D Oia, tahun baruan kemana niy…?
Jul: Nah itu dia tuhh, gw jg blum tau niy mo kemana. Temen-temen yg lain blum ada yg ngomongin sehh…
JU: Ehh, kita ke Lembang ajah yukk sm Kang Mul….!
Jul: Lembang mana..? Lembang Menteng sini maksud loe…?
JU: Plis deh Jul, otak loe tuhhh….. tahun baruan gettohhh… Lembang Bandung lahh…
Jul: Huehehe… kali ajahh loe butuh Gan. :p
JU: Rese loe Jul… disini jg banyak taukk, gw tinggal tunjuk ajahh…
Jul: Trus pada mau yah Gan..?
JU: Kagak, kabur smua…. Huehehe… :D
Jul: Huahahaha…. Kuaciaaannn….. dehh loeee…..!!! muka loe siy terlalu nafsu jadinya nakutinn.. :p
JU: Ya udah, jadi gimana niy.. mo gak ke Lembang, ntar skalian kita mampir ke tempat Kang Mul liat ponakan kita..
Jul: Hmmm……. Boleh jg tuhh… ya udah sm sapa lagi? Eh, dah ajakan si Mamang blum…?
JU: Udah, gw udah ajakin dia dan dia dah mau. Maksud gw, loe jg ajakin yg lainnya biar kita konvoi banyakan perginya
Jul: Hmm….. sapa lagi yahh… palingan si Seira kl mo di ajak.
JU: Ya pokoknya ajakin ajah yg lainnya..
Jul: Kita pergi naek motor kan yahh..? plis dehh, emang sapa lagi yg bisa di ajakin..? Emm….. gak tau deh kl Bang Didot..
JU: Nah itu tuh siy Bang Didot loe ajakin jg..!
Jul: Kl Bang Didot gw gak yakin deh mau kl naek motor. Dia kayaknya lebih seneng bawa mobil ketimbang motor. Kan waktu dia bw motor ke rmh loe di sukabumi dia bilang dia kapok bukan…?
JU: Huehehehe… iya sehh.. ya pokoknya loe kasih tau yg laen jg dehhh. Emm.. Bu Mega sm Kang Yayan kl bisa dikasih tau jg tuhh…
Jul: Maksud loe….? kita pergi naek motor bukan? gimana cara mereka ikutan..?
JU: Maksudnya, kali ajah kita bisa nginep gratis di tempat penginapan mereka di Subang. Kan lumayan tuhh…. Mereka siy pergi bw kendaraan masing2 lahh.. :D
Jul: Hahh….!!! Hare genehhh nyari gretongannn and pas tahun baru pula..? yang bener ajah Gan..? plis dehhh…!! kl minta kortingan siy mungkin bisa ajah kalee... tp gak gretong Gan..
JU: Huehehe… kali ajah Jul :D. oke dehh Jul. ntar kita omongin lagi yahh. Gw mo jualan lagi nehh…
Jul: Dasar loe Gann…., gih sana jualan lagi. Trus jgn lupa kl balik kesini bawa nuget udang yak…!!!
JU: Siipp…! Ampe ketemu diakhir taon Jul..
Jul: Okehh.

Monday, August 22, 2005

Lanjutan Cerita: *Sbuah Pertemuan*

Tiga bulan berlalu sudah semenjak peristiwa itu. Bang Jul sedang bersantai-santai di rumah karena jadwal kuliah yg semakin sedikit di tingkat-tingkat akhir perkuliahan. Bang Jul sejenak mencoba menikmati waktu sambil mendengarkan nada-nada berirama lounge dari Cafe Del Mar. Yup, sejenak melupakan kepenatan kehidupan kampus yang sebelumnya padat dengan kegiatan perkuliahan baik tugas-tugas kuliah, praktikum maupun Quiz yang selalu diadakan setiap minggu oleh para dosen yang seneng ngeliat tampang mahasiswanya mendadak pucat dan berkeringat dingin begitu melihat soal-soal quiz.

“Hey kamu, mahasiswa yg duduk di ujung sanah, kenapa muka kamu pucat..?” Sang Dosen menegur mahasiswa yang begitu menerima lembar soal quiz langsung mengeluarkan keringat dingin sedingin-dinginnya seolah-olah kutub utara tiba-tiba terpampang diwajahnya dan berwajah pucat pasi seputih beruang kutub. (Tinggal siapin kain kapan ajah tuhh.., bentar lagi jg kena serangan jantung trus pingsan dan keabisan napas dehh.....).
“ehh, emm...i.yah pak, Sssaya sss...ssaa..sakitt..” si Mahasiswa menjawab dengan gugup sesuai dengan keadaan psikologi jiwanya saat itu yg sedang terguncang oleh soal-soal Sang Dosen.
“kok bisa..? tadi Saya liat kamu cengangas-cengenges gak karuan sebelum masuk kelas ini. Pasti kamu cari alasan biar bisa gak ikut quiz ini yahh...? jangan coba-coba ngadalin sayah yah..?” Sang Dosen menuduh si mahasiswa.
“tadi emang Sssaya sehat pak.., tapi begitu liat soal yang bapak buat ssssaya tiba-tiba jadi eneg mo muntah dan jadi gak enak badan gini. Bapak bikin soal dari buku yg mana siy pak..? kok Sssaya prasaan gak pernah nemu ini soal...?”
“Kamu emangnya baca buku apa...?”
“Sssaya baca buku The Da Vinci Code dan Angel and Demon pak...?”
“Dasar mahasiswa dodol, ini ujian kalkulus tauk..!!! gak ada sangkut pautnya sama itu buku..!sudah kamu pulang sajah sanah..! gak usah ikutan quiz dan kelas inih..” “Jadi..., jadi sssaya boleh pulang niy pak...?” si mahasiswa berkata sambil berlaga gagap dan gugup.
“Iyahhh.. pulang sanahh..!! masa saya suruh kamu tidur disini ampe jam kuliah saya berakhir...!! dasar mahasiswa dodol..” Sang Dosen berucap dengan ekspresi wajah yang sebentar lagi berubah menjadi srigala yang siap menyantap mangsanya karena kelakuan si mahasiswa yang agak-agak oon bin dodol pake pura-pura gak ngerti maksud perintah dari si dosen.
“Terimakasih Pak..., itu yg memang saya harapkan pak.., daripada saya ntar masuk rumah sakit kena stroke cuma gara-gara gak bisa ngerjain soal dari Bapak..” dan segera mahasiswa itu meninggalkan kelas dengan riang gembira dan secara spontan menjadi sehat walafiat kembali tak kurang sesuatu apapun. (dasar mahasiswa gokil... ada gak siy yg kyk gituhh...?)

Ya begitulah sedikit warna kehidupan perkuliahan di kampus, tiap minggu, tugas, kuis, tugas, kuis yang tak henti-hentinya ampe bosen tp gak boleh bosen (sulit kan..?, dah kayak buah simalakama ajah, dimakan sakit perut gak dimakan jg sakit perut). Sekarang Bang Jul tinggal menyelesaikan satu mata kuliah lagi dan tugas akhirnya menyusun skripsi. Tapi saat ini waktunya santai dulu buat Bang Jul di rumah. Sebuah alunan musik dari cafe del mar,

we can be, we can be more than ever people
more than ever people more than ever people...
wake up your lazy people, put on your hands and realize
we can be positive people, and just your attitude and wise
we can be, we can be more than ever people
more than ever people more than ever people

Tiba-tiba ditengah-tengah keasyikan mendengarkan alunan musik Cafe Del Mar, Bang Jul dikagetkan oleh panggilan suara yang cukup akrab ditelinganya. Yup, suara itu berasal dari Ayahandanya.
“Jul..Jul....... lagi ngapain dikamar..? kesini sebentar Ayah mo ngomong..!” Ayah Bang Jul memanggil karena ada sesuatu yg mungkin ingin disampaikan kepada Bang Jul. Dengan segera Bang Jul bangun dari santainya dan menghampiri sang Ayah.
“Ada apa siy Ayah manggil-manggil Jul..? Jul kan lagi asik di kamar..”
“Ehh, kamu tuh kl dipanggil lama banget siy.. lagian ngapain kamu dikamar seharian..? palingan liatin cecak pacaran...gak mutu tauk..!!!”
“Ah Ayah bisa ajah, emang ada apa siy...?”
“Gini.., kan kamu kebetulan lagi dirumah ajah niy.., nah, besok minggu tuh ponakan Ayah yg anaknya Tante Ida di Ciomas Banten mo nikahan. Jadi Ayah minta kamu temenin Ayah kesana yahh, skalian kita ziarah ke makam kakek kamu disana..”
“Owhh..... kirain ada apa gituhh.., ternyata itu tohh.....” Jul menjawab tanpa ekspresi.
“Ehh.. nanti Tante Dyah skluarga jg dateng lohhh...” Ayah Bang Jul melanjutkan. “Trus...” Jul masih menjawab tanpa ekspresi.
“lohhh...... kamu ini gimana siy Jul, Tante Dyah kan Ibunda nya si Sasya, kamu dah tau kan..?”
“Hahh...!”

Akhirnya Bang Jul mengeluarkan ekspresi di raut wajahnya stelah sedari tadi hanya menjawab tanpa ekspresi. Tapi ekspresi Bang Jul kl ini agak aneh, mungkin karena ucapan Ayah Bang Jul yg menyebut nama Sasya mengembalikan memory Bang Jul kembali kepada peristiwa yg membuat Bang Jul bete dan kesal. Tapi disisi lain, Bang Jul ingin sekali mengetahui dan melihat secara langsung seperti apakah wajah dari makhluk yg bernama Sasya itu. apakah dia mirip dengan Paris Hilton atau minimal mirip dengan Dian Sastro atau jangan-jangan malah mirip Omaswati atau Mpok Nori lagihh. Whuaaaa..... tolonggg.....!! Bang Jul membatin dalam hati.
“Kamu kenapa Jul..? kok seperti ada sesuatu di wajah kamu begitu Ayah menyebut nama Sasya. Kamu dah pernah ketemu yahh...? dia kan satu universitas sm kamu..” Ayah Bang Jul melontarkan pertanyaan yg membuat Bang Jul tersadar dari lamunannya.
“Ahh.. gak, gak kok yahh... ya udah, nanti kita berangkat kesana naek apa...?” Bang Jul terlihat mencoba mengalihkan topik pembicaraan dan berkeinginan tidak membahas atau menceritakan apa yg pernah dialaminya dengan Sasya.
“Nanti kita bareng Tante Nany. Tante Nany akan jemput kita pagi-pagi. Jadi kamu nanti abis sholat subuh jangan pake tidur lagi yahh..! langsung mandi trus sarapan. Ingat tuhh..!” Ayah Bang Jul mengingatkan Bang Jul akan kebiasaannya yg suka tidur lagih sehabis sholat subuh. Mungkin karena udara subuh yg masih dingin yang selalu menggoda mata Bang Jul untuk dipejamkan kembali membuat Bang Jul tak tahan untuk merebahkan kembali tubuhnya dipembaringan yg jg turut melambai-lambai dimata Bang Jul. Begitu menggoda. Dasar pembaringan murahan. Bang Jul tak tahan godaannya.
“Okeh..okeh..., besok pagi Jul gak akan tidur lagi sehabis sholat subuh dehh.., Jul janji..” sambil mengacung dua jari berbentuk hurup ‘V’ yang katanya artinya seseorang terikat dengan janji yg telah diucapkannya.

Keesokan paginya Bang Jul bangun sesuai dengan janjinya, tidak tidur lagi setelah sholat subuh, melainkan mandi trus sarapan dan bersiap-siap berangkat menuju kampung halamannya. Tante Nany skluarga (suami dan seorang anaknya) pun datang pagi-pagi sekali seperti yg Ayah Bang Jul ucapkan kemarin. Tanpa terlalu lama berbasa-basi, mreka smua masuk ke dalam mobil kijang yg memang memiliki daya tampung penumpang cukup lumayan luas. Perjalanan menuju kampung halaman Bang Jul tempat dilangsungkan nya akad dan resepsi pernikahan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Dan kurang lebih selama 2 jam dijalan Bang Jul akan ditemani bersama seorang makhluk kecil yg lagi lucu-lucunya dan nakal-nakalnya bermain.
“Omm Jul, kok gak ngajak pacarnya jg siy...? gak punya yahh..? niy jadi pacar boneka barbie ku ajah mo gak..? dia jg masih sendiri kok, kemarin boneka pasangannya udah aku injak-injak dan banting-banting. Abis aku dah bosen sm dia..” Sepertinya ponakan Bang Jul yg bernama Intan kl sudah seperti ini berarti sedang kambuh kejahilannya. Dia akan selalu mengucapkan sesuatu yg sangat unpredictable, membuat Bang Jul mati gaya.
“Eh iyah yahh... knp Om Jul gak ngajak pacar yahh.. knp yah Tante..?” Bang Jul berusaha mencari bantuan.
“Lohh.... kok kamu malah nanya Tante siy Jul.. emang kamu dah punya..?”
halahhh... Tante Nany bukan membantu Bang Jul malah dia semakin membuat Bang Jul lebih mati gaya lagi.
“Eh, iyah siy Intan.. Om emang blum punya pacar. Tp Om kan gak mungkin donk jadi pacar boneka barbie kamu. Pertama, secara dia itu boneka yg gak bisa Om pacarin, kedua, nanti kl Om jadi pacar boneka kamu terus nanti kamu nya bosen, ntar Om bernasib sama lagi sperti boneka-boneka sebelumnya yg kamu campakkan kalau km dah bosen setelah sebelumnya kamu siksa dengan cara dibanting, diinjak trus dilempar ke kali. Om gak mo ahhh....” Bang Jul coba memberikan argumentasi.
“Gak lahh, gak begitu Om.. kl Om mo jadi pacar boneka barbie Intan, nanti Om, Intan kasih aer keras dulu. Kan jadinya sm tuhhh, boneka gak bernyawa Om jg gak bernyawa.”
Hahh.....! Gubraksss...... niy anak salah makan kali yah tadi pagi. Diajarin apa siy sm orangtuanya, Bang Jul coba menganalisa. Sakit..sakit... niy anak pasti lagi sakit panas kali.... masa dia bisa ngomong kyk gitu siy..? kenapa niy anak harus ikut siy..parahhh.... jerit Bang Jul dalam hati.
“Aduhh Intan, tega banget siy kamu... masa Om mo di aer kerasan siy..? emang Om binatang apa?”
“Iyah niy kamu Intan, km gak boleh ngomong gituh sm Om Jul, mama kan gak ngajarin kamu ngomong seperti itu” Tante Nany menasehati anaknya yg sepertinya kali ini dah klewatan ngerjain Bang Jul.
“Iyah mah.. intan cm bercanda kok. Gpp kan Omm..?” intan berkata tanpa rasa bersalah dan sambil tersenyum manis yg membuat hati Bang Jul pun luluh seketika dan melupakan kejahilan intan tadi.
“Tapi kucing dirumah jg gak ada pasangan tuh Omm.. Om mo gak..? atau, kan Om ada jenggotnya tuhh, gimana kl sm kambing ajahh...?”
Arrgghhhhh.....! Bang Jul bener-bener kewalahan menghadapi keponakannya yg super jahil dan ingin segera rasanya Bang Jul turun dari mobil dan melanjutkan perjalanan naik bis sajah. Tapi berhubung ini masih di jalan tol, mana mungkin ada bis yg mo berhenti. Bener-bener pilihan syulid dan hidup pun syulid
“Lohhh.. Om Jul ngapain daritadi ngeliatan ke jendela nengok kanan kiri..? nyari bis yahh..? pah..pah.. berhenti dulu pah, Om Jul mo turun kyknya tuh. Om Jul mo naek bis yahh..? nanti hati-hati di jalan yah Om Jul..” Intan seolah-olah membaca mimik muka Bang Jul. Huhuhuhu.... Bang Jul seperti menangis dalam hati. Dasar keponakan usil. Kalo gak ada mama papa nya udah Bang Jul pites niy ubun-ubunnya.
“ehh, Intan... gak boleh begitu. Om Jul bukannya mo turun, Om Jul cm lihat-lihat pemandangan ajah kok. udah cukup isengnya sm Om Jul, jangan usil lagih” mamanya kembali menasehati anaknya yg super usil.
“iyah Intan, papa gak mo kamu usil lagih. Duduk yg baik sana. Jangan usil lagih” kali ini papa nya intan ikut menasehati.
“huahahaha.... dasar anak-anak. Udah Jul kamu gak usah ambil hati” Ayah Bang Jul pun ikutan berkomentar melihat kelakuan intan dan tampang Bang Jul.

Akhirnya penderitaan Bang Jul dalam mobil bersama ponakannya Intan akan segera berakhir stelah mobil keluar dari pintu tol. Dan mobil melesat melaju menuju desa ciomas. Intan pun terlihat lebih diam, mungkin karena sudah merasa kecapean karena selama dlm perjalanan menjahili Bang Jul.

Selang 20 menit kemudian tibalah Bang Jul di kampung halamannya, sebuah kampung yg memang penduduknya satu sama lain adalah masih bersaudara. Bang Jul beserta rombongan tiba lebih awal dimana sang pengantin pria yg notabene adalah orang Jakarta blum tiba ditempat. Stelah bertemu dengan Tante Ida dan suaminya sebagai pemilik hajat, Bang Jul mencari tempat duduk yg nyaman dihalaman rumah. Sambil sesekali memperhatikan orang-orang yg mulai berdatangan untuk menyaksikan prosesi akad nikah. Bang Jul blum melihat wajah Tante Dyah Ibunda si Sasya yg memang wajahnya masih cukup di ingat oleh Bang Jul. Ayah Bang Jul pun sudah berbaur dengan sanak sodara dan kerabatnya yg sudah hadir terlebih dahulu. Tak berapa lama kemudian terdengar suara irama rebana yg ditabuh diiringi shalawat Nabi yg menandakan bahwa pengantin pria sudah tiba. Prosesi akad nikah pun segera berlangsung. Nuansa khidmad dan sakral begitu sangat kental terasa saat prosesi dimulai. Sang penghulu dan sang ustadz yg diundang memberikan wejangan yang begitu mendamaikan serta menyejukkan kepada kedua pengantin.

Beberapa sosok wajah yang berusia sepantaran Bang Jul berlalu lalang mencoba mengambil gambar moment yg paling bahagia ini. beberapa diantaranya memang Bang Jul kenal. Tapi beberapa diantaranya seolah-olah pernah Bang Jul lihat tapi entah di mana ataw di acara apa. Bang Jul mencoba berspekulasi setiap ada cewek cakep trus bertampang ataw berpenampilan seperti orang Jakarta menganggap barangkali itu Sasya. Trus kalo ada cewek yg lebih cakep lagi, brarti gugur pernyataan Bang Jul kepada cewek sebelumnya yg di anggap cakep dan begitu seterusnya. Kan tadi emang Bang Jul nganggepnya si Sasya mirip sm Paris Hilton ataw Dian Sastro bukan Omas ataw Mpok Nori. Gak banget getto lohh....

Prosesi akad telah selesai dan giliran waktunya memberikan selamat kepada kedua pengantin. Berhubung tamu yg datang begitu banyak, ketimbang ngantri memberi selamat mending ngantri ngambil makanan, demikian pikir Bang Jul. Pada saat makan, terlihat beberapa cewek berjilbab melirik ke arah Bang Jul. Mungkin dalam hati tuh cewek. ‘Hai cowok, kok sendirian ajah siy... gak pengen apah kyk pengantin didalam...?’ fiuhh... Bang Jul mencoba berkonsentrasi sm makanannya. Meskipun dalam hatinya berkata, ‘tunggu yahh, gw habisin makan gw dulu, laper banget niy soalnya, ntar ajah kenalannya’. loh kok pada bicara pake bahasa isyarat siy. Tapi itu cm sesaat karena tiba-tiba ada cowok yg nyamperin itu cewek sambil bawain makanan. Halahhh.... tuh cewek dah punya cowok kyknya. Batin Bang Jul sambil trus melahap makanannya.

Setelah selesai makan, Bang Jul keluar dari rumah ke jalan sekedar mencari udara segar. Terlihat seorang sodara sepupu Bang Jul yg merupakan anak dari kakak kandung Ayahnya Bang Jul duduk di bawah pohon rindang sambil menghisap rokok. Bang Jul pun menghampiri dan duduk disebelahnya.
“Ehh, Kak Seha, sendirian ajah niy, kumaha damang..?” Bang Jul menyapa sepupunya dengan panggilan kak karena menghormati silsilah keturunan.
“Ehh, Dede Jul, alhamdulillah, sae.. iyah niy sendirian ajah, didalam rame banget jadi mending diluar ajah, Dede Jul kumaha kabarna..?” sepupu Bang Jul balas menyapa dengan panggilan dede yg karena secara umur memang sebenarnya lebih tua Bang Jul dari sepupunya. Tapi berhubung kl panggil nama ajah gak sopan karena yg dipanggil lebih tua, maka kata dede ditambahkan diawal nama.
“Alhamdulillah, sehat. Iyah. Didalam rame banget, mangkanya saya jg keluar buat ngadem. Eh, Kak Seha kenal yg namanya Sasya gak anaknya Tante Dyah...?” Bang Jul coba bertanya kepada sepupunya ini tentang Sasya yg barangkali tahu sosok orangnya yg mana. Karena secara mobil yg udah datang banyak yg bernomor polisi Jakarta, jadi gak mungkin si Sasya sekluarga atw minimal Ibundanya yaitu Tante Dyah blum datang. “Prasaan pernah denger namanya dan pernah ketemu, tapi saya agak lupa yg mana orangnya karena itu mungkin dulu bangett..” Rupanya spupunya Bang Jul yg bernama Seha ini jg tidak terlalu ingat wajah dari Sasya.

Sebetulnya di hadapan Bang Jul dan spupunya Seha berdiri seklompok anak muda yg kl dilihat dari penampilannya pasti orang Jakarta. Terlihat bahwa mereka sedang asik bicara sambil tertawa dan bercanda. Diantaranya terdapat cewek-cewek berjilbab yg salah satunya Bang Jul lihat pas saat makan tadi. Lagi-lagi Bang Jul berpikir dan berujar dalam hati, mungkin salah satunya ada yg bernama Sasya. Tiba-tiba Ayah Bang Jul keluar dari rumah pengantin dan ikut berbaur dengan kerabatnya yg sudah terlebih dahulu berada diluar rumah. Ketika melihat sekumpulan anak muda itu, tiba-tiba Ayah Bang Jul menghampirinya. Bang Jul yg melihat itu tidak tahu dan tidak mengerti apa yg akan dilakukan oleh Ayahnya. Dalam hati Bang Jul hanya berkata, mungkin ada keponakan Ayah Bang Jul yg dikenalnya. Jadi Ayah Bang Jul menghampirinya. Kemudian terdengar suara dari Ayah Bang Jul.
“Halo smua, yang mana niy yg namanya Sasya..?” Eh busyet dehh ternyata Ayahnya Bang Jul mencari Sasya. Wadohh, Bang Jul langsung panik gak menyangka akan seperti ini jadinya. Salah seorang dari kumpulan itu menunjuk ke salah seorang cewek berjilbab dan berkata,
“Ini yang namanya Sasya pak..”
“Owhhh..... ini Uwa cm mo kenalin anak Uwa yg masih sodara jg sm kamu dan kuliah di universitas yg sama dengan Sasya.”

Terlihat wajah Sasya yg jg ikutan panik dengan tindakan Ayah Bang Jul yg begitu diluar dugaan. Bang Jul sendiri bingung harus ngapain, kl mo kabur ntar malah di curigain lagih. Mo pura-pura kebelakang sakit perut gak mungkin karena kl mo numpang ke belakang tetep harus melewati si Sasya. Lagian agak susah jg bikin wajah pura-pura jadi pucat dalam waktu sekejap Akhirnya Bang Jul pasrah dengan apa yg bakal terjadi. Ayah Bang Jul pun tiba-tiba mengalihkan pandangan matanya ke arah Bang Jul.
“Jul sini...” Bang Jul pun mau tak mau datang dan menghampiri Ayahnya.
“Nah ini, yang namanya Sasya anaknya Tante Dyah. Sasya ini jul anak uwa... kan jadi enak kl sesama sodara dah saling kenal..ya udah pada ngobrol yah” Ayah Bang Jul saling memperkenalkan jul dengan Sasya dan kemudian meninggalkan Bang Jul untuk berbaur lagi dengan kerabat dan sodara-sodaranya yang lain. Maklum kl bukan karena peristiwa ini gak mungkin Ayah Bang Jul bisa bertemu dan menyapa sodara-sodaranya dan kerabat-kerabatnya dikampung.

“Alow, gw Jul...” jul mengulurkan tangannya mengajak Sasya bersalaman. Sesaat tp penuh arti dimana Bang Jul akhirnya bertemu dengan sosok sepupunya yg terdengar agak sombong dalam nada bicaranya di SMS.
“Alow jg, gw Sasya...” Sasya jg mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan jul. Menyunggingkan senyuman manis yg ia punya.
“Owhh.. loe temennya Mba Mela itu yahh..angkatan berapa..?” rupanya Sasya masih ingat dengan SMS an nya dengan Bang Jul dan mungkin Mela jg sudah menceritakan kepada Sasya perihal Bang Jul.
“Iyahh, Mela dah cerita ke loe jg yahh..? gw angkatan 34. loe angkatan berapa..?” Bang Jul balik bertanya kepada Sasya.
“Iyah, Mba Mela udah cerita ke gw. gw angkatan 35”

Sesaat setelah Sasya berkata itu ada kevakuman percakapan yg terbentuk karena memang sebelah kuping Sasya dipakai untuk ngobrol sm Bang Jul dan sbelahnya lagi dipakai untuk teman-temannya Sasya yg sedari tadi asik ngobrol sambil bercanda. Akhirnya Bang Jul memutuskan berpamitan sm Sasya untuk kembali duduk bersama spupunya kak seha.
“Gw kesana dulu yahh...”
“Owhh.. okeh..”

Berakhirlah percakapan singkat itu dengan rasa puas dalam hati Bang Jul. Akhirnya Bang Jul bertemu dengan spupunya Sasya. Meskipun wajahnya tak seperti yg dibayangkan oleh Bang Jul yg berharap mirip dengan Paris Hilton atw minimal mirip Dian Sastro tapi setidaknya wajah sepupunya jg tidak mirip dengan Omaswati ataupun Mpok Nori. Dan satu hal lagi, sebenarnya Sasya adalah orang yg ramah dan tak sesombong seperti nada bicaranya lwt SMS. Apa benar sperti itu...? tunggu ajah deh kelanjutannya :)


by achul

Friday, August 19, 2005

Dulu Hiking Sekarang Touring

Yup, gimana gak judulnya seperti itu karena baru-baru ini gw habis melakukan perjalanan terjauh gw mengendarai motor sampai dengan Bandung yg memerlukan waktu tempuh kurang lebih 4-5 jam dari Jakarta bersama seorang rekan yg biasa dipanggil Kucir. Dan di Bandung jemput temen lagi yg biasa dipanggil Anjrit. Kalo dulu emang naek gunung kemana ajah gw jabanin, sekarang mah touring naek motor. Kalo dipikir-pikir, yah sama lahh kyk perjalanan naek gunung. Touring memerlukan kesiapan fisik dan mental jg. Badan harus fit dalam menghadapi terpaan angin, debu jalan, terik matahari maupun hujan. Kesabaran harus besar ketika menghadapi kemacetan-kemacetan di jalan, kendaraan yang suka saling serobot dan salip-salipan berebut jalan. Ya begitulah emang kalo orang berkendaraan. Dan ini adalah perjalanan terjauh gw dengan berkendara motor, yang sebelumnya tuh gw paling jauh cuma sampe Sukabumi doank ke daerah Cisaat tempatnya Kang Irlan. Mendengar kata Sukabumi Tiba-tiba temen gw langsung motong,

Temen: “Hahh.. lo dah pernah ke Sukabumi..?”
Gw: “Yup...”
Temen: “Lewat ‘danau’ itu donkss..?”
Gw: “Lah iyahh, emang lewat mana lagi..”
Temen: “Brarti...?”
Gw: “Bener..”
Temen: “Jadi..?”
Gw: “Ya begitulahh....”
Temen: “Loe mampir kerumah nya donk...?”
Gw: “Rumah sapa...?”
Temen: “Eh, Selamat yahh....”
Gw: “Selamat apaannn.....???”
Temen: “Huahahaha...” *Temen gw langsung kabur cekikikan gak karuan*
Gw: “Fiuhh..Sakit tuh orang...!!” *@#%#$#$%$*

Oia, buat Kucir dan Anjrit, report perjalanan ke Bandung nya gw posting terpisah ajah yahh. Mungkin minggu depan kali baru gw posting. Habis masih dalam penulisan siy. terutama pengalaman kedua kalinya kedua di telp Bapaknya temen yg bikin gw deg-deg an plus pas pulang dari Soreang yg nyasar gak karuan tengah malam (sekitar jam 24.00-25.00) disebuah komplek perumahan dan gak tau jalan keluarnya kl seandainya kita gak nemuin tukang ojek yg kebetulan abis nganterin orang di komplek itu dan udah mo pulang jg. ancur banget dehhh :D

Monday, August 08, 2005

Sebuah Cerita: *Penafikan & Miss informasi*

Cerita sebelumnya: *Awal Mula Seorang Sepupu*


*PENAFIKAN & MISS INFORMASI*
Tujuan Bang Jul mencoba mencari spupunya tak lain hanya ingin memperpanjang tali silahturahmi dan agar tak mati obor. Sebuah istilah yang digunakan dimana sesama saudara sudah tidak saling kenal dan mengenal lagi satu dengan yang lainnya. Bang Jul terus berusaha mencari informasi tentang keberadaan Sasya hingga akhirnya Bang Jul bertemu dengan kakak kelasnya yang bernama Mela di Kampusnya, tepatnya di sebuah Jurusan penuh hipotesis, asumsi dan nilai toleransi.
Bang Jul pun menghampiri Mela dan menyapanya.
“Hai Mela, pa kabar...? lama gak kliatan kemana ajah..?” Bang Jul memulai percakapan.
“Halo Bang Jul, gw baik-baik ajah, iya niy gw lagi sibuk nyusun skripi..” Mela menjawab. “Gw mo ketemu dosen susah banget siy...!” Mela menggerutu, karena beberapa hari ini dia sudah menunggu sang dosen untuk membuat suatu janji untuk membahas skripsinya tp sayang sang dosen tak kunjung kelihatan juga batang hidungnya.
“Gini niy kalau dosen lebih mentingin proyeknya daripada Mahasiswanya. Soalnya kalau proyek ada duitnya, Mahasiswa emang kagak duitnya, apalagi Mahasiswa yang tampangnya kucel dan bayar SPP nya suka nunggak-nunggak, kasian kan...!!” Mela Melanjutkan gerutuannya.
“Emm.. iya juga siy..” Bang Jul coba mengiyakan dengan suara yang tenang dan coba menenangkan Mela yang menggerutu dan berekspresi jutek karena saking sudah terlalu lama menunggu sang dosen yang tak kunjung datang.
Bang Jul jadi terpikir bahwa memang terkadang bukan salah si Mahasiswa/Mahasiswi jika dalam menyusun skripsi membutuhkan waktu terlalu lama. Terkadang ada faktor dari si dosen juga atau beberapa/segelintir dosen yang kadang memiliki kesibukan diluar kegiatan akademiknya dan ini disamping faktor Mahasiswa/Mahasiswi yang nunggak bayar SPP nya.
Seandainya SPP bisa dibayar pake daun, mungkin para orangtua Mahasiswa/Mahasiswi yang berasal dari daerah akan berbondong-bondong ngirim daun kepada anaknya, mungkin tidak hanya sebulan sekali tapi bisa seminggu sekali. Berhubung bayarnya harus pake duit, terkadang para orangtua tersebut terpaksa harus menunggu dulu hasil panen dulu, baik dari perkebunan atau persawahan atau peternakan mereka.
Kemudian Bang Jul coba memfokuskan pada tujuan awal Bang Jul menyapa Mela, yaitu menanyakan sepupunya karena setau Bang Jul Mela ini ngekost didaerah yang sama dengan spupunya.
“Eh, Mel.., loe ngekost di daerah TM kan yahh..?” tanya Bang Jul.
“Di TM brapa Mel..?”
“Ada apa emangnya Bang Jul..? gw emang ngekost di TM1” jawab Mela tenang, mencoba cooling down dari kesalnya tadi.
“Ahh, gak.. gak ada apa2..” Bang Jul coba memperlihatkan seperti tidak ada sesuatu dari pertanyaannya.
“Ahahh...” tiba-tiba Mela mengagetkan Bang Jul.
”Cewek loe ngekost disana yahh..?” selidik Mela,
”Atau ada yang lagi loe incar yah disana..? Hayoo ngaku..!!!” Mela Melanjutkan dengan intonasi penuh tanya dan curiga kepada Bang Jul.
“Ya gak lah Mel, gw masih setia kok sm cewek gw, emang gw cowo apaan siy..?” Bang Jul coba melakukan pembelaan.
“Iyahhh.. loe tuh cowok iseng yang suka ngisengin cewek-cewek dan suka bikin cewek ngarep-ngarep sama loe padahal loe nya sendiri kan dah punya cewek..” Mela coba meledek dan menyindir Bang Jul.
“Huahaha... sialan loe Mel, masa siy gw ampe segitunya..” Bang Jul tertawa dengan muka yang memerah dengan sindirian Mela dan coba berpikir apa iya Bang Jul seperti yang Mela katakan.
“Coba loe tanya cewek satu jurusan deh, pasti mereka akan menjawab dengan koor yang kompak “SETUJUUU..”, mata loe itu tuh yang bikin takluk cewek..” Mela coba menjelaskan.
Bang Jul yang mendengar perkataan itu langsung kaget, apa iya cewek satu jurusan akan setuju dengan pernyataan si Mela. Tp Bang Jul tak ambil pusing, ia langsung kembali kepada inti pertanyaannya.
“Maksud gw nanya tadi tuhh, gw pengen tau di kost an loe ada yang namanya Sasya gak, anak Kedokteran Hewan..???”
Mela terdiam sejenak, sambil tersenyum mendengar nama yang baru saja Bang Jul ucapkan.
“Owhh..... jadi loe lagi ngegebet si Sasya anak FKH itu yahh..?”
“Huahaha..., mendingan jangan dehh, dia kan dah punya pacar tauk..!!! dan pacarnya lebih ganteng dari loe..!” Mela tertawa menyeringai dan lebar.
Busyet deh, dalam hati Bang Jul, sialan juga niy Mela, Bang Jul tetep ajah dituduh mo ngegebet anak kost an di tempat si Mela nge kost.
“Mela sayang, cantik dan baik..” buru-buru Bang Jul melanjutkan dengan muka menggoda dan penuh tipu daya. Dan harus diakui bahwa sebagian para wanita tiba-tiba akan melunak dan berkata lebih lembut dan manis serta bersikap jadi manja jika sudah mendengar kata-kata pujian tersebut.
“Gw tuh bukan mo ngegebet si Sasya..,”
“Kalau dia bener ngekost di tempat loe, gw cuma mo kasih tau ke loe niy maksud pertanyaan gw dari tadi” Bang Jul diam sejenak dan si Mela coba menyimak,
“Si Sasya itu spupu gw taukk..!!!”
Suasana hening sejenak setelah Bang Jul mengucapkan kalimat itu seakan roda waktu berhenti berputar untuk sementara waktu. Mela terlihat coba mencerna perkataan Bang Jul dan beberapa detik kemudian,
“Apaa..???, dia spupu loe..??? loe gak becanda kan...???” dengan ekpresi percaya gak percaya.
“Iyahh, dia emang spupu gw, loe kagak usah kaget kayak gitu donkss, biasa ajah taukk..!”
“sorry..sorry....” balas Mela,
“Emm.....dia tuh sekamar sm gw” terdengar nada suara Mela yang lebih mencair dan tidak mendiskreditkan lagi setelah tau keadaan yang sebenarnya.
Sebetulnya ini yang Bang Jul harapkan sedari tadi dimana tidak ada prasangka apapun terhadap pertanyaan mengenai spupunya. Dan beruntungnya ternyata Mela adalah orang yang tepat untuk hal ini. Jadi Bang Jul gak perlu repot-repot lagi mencari tau dan bertanya kepada teman-temannya yang lain.
“Tapi dia orangnya jarang dirumah kayaknya dehh. Dia sering banget keluar, entah sibuk sama kuliahnya atau sibuk yang lainnya, terutama hobinya itu tuh yang seneng pacaran..” ungkap Mela.
“Owhh..., btw, loe punya no hp nya gak..?” tanya Bang Jul.
“Bentar, prasaan siy masih ada dehh..”,
“Hmm... iyah, kalau diliat-liat emang muka loe emang ada kemiripannya sama spupu loe siy..” ucap Mela sambil mencari no hp si Sasya.
“Niy no nya..” kemudian Mela mengucapkan sejumlah nomor dan Bang Jul segera menyimpan dlm hp nya.
“Oia, besok dia ulang tahun tuhh.., biasanya siy dia ngajak ngumpul temen-temennya trus ntraktir makan-makan dehh..” informasi Mela kepada Bang Jul.
“Owhh...okeh, thanks yah mel dan salam buat si Sasya dari gw yahh..”
“Ok, insyaAllah ntar gw salamin” balas Mela.
Kemudian Bang Jul segera pergi meninggalkan si Mela yang masih menunggu dosen dijurusan. Bang Jul Melangkah menuju ke kantin DPR (Dibawah Pohon Rindang) tempat dimana para Mahasiswa/Mahasiswi biasa berkongkow ria sambil makan, diskusi, bercanda, bergosip, ngeceng dan memperhatikan lalu lalang para Mahasiswa/Mahasiswi yang lewat, entah sehabis pulang kuliah atau praktikum atau akan mengikuti perkuliahan atau praktikum. Disinilah jantungnya kampus menurut Bang Jul, tempat dimana para Mahasiswa/Mahasiswa dari lain-lain jurusan berbaur satu dengan yang lainnya. Tempat yang paling dicari untuk sekedar menyandarkan penat sehabis perkuliahan atau skedar tempat singgah sambil menunggu waktu perkuliahan tiba.
Stelah mendapatkan sbuah tempat yang nyaman di kantin DPR, Bang Jul sgera mengeluarkan Hp nya dari dalam tas setelah sebelumnya memesan makanan favoritnya yaitu Siomay Batagor. Segera Bang Jul mengarahkan ke menu pesan dan berinitiatif mengirim pesan singkat kepada sepupunya untuk skedar say hallo dan memperkenalkan diri.
Menu – Messages - Text messages - create messages
“Ass,Hai Sasya, pknalkan, gw Jul spupu jauh loe, anaknya Wa Udin yang ka2knya bnama Wa Edi org ciomas Banten. Loe tau kan..? Happy early B’day Yah!”
Option-Add Number
081310372xxx
Send
Message Sent
Sambil menunggu balasan sms dari si Sasya, Bang Jul menyantap makanan yang tadi dia pesan. Sesekali memperhatikan ke sekeliling kantin yang penuh dengan Mahasiswa/Mahasiswi. Tiba-tiba Hp Bang Jul berbunyi yang menandakan sebuah pesan masuk diterima.
1message received - Show
“Wass, Hai juga. Eh, situ sapa yahh kok ngaku2 spupu gw? Situ sodara drmn sm saya?kakek or nenek moyang situ sapa..?”
From:
Sasya
081310372xxx
Shit..Damn.!!! Bang Jul kaget membaca pesan singkat itu dan tidak pernah menyangka akan mendapat tanggapan seperti itu dan buru-buru Bang Jul membalas SMS si Sasya dan untuk sementara melupakan Batagornya.
Option - Reply
“Kakek qta tuh sodara tiri dari uyut kakung yang sm. Nykp loe orang ciomas pdkhr kan.?coba tnya mak loe deh...!!!kl iya, pasti dia tahu!!!.”
Option – Send
Message Sent
Bang Jul coba menjelaskan secara singkat cerita sejarah silsilah keluarga kepada si Sasya, berharap Sasya segera mendapat ingatan yang baik tentang silsilah keluarganya. Dalam hati Bang Jul sendiri berucap, kalau bukan disuruh sama Tante nya alias Ibundanya si Sasya ini secara langsung, tentu Bang Jul gak akan mau bersusah payah mencari keberadaan sepupunya dikampus ini. Apalagi ternyata apa yang dialami Bang Jul stelah bertanya kepada kakak kelasnya cukup membuat Bang Jul merasa risih dan mati gaya, terlebih lagi balasan sms dari sepupunya ini sungguh suatu hal yang diluar dugaan Bang Jul sama sekali. Bang Jul melakukan ini karena satu alasan pasti, mencoba menyambung tali silahturahmi khususnya tali kekeluargaan agar supaya tidak putus dan mati obor. Tapi apa daya mungkin perkenalan ini terlalu dini, dimana informasi yang diterima oleh si Sasya mengenai sodara atau spupunya yang sama-sama menuntut ilmu di universitas yang sama blum diterima olehnya atau mungkin blum disampaikan oleh orangtuanya. Dan tiba-tiba bunyi nada SMS kembali menyadarkan lamunan Bang Jul.
1message received - Show
“Oh yah.?Hmm...,kyknya gw perlu tanya dulu nyokap gw dulu deh. Btw, lam knl juga deh whether qta sodaraan or not..”
From:
Sasya
081310372xxx
Yeahhh...!!! you have to ask your mom before you trust me, gumam Bang Jul. Setelah itu Bang Jul tidak membalas SMS sepupunya. Dan mulai detik itu juga Bang Jul mengambil sikap masa bodoh dan cuek tentang keberadaan sepupunya itu. Mungkin kelak si Sasya akan tersadar mengenai keberadaan Bang Jul sebagai sepupunya dan berinitiatif memulai membangun komunikasi kembali karena Bang Jul sendiri sudah bertekad tidak mo memulai komunikasi kecuali sepupunya yang mulai menghubungi Bang Jul dan mengakui kekhilafan serta minta maaf atas perkataannya di SMS tadi. Satu prinsip yang pasti Bang Jul pegang stelah itu bahwa dia sudah berusaha melakukan apa yang seharusnya dia lakukan sesuai dengan apa yang orangtuanya dan Ibunda Sasya harapkan meskipun respon yang Bang Jul dapatkan tidak mengenakan. Tapi tunai sudah usaha pencarian itu, batin Bang Jul dalam hati.
*********
by achul

Sunday, August 07, 2005

Sebuah Cerita: *Awal Mula Seorang Sepupu*

Cerita Sebelumnya: *Neneng Sureneng*


*AWAL MULA SEORANG SEPUPU *
Hari yang dinanti pun tiba, hari dimana Bang Jul telah berjanji akan bertandang main kerumah Neneng Sureneng.
Bang Jul keluar rumah untuk menghirup udara pagi. Sang Mentari pun menyambut pagi yang cerah serta menjanjikan kehangatan sinarnya kepada seluruh isi alam. Awan-awan putih bersih yang nampak selembut sutra sedikit meramaikan langit nan biru. Suara kicauan burung pun saling bersahutan mengawali sebuah kegiatan dipagi hari. Semua terasa indah laksana dzikir alam yang menggema, sebuah pagi yang sempurna, demikian pikir Bang Jul. Kemudian terdengar lantunan lagu Nasyid Raihan yang bertemakan rasa terimakasih kepada sang Pencipta. Tapi sayangnya dari sumber suara yang tidak diharapkan, yaitu mulut Bang Jul.
Lets say thank you Allah
For blessings with good life in this world

And Insya Allah in the here after

The sky is clear, the air is clean

The land is green, thank you Allah
The path we walk, the line we talk
The things we see, thank you Allah

Say thank you Allah, thank you Allah

When I sleep, when I eat,
When I breath, thank you Allah
In the night or in the day
Every morning after pray

I’ll never forget to say thank you

There’s some times when I’m alone

Feelin’ sorrow or not so strong

I’ll pray to you and say thank you

Thank you Allah
So friends everytime remember
Allah the most merciful

Say thank you Allah

Say thank you Allah

Thank you Allah
Salah seorang tetangga Bang Jul sebenarnya sudah komplain kepada Bang Jul juga kepada orangtua nya Bang Jul agar tidak mengeluarkan suara-suara sumbangnya dipagi hari. Yang mengkhawatirkan adalah bisa-bisa bikin burung-burung peliharaan tetangga mati mendadak. Bahkan mreka bersedia membayar asal Bang Jul tidak berdendang atau bernyanyi-nyanyi kecil. Tapi Bang Jul tidak bersedia bahkan bersikap cuek bebeks dan dia bahkan pernah berkata kepada tetangganya.
“Hey Mas...., lha wong mulut, mulut saya, halaman rumah, rumah saya, situnya ajah yang punya kuping kelebaran kayak kuping gajah tuhh...” Bang Jul berkata ngeyel sambil nunjuk ke kuping tetangganya yang kalo di perhatikan emang agak lebar dari kebanyakan orang biasa.
“Atau coba kuping situ di steam ulang yahh.....!!, barangkali kupingnya situ yang fals dan sumbang bukan mulut saya Mas....”
“Inget di steam ulang dengan nada dasar C=do yahh..!!” Bang Jul kembali menegaskan.
“Ahh susah deh ngomong sama Bang Jul, mending saya ke laut ajah dehhh nyari pawang hujan”
“Loh kok ngomongnya gak nyambung siy Mas..? apa hubungannya kelaut, pawang hujan sama suara saya..?” Bang Jul bertanya penasaran.
“Hubungannya...., yah kalau ngomong sama Bang Jul tuhh gak nyambung juga ujung-ujungnya. Ntar ngomongnya kemana-mana. Kayak ntar nanya, kenal sama Veri dan Tia AFI kan..?, trus Joy sama Delon Indonesian Idol..?, trus Siti KDI..? mereka semua sukses gara-gara nyanyi. Trus akhirnya Bang Jul malah ngomongin sinetron-sinetron mereka. Kan itu dah kabur dari konteks saya minta Bang Jul untuk gak bernyanyi...” papar tetangganya.
“Uhh.. dasarrr..., gih Mas mending mandiin burungnya ajahh. kalau perlu skalian Mas mandi bareng dehh.. barangkali ‘burung’ Mas sendiri juga blum dimandiin tuhh..” Bang Jul merasa mati gaya setelah mendengar penjelasan tetangganya.
Akhirnya berakhirlah percakapan akrab antara dua manusia yang berbeda kepentingan itu. Yang satu mencoba mengasah kemampuannya berolah vokal yang kalau di dengar sebenarnya suaranya lumayan juga, tapi sayangnya kagak ada yg mo dengar. Tapi boleh juga siy kl buat di jadiin soundtrack atraksi topeng monyet keliling untuk menggantikan instrument gendang kalau lagi rusak (sebab monyet kalau gak denger suara bunyi-bunyian khususnya bunyi-bunyi sumbang gak mo melakukan atraksinya). Nah, yang satu lagi dengan ikhlas dan sabar membiarkan suara-suara sumbang itu berseliweran dikupingnya. Seandainya suara-suara sumbang itu bisa ditangkap, secara preman tetangganya pasti akan mukulin itu suara sampai babak belur dan kapok, kalau perlu trus diiket, di gantung dan dijemur. Berhubung itu suara adanya di mulut Bang Jul, apa daya, tetangganya hanya mampu menangis dan merintih dalam hati.“Nasib...nasib... susah emang bertetangga sama artis kamar mandi”, jerit hati si tetangga.
Kemudian masing-masing melanjutkan kembali aktifitas pagi harinya.
Hari ini rencana Bang Jul memang tak semata datang berkunjung kerumah Neneng Sureneng tetapi Bang Jul memang mempunyai sebuah janji dengan Sepupunya yang berprofesi sebagai Dokter Hewan yang bernama Raisya atau biasa dipanggil Sasya, untuk membawakan sesuatu sebagai hadiah ulang tahunnya. Karena rumah Neneng Sureneng berada paling jauh ketimbang tempatnya Sepupu Bang Jul, maka Bang Jul memutuskan untuk berkunjung kerumah Neneng terlebih dahulu kemudian baru ketempat Sepupunya.
Boleh dikata ini adalah Sepupu yang Bang Jul merasa paling dekat hubungannya dari garis keturunan Ayahanda Bang Jul dibandingkan saudaranya yang lain. Dimana Bang Jul satu uyut kakung tapi laen uyut putri dengan Icha. Artinya, kakek si Sasya dan Bang Jul adalah bersaudara dari uyut putri yang berbeda yang berarti saudara tiri. (ngerti kan yahh..?)
Fiuhh..OMG!!! ternyata Bang Jul mempunyai uyut kakung yang perkasa, pejantan tangguh, senyum Bang Jul dalam hati. Bang Jul jadi ingat lagu Sheila on 7 yang berjudul Pejantan Tangguh. Tapi..., ahh gak usah di nyanyiin deh, ntar malah ada yang komplain lagi, Bang Jul sadar diri kali ini.
Kedua orangtua Bang Jul maupun Sasya sebenarnya sudah saling memberitahu tentang anak-anak mereka masing-masing pada saat pertemuan keluarga besar pada acara halal bihalal yang rutin diadakan setiap tahun dikampung halaman mereka di kampung jawara Ciomas Banten. Orang tua Sasya memberitahukan bahwa anaknya kuliah di Kedokteran Hewan di universitas yang sama tempat Bang Jul kuliah yaitu Institut Fleksibel Banget (IFB) di kota Buitenzorg yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Si Sasya ini masuk Kedokteran Hewan tidak semata karena kecintaannya terhadap binatang tapi juga karena kelakuan si Sasya yang perilakunya suka menirukan tingkah laku binatang primata berbulu lebat yang botak bokongnya serta botak disekeliling user-user kepalanya. Juga agak-agak psikopat sama kucing serta anjing yang sering banget jadi korban kejahilannya. Apalagi kalo liat kambing yang lagi sendirian, bawaan si Sasya udah pengen ngedandanin niy kambing trus nyariin jodohnya lantas jadi penghulu dan ngebantu proses perkawinan mereka. Juga suka melakukan intervensi pada malam pertamanya si kambing dengan cara memberi intruksi serta arahan pada si kambing dengan terlebih dulu si betinanya di ikat disebuah tiang. Fiuhh.. rupanya Sasya sedikit memberi wejangan dan pengetahuan tentang hal-hal yang perlu dilakukan pada malam pertama dari apa yang ia telah baca dan ia telah lihat dari adegan film-film panas (jangan mikir yang macem-macem yahh..!!, maksudnya nonton sambil masak di dapur juga hawanya panas. :D). Bahkan tak jarang menuntun cara kawin yang baik bagi para kambing yang suka malu-malu dan malu-maluin. Maka bakat alamnya yang dibawa semenjak lahir inilah yang menuntun dia memasuki dunia Kedokteran Hewan di IFB ini.
Dinamakannya Universitas ini dengan nama Institut Fleksibel Banget dikarenakan hampir sebagian lulusannya yang telah lulus dan bekerja, pekerjaannya kadang tidak sesuai dengan bidang yang di ambil atau dipelajari semasa kuliah dulu. Bang Jul teringat bahwa banyak dari Mahasiswa/Mahasiswi Fakultas Pertanian yang bekerja di bidang Advertising, Property, Perbankan, Finance, Media dan lain-lain yang notabene mereka tidak pernah mendapat pengetahuan di bidang itu sebelumnya di bangku perkuliahan. Tapi karena IFB banyak menghasilkan lulusan yang berkualitas, maka tak jadi soal pekerjaan apapun yang bakal diterima lulusannya. Bang Jul pun merasa bersyukur bisa diterima di IFB ini apalagi kemudian diketahui bahwa Sepupunya juga kuliah dikampus yang sama.
Bang Jul dan Sasya hanya terpaut 1 tahun. Jadi Bang Jul adalah kakak kelas Sasya cuma beda Fakultas dan Jurusan. Suatu ketika Ibunda dari Sasya datang kerumah Bang Jul dalam rangka turut berduka cita atas wafatnya kakak Bang Jul yang meninggal dunia dan disinilah pertama kalinya Bang Jul mengenal kembali seorang Tante yang katanya dulu pernah hadir dalam khitanan Bang Jul sewaktu kecil dulu dan pernikahan Kakak Bang Jul yang paling tua.
“Whuaaa... ternyata Jul udah besar tohh, dulu waktu Tante kesini masih belum sebesar ini plus masih manja dan katanya dulu waktu maen ke pantai Ancol minta dibeliin kapal laut yahh...??” si Tante berkomentar setelah melihat sosok Bang Jul yang dulu dia lihat ternyata sekarang sudah mengalami pertumbuhan dan menjadi lelaki dewasa serta ganteng.
“Iyah Tante, ini saya yang dulu katanya Tante datang yah waktu khitanan saya” jawab Bang Jul tersipu malu-malu mengenang masa waktu ia dikhitan dulu..
“Dan saya pastinya nambah besar donk Tante, kan dikasih makan tiap hari.. Kucing dirumah ajah dikasih makan tiap hari, masa saya kagak siy..., kalau kayak gitu mending jadi kucing ajah deh saya..” timpal Bang Jul lagi, kali ini dengan senyum.
“Oia Tante, saya waktu maen kepantai ancol itu gak tau kalau kapal laut itu gak dijual, kalau dijual trus dipajang dirumah kayaknya kan bagus tuh Tante, bukan begitu..?, mangkanya saya minta dibeliin waktu itu..” Bang Jul berkata sambil berkelakar, karena ia tahu tentang kebodohan nya diwaktu kecil pada saat main ke pantai ancol dan minta dibelikan kapal laut yang sedang berlayar di tengah laut kepada orangtuanya dengan menangis merengek serta mengancam tak mau pulang kerumah. Suatu hal yang sangat mustahil bagi orangtua Bang Jul mengabulkan permintaan itu. Mungkin pada waktu itu orangtua Bang Jul juga berujar dalam hatinya, permintaan yang aneh, kenapa Bang Jul gak sekalian ajah minta dibeliin sama laut-lautnya...? Masih kecil ajah dah minta dibeliin kapal laut, apalagi nanti kalau dah gede nanti, bisa-bisa Bang Jul minta dibeliin pulau lagihh..
“Hahaha..., dasar kamu Jul, masih kecil ajah udah sok tauk mo beli kapal” si Tante tertawa mendengar perkataan Bang Jul.
“Oia, si Sasya dulu juga Tante ajak kesini loh Jul.., masih inget gak..??, sekarang dia juga kuliah ditempat kuliah kamu ambil Kedokteran Hewan. Coba kamu Jul cari-cari tau dehh, kan sekalian kenal sama saudara” Sang Tante pun memberitahu bahwa Sasya pun ikut hadir saat khitanan waktu itu dan menyuruh Bang Jul untuk mencari dan saling kenal.
Tapi mungkin karena peristiwa itu sudah berlangsung lama dan terlalu banyak orang yang hadir, Bang Jul pun tak bisa mengingat wajah dari Sepupunya itu.
“Wuaduhhh, kyknya saya dah lupa niy wajahnya si Sasya Tante” Bang Jul mencoba mengingat tapi rupanya tak berhasil.
“Oia, saya juga sudah diberitahu mama tentang si Sasya yang kuliah di universitas tempat saya kuliah. Sekarang dia ngekost dimana Tante..?” akhirnya Bang Jul beriniatif menanyakan tempat kost an si Sasya.
Namun sayang ibunda Sasya hanya mengingat daerah yang Bang Jul sudah cukup kenal tapi tidak mengingat alamat jelas atau nomer rumahnya yang berada di daerah TM(Taman Mahasiswa). Bang Jul berharap mungkin ada teman atau kenalannya yang satu daerah kost dengan Sepupunya itu. Sebelumnya juga Bang Jul memang mempunyai teman yang satu jurusan dengan Sepupunya. Mungkin dari sinilah Bang Jul bisa memulai mencari petunjuk tempat keberadaan kost si Sasya.
**********
by achul

Monday, July 25, 2005

Sbuah cerpen lagi (Neneng Sureneng)

Cerita ini merupakan rangkaian cerita dari cerita-cerita sebelumnya yg telah saya buat. Adapun isi dari cerita itu sendiri sebagian hanyalah fiksi belaka dan merupakan hasil dari daya imajinasi pikiran saya semata. Apa yg terpikirkan itulah yg tertulis tanpa memaksakan pikiran saya untuk menuliskan sesuatu. Saya biarkan apa adanya saja. Saya tidak terlalu berharap anda yg membaca akan menyukai tulisan saya ini tp jika anda sudah bisa meluangkan waktu untuk skedar membaca tulisan yg sederhana ini bagi saya itu sudah luar biasa dan merupakan suatu bentuk apreasiasi anda. Terlebih lagi jika anda berkenan memberikan komentar entah berupa masukan atau saran yg sifatnya membangun, itu merupakan hal yg sangat-sangat luar biasa bermamfaat bagi tulisan-tulisan saya berikutnya. Dan ini salah satu bagian dari rangkaian cerita yg saya ingin share kepada anda smua. Selamat Membaca..!!!
**********
*NENENG SURENENG*

Cuaca hari ini terlihat cerah sekali, Bang Jul memandang keluar dari jendela dalam ruangan kantornya dan terlihat panas yg mulai semakin terik dimana sang Matahari yg sedari tadi telah beranjak dari peraduaannya di ufuk timur, mulai bergeser semakin meninggi. Hingga keberadaannya dalam hitungan menit akan tepat diatas kepala.
Bang Jul melihat jam penunjuk waktu ditangannya,

“Whuaa.., gak terasa sudah tengah hari, waktunya makan siang niy...”. Bang Jul berucap dan segera menghampiri teman-temannya untuk keluar makan siang bersama dibelakang perkantoran mereka.
Salah satu teman Bang Jul tiba-tiba berkata,
“Jam 12 siang gini emang perut sudah perlu di isi niy dan gak mo kompromi lagi. Cacing-cacing diperut dah pada demo dan bawa genderang perang kl gak diturutin maunya..”
“Huahaha... bener-bener..., daripada nanti lambung perut kita di obrak-abrik dan dibombardir sm senjata kimianya yg asam itu, mending kita turutin ajah niy maunya cacing-cacing perut.. kl gak bisa berdarah-darah niy lambung trus masuk rumah sakit, diinfus dan bisa-bisa diamputasi lagi” teman Bang Jul yg lainnya menimpali.
“Yoi..., stuju dehh..., let’s go brangkanggg...(brangkat ke belakang)”.” Tapi bentar..., kok pake diamputasi segala sehh..? ” Bang Roy ikut menimpali dan memberi komando keberangkatan tapi dia bingung dengan pernyataan temannya diakhir kalimat tadi. Kok ya kl perut laper trus gak di isi bisa sampe diamputasi..???
“Ahh, bego loe ahh.. pake dibahas lagehh... dah turun ajah nyok..!!!” Bang Jul mensela percakapan agar tidak berkepanjangan dengan pernyataan dan pertanyaan Bang Roy tadi yg entah bodoh atau lugu atau pura-pura lugu. Tapi kl pura-pura laper gak mungkin...karena tampangnya dah kliatan kyk orang yg gak makan sminggu alias kelaparan banget.
“Nyok..nyok..!!!” smua menjawab kompak dan turun ke lantai bawah.
Sampailah Bang Jul dan teman-temannya disbuah tempat makan yg mungkin hampir tiap minggu pasti selalu dikunjungi. Yaa.. paling tidak satu kali dalam seminggu/sebulan teman-teman Bang Jul makan ditempat makan ini yg menyediakan jenis makanan yg dibakar, dipepes dan di goreng. Pesanan pun sgera dituliskan dan disampaikan kepada salah seorang pelayan ditempat itu. Dalam memo itu tertulis,

========================================
- Ayam Bakar dada atas 2
- Ayam Bakar paha 1
- Ayam Goreng dada atas 1
- Ayam Pepes bakar dada 1
- Tahu 3
- Minuman yg Gratis 5
- Teh botol 3
Note/Pesan: Bikinnya gak pake lama Yahh..!!!(5menit!)
========================================
Entah karena faktor catatan dibawah tadi yg bernada mengancam ataw memang para pelanggan tempat makan ini yg blum terlalu ramai, makanan yg dipesan dalam hitungan 5 menit pun segera datang. Segera Bang Jul cs menyambut dengan riang gembira bahkan hampir bersorak-sorak surprise dan ingin memberi ucapan selamat kepada pemiliknya karena biasanya mreka cukup lama menunggu dihari sebelum-sebelumnya. Dan segera dengan lahapnya Bang Jul cs menyantap makanan yg sudah tersedia.
Ditengah-tengah kekhidmatan suasana makan siang tiba-tiba kekhusukan makan Bang Jul dipecahkan oleh sebuah suara,
“Sstt…Bang Jul, lihat tuh sapa yang lewat..” seru Mba Eci yg sedang mengunyah makanannya kepada Bang Jul dengan wajah menggoda sambil matanya melirik ke arah samping tempat lalu lalang orang.
Mba Eci ini adalah salah satu teman Bang Jul yang senang memberikan masukan atw referensi cewek yg perlu Bang Jul dekati.
“Dia itu anaknya baik lohh, cantik, cm memang agak pendiem..” lanjut Mba Eci. “Emm… coba deh Bang Jul dekatin, kl ajah jodoh sm dia” lagi-lagi Mba Eci berkata dengan ekspresi dan senyum menggoda.
Bang Jul diam sejenak, coba memperhatikan sosok wanita tadi yg lewat sambil sesekali mencerna makanannya dimulut kemudian berpikir lalu tersenyum dan tertawa menyeringai.
“Ahh.. Mba Eci bisa ajahh, saya nya mah siy mau ajah dan saya jg yakin dia jg mau sama sayah. Jadi kita sama-sama mau benarnya, sayah nya mah mau bang-get tp dianya mah mau muntahhh..” Bang Jul menjawab ucapan Mba Eci.
“Huahahahaha…….,bisa ajah kamu ” Mba Eci tertawa lebar. Entah stuju dengan jawaban Bang Jul ataw dia mentertawakan kepolosan Bang Jul.
Wanita itu memang terlihat cantik, memiliki tinggi yg ideal dengan rambut hitam lurus yg sengaja dia jepit kebelakang hingga terlihat lehernya yg jenjang. Sedikit agak pendiam sehingga sosok ini mengesankan penuh tanya dan misteri.
Tp Bang Jul tau, ada sesuatu yg tersimpan dalam diri wanita ini. Dalam diamnya tersimpan sbuah crita lama yg mungkin sangat membekas dalam hatinya. Sebuah luka yg tak terlihat dibalik wajahnya, namun hingga kini ia tak mengerti kenapa harus terjadi dengan dirinya. Hingga suatu ketika ia menyadari bahwa roda kehidupan harus berputar, dan ketegaran hati lah yg harus dia jaga.
Dan tak terasa Bang Jul pun bersenandung lirih dalam hatinya, sebuah lirik lagu dari group Element, Smua orang pernah merasa kehilangan:
Pabila kau merasakan kepedihan hidup
Saat melepaskan, saat ditinggalkan kekasih bercinta
Dunia rasa bagaikan tak bermakna

Smua orang pernah merasa kehilangan (didalam hidupnya)
Tak ada yg sempurna tak ada yg abadi (didunia fana)

Tinggal kita yg menjadi jawabannya

Dan inilah sosok yg Bang Jul lihat. Hati wanita ini mungkin bisa diibaratkan sbuah vas bunga yg telah jatuh dan pecah. Dan dalam perjalanan waktu, ia berhasil menyusun kembali vas bunga itu kembali seperti semula namun sayang bentuknya sudah berubah alias terlihat bekas pecahannya. Maksud dari perumpaan tersebut adalah sosok wanita ini telah mampu memaafkan dan melupakan luka lamanya, tetapi hal itu tetap membekas dihatinya dan menjadikannya sebuah pengalaman dan pelajaran yang berharga dalam Melangkahkan kaki di kehidupan selanjutnya.
Lalu Bang Jul kembali tersenyum dan menyeruput minumannya untuk melancarkan makanan yg masuk ke dalam perutnya melalui tenggorokan. Bang Jul hanya geli melihat sikap Mba Eci yg mungkin tidak mengetahui bahwa Bang Jul sudah cukup sering ber chating ria dengan wanita yg Mba Eci lihat tadi. Yup, keakraban Bang Jul dengan wanita yg Mba Eci maksud memang bermula dari obrolan Bang Jul dengan wanita tersebut lewat chating yg kemudian Bang Jul ketahui namanya stelah diliat dikamus primbon ‘khusus orang-orang sok tauk!’ ternyata bernama Neneng Sureneng.
Kemudian dari nama ini serta dari segi pengulangan nama, Bang Jul mengetahui bahwa pasti Neneng ini berasal dari negeri pasundan, tepatnya stelah diselidiki dan dibuntuti, Neneng berasal dari sbuah kota Sukayang dan menetap di kota yg bernama Buitenzorg ‘coret’ karena letaknya di paling ujung kota Buitenzorg dan berbatasan dengan kota Sukahati.
Memang ternyata negeri pasundan banyak melahirkan gadis anu geulis, nu bodas, nu heurang anu mencrang, ucap Bang Jul dalam hati.
Bang Jul sendiri sebenarnya cukup dekat dengan wanita ini tetapi sayang keakraban itu hanya atau baru tercipta melalui chating. Obrolan-obrolan ringan mulai dari pekerjaan, keponakan, kegiatan sehari-hari mengalir dengan mudahnya seperti aliran sungai yg mengalir dengan deras. Rasanya sudah tidak ada tembok pembatas antara mereka.
Kisah-kisah lama pun kadang mewarnai obrolan mereka. Yup, obrolan itu hanya sebatas lewat chating. Bang Jul sendiri pernah mencoba mengambil iniative untuk mencari waktu agar bisa berbicara atw ngobrol secara langsung. Tapi mungkin waktu yg belum beriniative memberikan kesempatan kepada Bang Jul.
Bang Jul sebenarnya hampir saja datang dan berkunjung ke rumah Neneng ini, namun sayang, mungkin keadaan dan waktu yg blum mengijinkan. Sehingga Bang Jul urung datang kerumahnya. Waktu itu Bang Jul ingat sekali bahwa ia terjebak oleh hujan deras di tengah perjalanan menuju rumah Neneng yg masih membutuhkan waktu sekitar 1 jam lagi dengan kendaraan bermotor roda dua. Sementara Bang Jul sendiri tidak mempersiapkan perlengkapan hujannya yg pada akhirnya Bang Jul singgah sebentar di tempat praktek spupunya yg berprofesi sebagai Dokter Hewan dikota Buitenzorg. Tentunya bukan untuk berobat chek kesehatan tp menunggu hujan mereda.
Waktu terus berlalu hingga senja pun hampir tiba sementara hujan pun blum reda. Bang Jul masih ingat chatingan terakhir dengan Neneng di hari Jumat atw sehari sebelum keberangkatan ke tempat si Neneng ini,
“Neng, Sabtu besok gw beneran loh mo maen ke rumah loe..” tulis Bang Jul dalam chating, “Jangan lupa masak yg enak yahh, bilang sm mama kamu, calon mantu datang..!!!” tanpa beban Bang Jul menulis kalimat itu.
“Huahahahaha...., calon mantu yahh..???” jawab si Neneng.
“Oia, kambing betina dirumah emang lagi dicariin jodohnya, kl begitu syukur deh kl Bang Jul mo jadi mantu, tp inget, sm kambing yahhh..!:p” Neneng melanjutkan kata-katanya plus ekpresi meledek kepada Bang Jul.
“Hmm....., kl kambingnya cantik dan manis kyk Neng, gw rela dehhh..” Bang Jul mulai mengeluarkan kata-kata gombalnya, membalas ledekan si Neneng..
“Wekss....!!!, mana ada kambing secantik Neneng, Bang..?” balas si Neneng yg kl di ekpresikan perkataannya, si Neneng mengucapkan kata ‘Weks’ sambil mengluarkan atw memeletkan lidahnya dengan kedua telapak tangan dibuka dan dilebarkan kemudian ditempelkan di telinganya. Duh, dah kyk bocah SD ajah deh yg pake rok merah pendek trus ingusnya meler kluar dari hidung sambil megang plastik es ditangannya yg baru dimakan separuh dan lari-lari an maen kejar-kejaran sm temennya gara-gara ledek-ledekan. Kebayang kan..???
Bang Jul senang dengan suasana yg tercipta dalam chatingan ini. Smua tampak alami dan mengalir begitu sajah. Entah karena dua manusia ini senengnya chating ataw kerjanya chating doank yahh?
“Ya udah, yg penting besok Neng ada dirumah kan..??? gw beneran pengen dateng niy..??” kl kata ini diucapkan akan terdengar dengan intonasi suara yg tegas.
“Iyahh..., InsyaAllah Neng besok ada di rumah, tp kl besok jadi maen, Bang Jul SMS in Neng dulu yahh..! takutnya Neng lagi maen ke rumah temen” balas siy Neng.
“Lohhh....pegimana siy Neng, kan Bang Jul sekarang ngasih tau kl mo maen ke rumah Neng, jadi Neng jangan maen kerumah temen Neng dulu donksss.....!!!”
“Yeeeyy...., emang Bang Jul besok ujug-ujug langsung nyampe kerumah Neng..?? gak kann..? mangkanya tadi Neng nyuruh Bang Jul kirim SMS dulu biar Neng tau kpn Neng harus pulang..”. “Kan Fans Neng banyak Bang...!”
“ Gubraksss....!!!, busyet dehh, emang Neng banyak Fans nya yahh..?”
“Yaaa.. gak siy Bang... palingan cm cowok tetangga sebelah, depan rumah, kampung belakang, kampung depan, trus sm Bang Jul dehhh...”
“Ya ampun Nengg..... gak nyangka dehhh”. ”Jadi Bang Jul di gilir yahh..?, ataw kl istilah di klinik tuh Bang Jul ambil tiket/karcis dulu, pesennya lewat SMS, trus dateng sesuai dengan nomor urutnya, gituh yahh...??”
“Huahaha.... Bang Jul...Bang Jul... gitu ajah serius banget siy...!”. “Ya gak lah Bang.., Neng tadi becanda kok alias bohong”. “Ya udah pokoknya kl Bang Jul jadi mo datang, kasih tau Neng dengan ngirim SMS dulu, titik..! gak pake tanya-tanya lagehh...! rewel banget sehhh..!!”
“Aduh busyet dahh..., galak amat yakk...!”,
“Iyah..iyahh.... besok pagi Bang Jul SMS in Neng kl dah mo berangkat...”. ” OK deh, sampai ketemu besok yahh” tulis Bang Jul dengan hati yg berbunga-bunga.
“Okok..” jawab si Neng.
Inilah jawaban yg membuat hati Bang Jul senang dan tak sabar lagi menunggu datangnya pagi. Bang Jul pun perlahan mendendangkan sbuah syair,

Angin bertiup sejukkanlah aku
Mentari bersinar hangatilah aku
Jangan kau beri aku duka


Kasih menari belailah diriku

Bernyanyi petik harpa mu
Beri aku cinta, beri kami cinta
Dalam derai tawa
Jangan air mata

Damai menjelma dunia pun tertawa akan tercipta (beri kami cinta)
Alam dan kita menyatu dalam shimpony senada
(beri kami cinta..beri kami cinta..beri kami cinta.)

Mari bernyanyi didalam laguku
Bernyanyi petik harpa mu
Beri kami cinta
Dalam derai tawa
Jangan air mata
BeriKamiCinta-JavaJive
**********
Bersambung ke Cerita *Awal Mula Seorang Sepupu*
InsyaAllah, mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa saya share kembali kepada anda smua. Sekali lagi saya mengingatkan bahwa ini adalah masih sebuah rangkaian cerita yg blum terputus yg artinya masih sambung menyambung, karena cerita selanjutnya masih dalam penulisan. Oleh karenanya, komentar anda akan saya jadikan semangat dalam saya menulis. Smoga saja. Aminn...

yglagiblajarnuliscrita:
-Achul-

Facing Common Enemy

At work, it’s almost impossible to get along with everyone. Some colleagues will rub you the wrong way—maybe they talk too much in meetings,...