A short note/story from a man who wants to continue learning and growing from his life experiences...
Thursday, March 02, 2006
Mendung
juga langit hatiku
sebentar lagi hujan
tapi tidak dengan langit hatiku
karena ku tahu mendung itu kan segera menghilang
dan berganti sang mentari yg bersinar terang
tuk kembali menyinari hari-hariku
-Acul-
dalam sebuah peristiwa
1 March 2006
Tuesday, February 14, 2006
Serenity Prayer
God grant me the serenity
To accept the things I cannot change,
The courage to change the things I can,
And the wisdom to know the difference,
Living one day at a time
Enjoying one moment at a time
Yesterday was cancelled check
Tomorrow is still a promissory note
Today is a present
Because There is no time but nowBersabarlah kawan..!!!
Aku hanya bisa berkata:
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.."
untuk segala bentuk kedzaliman dan segala bentuk ketidakadilan
yang membuat seseorang menderita dan menjadi sebuah musibah baginya.
Bersabarlah kawan, ada sebuah hikmah yg akan disampaikan padamu melalui peristiwa yg kau alami. Dan selalu jadikan shalat dan sabar sebagai penolongmu.
By
-Acul-
Tuesday, February 07, 2006
Sosok pimpinan..
Menjadi Boss (sekali lagi) adalah hal yg mudah menurut saya, tapi bagaimana menjadi Boss yg bisa sekaligus menjadi seorang Ibu/Bapak bagi staff bawahannya dimana sang Boss mampu mengerti, mengayoni, dan memberikan teladan bagi bawahannya, juga mampu mengerti aspirasi dan dapat menjembataninya dengan pihak management atau menjadi seorang kawan yang bisa berbagi rasa suka dan duka, adalah menjadi sesuatu yg langka menurut saya. Hal-hal seperti inilah yg saya rasa tidak diperoleh pada saat kita berada dibangku pendidikan. Hal-hal tersebut menurut saya diperoleh dari pengalaman-pengalaman hidup yg tak hanya melihat posisi diatas atau minimal selevel dengan jabatan tersebut tp jg mau melihat orang-orang yg posisinya berada dibawah level itu atau paling bagus pernah merasakan kehidupan orang-orang yg berada di bawah levelnya alias pernah menjadi bawahan jg dan kemudian tidak menjadi orang yg lupa pada asalnya. Semakin banyak kita melihat dan mendengar, semakin banyak pula hal-hal yg bisa diambil pelajaran dari nya dan semakin pula kita punya rasa empati dan simpati yang dalam ketika mereka mengalami hal-hal sulit meskipun tanpa suara atau mereka suarakan.
Itulah sosok pimpinan yg sangat dirindukan bahkan akan sangat dicintai tidak hanya oleh staff-staff bawah2an nya tp juga oleh orang-orang yg berada disekililingnya. Yaitu, Seorang pimpinan atau Boss yg tidak egois yg hanya memikirkan atau mementingkan kepentingan dirinya sendiri tapi bisa menempatkan diri kapan saatnya menjadi pimpinan yg tegas, disegani dan dihormati dan kapan saatnya menjadi seorang Ibu atau Bapak dan juga sekaligus seorang kawan.
Lalu, apakah anda memiliki sosok pimpinan seperti itu ditempat anda bekerja...? saya hanya mendoakan, smoga sajahh... :)
-Acul-
Hijrah...
Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharam 1427 H
Smoga kebaikan yg senantiasa menyertai setiap langkah kehidupan kita smua. Aminnn...
-Acul-
Wednesday, February 01, 2006
Today is My ....Day (My Way)
Today is my day or exactly my last day where i'm working in my beloved company. This is already my decision to continue my life's journey into somewhere else. It may be right or wrong but I believe everyone has faith and own destiny. It’s only a matter of time and fortunately the time comes to me. I Just want to share some words in the end of my letters, maybe all of you want to read them for a while:
**********
What goes around will come around...
Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yg beriman dan yang beramal kebaikan dan yang saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran (al-ashr)
Salam,
Syamsul
Email/YM id: sybahri79@yahoo.com
Acul’s webblog: http://mataharilaut.blogspot.com
Phone: .............
Refleksi Urang Awak
Tapi kali ini teman saya mengkritisi sebuah sifat atau karakter atau mungkin perilaku kebiasaan atau bahkan ini sebuah budaya yg saya jg blum cukup mengetahui lebih jauh dari sebuah daerah tempat asal kelahirannya. Mungkin ini yg dinamakan refleksi diri bukan hanya untuk dirinya saja tp teman saya jg mungkin mengingatkan kepada saudara-saudaranya dari daerah yg sama tentang kondisi yg telah dan sedang terjadi. Oleh karenanya saya memuji tulisannya dan menawarkan untuk dimuat dalam blog saya ini dengan maksud membagi refleksi ini kepada rekan-rekan yg mungkin berasal dari daerah yg sama atau mungkin kasus ini jg terjadi dengan rekan-rekan dari daerah yg lainnya. Semoga semakin menambah pengetahuan kita smua.
Refleksi ini tidak ada sangkut pautnya dengan nama saya yg kedengarannya berasal dari daerah tempat teman saya atau mbah sura ini berasal. Karena sama sekali saya tidak ada darah atau keturunan dari daerah tersebut. Nama saya hanyalah sekedar nama tp tetap memiliki arti. Dan berikut ini refleksi dari teman saya yg bernama mbah sura dengan judul:
Lupakan dulu Cut Memey dengan Om Jackson, termasuk dengan segala cerita mistik bumbu perseteruan ini. Bosan juga terlalu sering mendengar dan melihat orang-orang beradu argumen untuk sebuah permasalahan yang sangat vulgar dan bernuansa purba. Cerita cinta Adjie Massaid dan Angelina Sondakh, walaupun beraura positif, tetap basi. Mungkin karena diekspose dengan frekuensi yang maha sering, ceritanya pun menjadi biasa saja sekelas gosip pembantu-pembantu yang lagi berkumpul-kumpul.
Ini adalah cerita tentang sebuah etnis yang suka sekali berkumpul, berkelompok dan berbicara. Kalau untuk bekerja, nanti dulu. Kalaupun ada, semangatnya sangat individu sekali. Kerja kolektif rasanya sulit diharapkan pada etnis ini. Padahal mereka banyak sekali punya pepatah tentang sebuah kerja kolektif, nan saciok lah, sadantiang lah, duduak sorang lah dan sebagainya. Oo, iya saya lupa mereka memang sangat ahli dalam bersilat lidah dan berkata. Banyak juga diantaranya yang telah naik level bukan lagi sekedar ahli dalam bertutur lisan, tapi sudah sangat mumpuni di area tutur tulisan.
Mungkin ini karena pengaruh tambo dan cerita leluhur, yang katanya keturunan langsung Alexander, The Great. Jadinya, mereka merasa superior di atas orang lain. Maunya selalu dijadikan pemimpin dan ketua. Kalau hanya jadi kecoro, mereka cenderung jadi malas, apatis bahkan skeptis. Enam belas tahun yang lalu, etnis ini berkumpul lagi, penuh pembicaraan-pembicaraan hebat dari para tokohnya dan akhirnya mereka memutuskan membentuk kelompok. Tidak tau karena ingin mencari muka Soeharto (yang lagi jaya-jayanya saat itu), atau karena memang konsep Pak Harto sangat pas. Mereka sepakat menamakan kelompoknya Gebu Minang dari kata gerakan seribu minang. Cukup indah awalnya, semua sangat optimis waktu itu. Muka mereka pun sumringah. Semua tersenyum lebar atau mungkin cenderung menganga. Batang tarandam untuk ke sekian kalinya akan dibangkitkan lagi.
Namun sayang, mereka memang semangat hanya sampai membentuk kelompok. Aksi nyata mereka tak lagi seindah saat-saat diskusi. Semua kembali sibuk ke aktifitas individu, karena ini jauh lebih penting dari sekedar kerja bakti buat GM. "Lagian kalau saya bekerja, saya dapat capenya orang lain dapat nama", ini sudah menjadi celoteh umum sebagian besar pengurusnya. Ini adalah sebuah kelaziman buat orang minangkabau, semua ingin menjadi ketua. Semua ingin bergelar hebat dan perkasa, karena konon kita semua adalah keturunan raja.
Hari terus berjalan. Peta berubah, etnis ini makin terpuruk. Bukan karena mereka mundur atau turun pamor. Sekali lagi bukan! Kali ini hanya karena suku lain makin banyak orang pintarnya. Orang berlari, dan kita tetap berjalan. Semua seperti tersentak dan pura-pura kaget. Mulailah diskusi saling menyalahkan. Seluruh teori dibahas. Mulai dari akibat PRRI yang menyebabkan orang minang tidak lagi PD (percaya diri-red) atau lebih ekstrim lagi ini adalah balas dendam ke orang minang karena hegemoni mereka terhadap suku lain di awal-awal kemerdekaan dulu. Lalu, beberapa orang yang masih peduli kampung kembali tersentak. Mulailah canang (talempong-red) dipukul, tabuah dibunyikan untuk memanggil segenap potensi ranah. Seluruh potensi yang layak dipanggil, diundang dan diajak berdiskusi. Kemudian seperti biasa, kembali kelompok dibentuk dengan segenap kecanggihan program-program kerja. Satu pertanyaan, apakah siklus ini hanya berhenti sampai pada kelompok yang dibentuk? Ataukah mungkin bisa bergerak ke arah kerja kolektif nan kompak demi kemajuan ranah. Semua kembali ke kita semua. Orang Minangkabau...
Mbah Sura,
A Man from Minangkabau
Facing Common Enemy
At work, it’s almost impossible to get along with everyone. Some colleagues will rub you the wrong way—maybe they talk too much in meetings,...
-
Mendung kelabu membayangi langit jakarta juga langit hatiku sebentar lagi hujan tapi tidak dengan langit hatiku karena ku tahu mendung itu k...
-
Cerita sebelumnya: *Awal Mula Seorang Sepupu* *PENAFIKAN & MISS INFORMASI* Tujuan Bang Jul mencoba mencari spupunya tak...
-
Secara gak sengaja, kira2 beberapa bulan yg lalu, gw mendengarkan sebuah lagu di sbuah radio swasta Jkt yg namanya sm dengan merk sbuah roko...