Tuesday, September 06, 2005

Cinta & Peleburan

Perhentian yang terakhir di jalan mistik (kesadaran terhadap Kenyataan Tunggal) adalah mahabba atau cinta dan makrifat. Keduanya saling melengkapi, terkadang cinta dianggap lebih utama dan adakalanya makrifat dipandang lebih tinggi. Ghazali : cinta tanpa makrifat tidak mungkin-orang hanya dapat mencintai sesuatu yang dikenal. Para ahli mistik Islam (sufi) mencoba menggambarkan berbagai segi makrifat yaitu ; pengetahuan yang tidak dicapai melalui penalaran akal tetapi merupakan pemahaman yang lebih tinggi mengenai rahasia ketuhanan. Ada perumusan yang paling menyentuh hati seperti yang diberikan oleh Junayd : Makrifat...ialah keraguan hati antara menyatakan bahwa Tuhan terlalu agung untuk dimengerti dan menyatakan bahwa Ia terlalu dahsyat untuk dilihat.

Orang dapat mengenal sesuatu hanya sesuai dengan cintanya kepadanya. Doa menurut hadist yang diucapkan Rasulullah :Ya Tuhan, berilah aku cinta-Mu dan cinta mereka yang mencintai-Mu dan cinta yang membuatku mendekati-Mu dan buatlah cinta-Mu lebih kucintai daripada air yang sejuk.

Dizaman awal tasawuf. masalah cinta menjadi titik permulaan yang baik. Aliran ortodoks menerima mahabba hanya sebagai 'kepatuhan' dan bahkan beberapa ahli mistik islam moderat mengatakan bahwa 'mencintai Tuhan berarti mencintai kepatuhan kepada kekasih'. Abu Talib Makki merangkum gagasan tasawuf moderat:Bagi orang yang beriman cinta kepada Tuhan dan utusannya harus mengatasi segalanya, Rasulullah menjadikan cinta kepada Tuhan suatu syarat keimanan. Dan para ahli sufi pun merasa bahwa : 'Tak ada yang lebih disukai Tuhan ketimbang cinta manusia kepada-Nya.

Sari as-Saqati dari Baghdad mengatakan seperti yang dicatat oleh Hujwiri : Adalah kebiasaan Tuhan untuk selalu menampakkan diri kepada hati orang yang mencintai-Nya, agar supaya kebahagiaan yang ditimbulkannya mengautkan mereka untuk menahan segala penderitaan; lalu mereka berkata dalam doa: Bagai kami semua siksaan lebih diinginkan dari pada tertutup dari Engkau. Jika keindahan-Mu terungkap di hati kami, penderitaan tidak kami pikirkan.

Keakraban adalah kedekatan etik yang ditimbulkan kerena kepatuhan akan perintah Tuhan. Bersumber dari Hadist Qudsi: Hamba-Ku tak henti-hentinya mendekati-Ku dengan amal ibadahnta, sampai Aku mencintainya dan bila Aku mencintainya Aku-lah matanya yang melihat dan Aku-lah telinganya yang mendengar. Dan jika ia mendekat sejengkal, Aku mendekat sedepa, dan jika ia datang sambil berjalan, Aku mendekat sambil berlari.

Ada lagi yang mengatakan kerinduan sejati tanpa akhir karena yang dicintai juga tanpa akhir, makin dekat sang sufi kepada kekasihnya, ia makin meresapi kedalaman sifat-Nya dan inti hakikatnya seperti ngarai yang tidak terjajaki..
Berbagai tahapan cinta adalah uns 'kedekatan'; qurb,'keakraban ; shauq,'kerinduan' dan lain-lain. Hati orang arif adalah mahligai cinta, dan hati pencinta adalah mahligai kerinduan, dan hati orang yang rindu adalah mahligai kedekatan.

Cinta sebagaimana yang dialami oleh orang-orang sufi di zaman awal merupakan kepasrahan yang mempunyai corak yang sangat didasarkan pada pengalaman pribadi. Al-Hallaj bahkan tidak ragu-ragu menempatkan cinta lebih tinggi ketimbang iman : Cinta adalah karunia purba Ilahi; tanpa cinta tak mungkin orang memahami hakikat Quran apau pun iman. Para ahli mistik merasa bahwa cinta yang mereka alami bukanlah hasil usaha mereka sendiri; melainkan diciptakan oleh aktivitas Tuhan. Bukankah Tuhan mengatakan : Ia mencintai mereka, dan mereka mencintai-Nya (Q 5:59).

Satu ayat yang mengatakan cinta Tuhan mendahului cinta manusia ? Hanya bila Tuhan mencintai hamba-Nya, hamba-Nya itu dapat mencintai Tuhan dan dilain pihak, si hamba tak mungkin menolak mencintai Tuhan karena prakarsa datang dari Tuhan. Cinta tidak mungkin dipelajari, ia adalah hasil karunia Ilahi-andaikata dunia mau meraih cinta, ia tak akan mampu, dan andaikata ia mau menolaknya, ia tak akan kuasa, karena cinta itu suatu anugrah, bukan suatu hasil usaha.

Gagasan Tuhan adalah 'perbendaharaan yang tersembunyi' yang ingin dikenal, tumbuh dari perasaan bahwa Tuhan ingin mencinta dan dicintai. Bayezid melihat cinta seperti: Aku berjalan di padang rumput, hujan cinta baru reda, dan tanah masih basah, umpama kaki manusia melangkah di taman bungan mawar, demikianlah kakiku berjalan di dalam cinta. Shibli mengumpamakan :waktu seorang arif adalah umpama hari di musim semi, guruh menggelegar, awan menangis dan halilintar menyambar, angin bertiup dan kuncup mekar, burung berkicau, kegitulah keadaannya; ia menangis dengan matanya, tersenyum dengan bibirnya, membakar dengan hatinya, bermain dengan kepalanya, mengucapkan nama sahabat dengan mondar-mandir di depan pintunya.

Sesungguhnya ada diantara hambaKu yang mencintai Aku dan Aku mencintai mereka, dan mereka merindukan Aku, dan Aku merindukan mereka, dan mereka memandang Aku dan Aku memandang mereka...Tanda-tanda mereka adalah pada siang hari mereka mengusahakan kerindangan dengan penuh rasa harap, bagaikan gembala memelihara dombanya dan mereka merindukan kandangnya di kala senja, dan bila malam tiba, bayangan memudar, tikar terbentang ranjang terpasang dan setiap pencinta berdua dengan kekasihnya, maka mereka berdiri dan bersujud, menyeruKu dengan kata-Ku dan memuji-Ku dengan dengan rahmat-Ku, sambil setengah menangis setengah meratap, setengah bingung dan setengah mengeluh, kadang sambil berdiri, sambil duduk, sambil berlutut, sambil bersujud, dan Aku melihat penderitaan mereka demi Aku, dan Aku mendengar apa yang mereka keluhkan tentang cinta-Ku.

Pada jalan mistik ini ilmu pengetahuan tidak ada gunanya-hanya cahaya kearifan, cahaya kepastian yang dicapa melalui pengetahuan intuitif yang dapat membantu dalam mendekati rahasia cinta. Seorang ahli mistik dari Sind diabad ke-17 mengatakan :'Akal adalah keledai pincang, sedangkan cinta adalah bagaikan buroq yang bersayap yang membawa manusia ke hadirat Tuhan'. Cinta adalah sifat manusia yang paling murni. Tuhan menciptakan Adam karena cinta; Adam membawa dalam dirinya citra ketuhanan dan tak ada makhluk lain yang dapat menyamai ia dalam hal cinta. (kalau malaikat jatuh cinta, ia menjadi manusia sempurna).

Semoga bermanfaat

===
Diambil dari buku : "Dimensi Mistik dlm Islam", Annemaria Schemmel
===

NB:
ini jg diambil dari milist tetangga. lagi males bikin postingan ditambah lagi kompi di rumah lagi ngadat, bikin tambah males ajah. huhuhu... menyebalkan....... :(

-acul-

No comments:

Semua adalah Guru

 Alam terbentang menjadi Guru, pepatah tua yang penuh makna ini tentu bukan sekedar kata-kata biasa. Kita belajar dan bisa mengambil pelajar...