Monday, January 14, 2008

Nilai-nilai Luhur Bangsa

Beberapa hari terakhir ini marak pemberitaan tentang kondisi atau keadaan mantan orang berkuasa di era orde baru yang berkuasa hampir 32 tahun yaitu Presiden Soeharto. Tiada daya dan kekuatan melainkan Allah. Seberkuasanya manusia, seperkasanya manusia, ia hanyalah manusia biasa dan pada akhirnya "ilaihi roojiun" akan kembali berpulang kepada Nya.

Ada hal-hal yang menjadi perhatian publik tentang orang nomer satu ini. Diantaranya adalah masalah hukum yang saat ini masih menggantung dan yang kedua adalah masalah keadaan atau kondisi yang mungkin membuat hati sebagian orang terenyuh, merasa iba dan ingin mendoakan yang terbaik untuk Pak Harto.

Disaat seperti ini, memang sangatlah tak bijak bahkan menurut saya tak pantas jika persoalan hukum Pak Harto diangkat. Menurut saya, sedikit saja kita perlu memiliki sifat toleransi mengenai masalah kemanusian. Tapi bukan berarti persoalan itu trus dilupakan. Sejenak kita coba memahami kondisi atau keadaan yang saat ini terjadi.

Pak Harto memang pernah melakukan kesalahan dimasa lalu, tapi menurut saya Pak Harto jg turut memberikan kontribusi yang besar dalam membangun bangsa ini. Jadi, setidaknya bukan hanya kesalahan beliau yang diungkit-ungkit, tapi ingatlah jg kebaikannya. Saya rasa sebagai manusia biasa kita tidak pernah luput dari kesalahan. Apakah anda tidak pernah berbuat kesalahan...? jawabnya pasti tidak mungkin anda tidak pernah berbuat kesalahan semasa hidup.

Di saat-saat seperti ini dimana keadaan Pak Harto yang mengalami masa kritis, ada baiknya jika kita memberikan sedikit saja rasa hormat kita kepada beliau yang pernah memimpin bangsa ini.

Saya ingin mengajak anda semua untuk mau memaafkan kesalahannya. Seandainya beliau dituntut dan dijatuhi hukum penjara, rasanya itu tidak akan pernah terjadi. Karena kondisi beliau pula yang tidak memungkinkan dijalankannya hukuman itu. Yang mungkin bisa dilakukan menurut saya adalah hanyalah memaafkannya dan mencari cara bagaimana aset-aset negara bisa dikembalikan. Mungkin itu adalah yang terbaik saat ini.

Jadilah bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur, bangsa yang pemaaf. Siapalah diri kita yang kadang terlalu angkuh dan sombong memberi maaf terhadap sesama. Sementara Tuhan bersifat rahman dan rahim dan nemiliki sifat pemaaf bagi hamba-hamba Nya yang meminta ampunan Nya. Apakah kita sudah melebihi sifat ke Tuhan an tersebut...? saya rasa tidak. Lantas mengapa kita enggan memberi maaf..? tanyalah diri anda sendiri..

Tatkala kita semua mau memberikan maaf dan mendoakan yang terbaik untuknya dan disaat yang sama para anggota keluarga Pak Harto juga mau merelakan dan mengikhlaskan Pak Harto kepada Sang Khalik, Sang Penguasa Alam Semesta, Raja dari segala raja dimuka bumi dan alam semesta, mungkin kita secara tidak langsung turut membantu meringankan beban beliau, meringankan langkah beliau untuk menghadap-Nya.

Janganlah pernah menjadi orang yang senang melihat kesusahan orang lain dan susah melihat orang lain senang. Tatkala kita mendoakan kebaikan kepada orang lain, sesungguhnya kita sedang mendoakan untuk diri kita sendiri dan tatkala kita mendoakan keburukan sesungguhnya kita juga sedang mendoakan diri kita sendiri. Jadi, doakanlah selalu kebaikan untuk orang lain niscaya anda pun akan mendapatkan kebaikan itu.


Salam,

-Acul-


Monday, December 03, 2007

Ujian Kesabaran

Bulan November lalu tepatnya tgl 22-23 November saya punya agenda acara pergi ke Surabaya tepatnya TulungAgung(TA) untuk mensupervisi event dari Brand yang saya handle. Alhamdulillah saat berangkat, pesawat yang saya tumpangi tidak mengalami delay dan tiba di Surabaya sesuai dengan schedule. Setibanya dibandara Surabaya saya sudah ditunggu oleh teman radio yang menjadi partner kegiatan disana. Sebetulnya perjalanan ke TulungAgung ini bukan yang pertama kali bagi saya, ini merupakan perjalanan yang kedua kalinya. Waktu tempuh menuju ke TA lumayan agak memakan waktu, kurang lebih 3-5 Jam, tergantung kondisi diperjalanan.

Perjalanan ke TA yang pernah saya lalui beberapa waktu lalu adalah melalui mojoagung, jombang dan lewat kediri. Tapi kali ini teman saya mengajak saya lewat malang yang nanti juga akan melewati tol porong lumpur lapindo. Secara saya memang senang mencoba sesuatu yang baru dan mencari pengalaman baru, saya setuju dengan saran dan ajakannya, sekaligus saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya untuk mengetahui secara langsung lokasi lumpur lapindo tersebut.

Stelah keluar bandara Juanda Surabaya, lalulintas terlihat lancar hingga saya keluar pintu tol porong. Tapi setelah tol porong, kemacetan menggila langsung menghadang di depan mata. Maka tak heran setelah keluar pintu tol porong tersebut, banyak sekali orang-orang (mungkin penduduk setempat) yang berusaha menawarkan jasa menunjukan jalan pintas.

Yup, kemacetan ini memang persis dilokasi tempat terjadinya luapan lumpur lapindo. Masih terlihat dengan jelas kepulan asap putih yang keluar dari luapan lumpur tersebut. Ketika asik memandangi tanggul yang tingginya mungkin lebih dari 5 meter dan juga asap putih yang mengepul, lagi-lagi orang-orang diluar menawarkan jasanya untuk menunjukan jalan pintas. Tapi yang saya tidak sukai adalah cara menawarkan jasanya yang sedikit agak memaksa dengan penegasan bahwa jalannya macet sekali bisa berjam-jam. Tanpa perlu diberitahupun saya tahu itu jalanan memang macet total dan jalannya sangat amat tersendat. Setelah saya bertanya memang kemacetan ini tidak semata-mata karena lumpur lapindo, tapi juga karena didepan sana terdapat persimpangan dan juga pasar. So, no wonder kalau kemacetannya seperti ini. Apalagi jalur ini merupakan jalur utama distribusi bahan pokok, dsbnya. Jadi banyak sekali kendaraan-kendaraan besar yang terlihat mengantri.

Pak supir yang mengemudikan kendaraan pun sempat terlihat bingung antara terus mengikuti antrian atau membayar jasa untuk lewat jalan potong. Teman saya juga terlihat bingung untuk mengambil keputusan. Dan kemudian akhirnya teman saya menoleh kepada saya untuk diminta pendapatnya, secara perjalanan ini sebenarnya memang dalam rangka mengantarkan saya ketempat acara.

Sempat terpikir oleh saya untuk membayar jasa tersebut, tapi saat itu saya tidak dalam kondisi mengejar waktu. Oleh karenanya saya pun tidak terlalu masalah jika harus ikut memasuki antrian bersama mobil-mobil besar tersebut. Saya pun bilang kepada teman saya, sebetulnya kita sedang dihadapkan dengan ujian yang namanya kesabaran. Yup, ini hanya masalah kesabaran, begitu ucap saya. Antrian mobil ini tentunya tidak akan selamanya berdiam tak bergerak, pasti akan bergerak juga. Pasti kita akan melewati ini semua asal kita mau bersabar saja mengikuti antrian ini. Mendengar pendapat saya, akhirnya sang pengemudi mengarahkan mobil dengan penuh kepastian untuk ikut masuk dalam antrian setelah sebelumnya masih dalam keragu-raguan.

Pastinya kemacetan ini akan cukup memakan waktu. Bagi orang-orang yang tidak sabar yang menjadikan kemacetan ini sebagai beban, mungkin akan keluar kata-kata sumpah serapah dari mulutnya. Tapi saya yang tidak menjadikannya beban tapi menjadikannya sebagai latihan ujian kesabaran merasa tidak terbebani. Bahkan saya menikmati sekali perjalanan tersebut sambil melihat kesisi dimana lumpur lapindo berada yang sekarang malah menjadi tempat wisata. Dan tak berapa lama, saya pun bisa melewati kemacetan tersebut dan saya pun sempat melihat jalan tembus yang ditawarkan oleh para penawar jasa tadi yang ternyata juga mengalami antrian kendaraan. Jika semua orang memilih jalan tembus, bukan tidak mungkin akhirnya mereka mengalami hal yang sama yaitu kemacetan.

Saya pun coba mengambil hikmah dari perjalanan tadi, jika kita dihadapkan dengan sesuatu yang menguji kesabaran kita, jangan terburu-buru tergoda dengan jalan pintas yang ditawarkan. Belum tentu kita terlepas dari ujian kesabaran yang kita hadapi tapi bisa jadi malah kita dihadapkan dengan ujian kesabaran yang lainnya. Karena semuanya memang butuh proses. Jika kita bisa menikmatinya, malah kita akan merasakan nikmatnya ujian kesabarannya itu. Kita akan semakin bijak menyikapi keadaan dengan mengerti kondisi yang sedang kita hadapi.


Salam,

-Acul-

Wednesday, November 28, 2007

Berbuat Baik dan Berpikiran Positif

Pernah saya menyampaikan kalau setiap perbuatan yang akan kita lakukan akan berpulang kepada kita sendiri. Disadari ataupun tanpa disadari. Setiap perbuatan baik, kita pun akan mendapatkan kebaikannya dan setiap perbuatan yang jelek, kita pun juga akan merasakannya. Intinya, setiap kita akan melakukan sesuatu perbuatan kepada orang lain baik ataupun buruk, harus diingat kalau perbuatan itu yang pertama kali akan dirasakan oleh kita sendiri. Artinya, kita harus selalu mawas diri terhadap setiap perilaku ataupun sikap kita. Ini dapat membantu kita untuk senantiasa menjaga sikap dan berbuat baik. Kalau ditanya, siapa yang mau diperlakukan baik..? tentu semua orang pastinya mau diperlakukan baik. Tapi kalau ditanya, siapa yang mau diperlakukan tidak baik, pasti jawabannya semua orang tidak mau diperlakukan tidak baik. Begitulah kalau kita ingin berbuat sesuatu, berbuatlah yang baik.

Hal lain yang mungkin juga saya pernah sampaikan adalah berpikiran positif. Kenapa penting berpikiran positif..? dalam suatu buku yang pernah saya baca katanya kehidupan yang kita alami ini adalah hasil pikiran-pikiran kita dimasa lampau. Kalau saya ditanya soal ini, saya akan menjawab, bisa iya bisa tidak. Saya katakan bisa iya karena dalam suatu studi, pikiran kita memancarkan sebuah gelombang. Gelombang-gelombang ini akan memancar layaknya gelombang elektronik lainnya seperti TV, Radio ataupun Telekomunikasi. Pancaran gelombang pikiran ini yang akan membentuk sesuatu dari hasil yang kita pikirkan. Contohnya, kita berpikir kita akan terlambat datang ke kantor. Ketika otak kita dipenuhi oleh pikiran ini dan secara terus menerus, secara tidak langsung kita yang menyebabkan diri kita terlambat. Bisa jadi frekwensi gelombang pikiran kita yang membuat kendaraan yang kita tunggu susah didapat or membuat kita terkena macet, dsb.

Sempat terpikir oleh saya mengenai kebenaran teori seandainya memang benar, ketika saya hendak sholat jumat dan datang terlambat yakni ketika khotib sudah naik mimbar, saya selalu merasa yakin saya akan mendapatkan tempat meskipun mesjid yang saya datangi selalu padat dengan jamaah. Tapi, keyakinan saya selalu terwujud. Nah kalo dihubungkan dengan berpikiran positif bisa jadi ada benarnya. Contoh lainnya adalah, ketika saya datang siang ke kantor, kekhawatiran saya selalu mengenai tempat parkir kendaraan bermotor. Karena kalau datang ke kantor siang, pastinya parkir kendaraan selalu penuh dan sulit sekali mencari tempat. Tapi semenjak berangkat dari rumah, saya selalu merasa yakin dan dalam pikiran saya optimis akan mendapatkan tempat. Dan alhamdulillah, lagi-lagi saya mendapatkan tempat parkiran.

Inilah mungkin pentingnya kita berpikiran positif, tidak hanya mengenai hal-hal yang saya ceritakan tapi juga terhadap hal-hal yang lainnya. Berpikiran positif membuat kita merasa optimis bahkan menjadi lebih bijak. Hal apa yang membuat bijak dari pikiran positif? contohnya kalau kita sedang menunggu teman yang datang terlambat, jika kita berpikiran positif kita pasti menduga pasti teman kita terjebak macet, dsb. Jika tidak, pasti kita akan marah-marah dan uring-uringan. Begitu juga misalnya sahabat dekat kita sudah lama tidak memberi kabar, jika kita berpikiran positif, kita pasti berpikir mungkin sahabat tersebut sedang sibuk dengan pekerjaannya atau sedang kluar kota atau ada urusan yang penting, dsb. Dan bukan kita langsung menjudge teman kita sombong, dsb. Jika ini kita lakukan, insyaAllah, ketika kita mengalami hal yang sama dengan teman kita, teman kita pun mudah2an juga berpikiran positif.

Tapi memang tidak selamanya kita mendapatkan yang kita mau atau kita pikirkan. Kita semua pasti setuju bahwa setiap pekerjaan yang kita lakukan pasti ada campur tangan Tuhan. Oleh karenanya semua kejadian bisa dikaitkan juga dengan kehendak Tuhan. Artinya teori mengenai gelombang pikiran tersebut bisa jadi tidak berlaku jika setelah kita berpikir positif tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang kita pikirkan. Dengan kata lain, Tuhan belum berkehendak.

Dua hal diatas yaitu berbuat baik dan berpikir positif adalah hal yang penting dalam kita menjalani kehidupan. berbuat baik yang mendatangkan kebaikan dan berpikir positif yang mendatangkan optimisme dan sekaligus kebaikan juga untuk kita.

Yang merugi pastinya yang tidak berbuat baik dan tidak berpikir positif. Jika kita tidak selalu berbuat baik, adakalanya kita selalu dihantui dengan perbuatan tidak baik kita sendiri. Dan jika kita tidak berpikir positif, pastinya kita selalu berprasangka buruk. Padahal berprasangka buruk itu sebagian dari dosa lohhh. ihhh... takut. Dan hidup dalam berprasangka pun hanya akan membebani diri kita sendiri.

Di akhir kata ini saya cuma ingin menegaskan kembali bahwa
"Hidup dalam prasangka yang jelek itu tidak enak, hanya akan membebani diri kita sendiri"


Salam,

-Achul-

Wednesday, October 31, 2007

Tuesday, September 11, 2007

Marhaban yaa Ramadhan

Marhaban yaa Ramadhan...
Marhaban yaa Syahru Shiam...
Marhaban yaa Syahru Qyam...
Marhaban yaa Syahru Qur'an...
Marhaban yaa Syahru Maghfirah...
Marhaban yaa Syahru Mahabbah...

Marilah kita sambut ramadhan ini, yang merupakan bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan dengan hati yang bersih. Teruntuk itu, dari hati yang paling dalam saya memohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya jika ada kata-kata atau perbuatan yang salah dan kurang berkenan dihati teman-teman bloggers semuanya dan para blogwalkers. Semoga kita semua diberikan kekuatan lahir dan batin, iman dan islam dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan tahun ini. Dan sekaligus meraih kemenangan serta kembali menjadi manusia yang fitrah dan berkualitas imannya. Aminnn.........



Salam,

-Acul-

Friday, July 20, 2007

Jika Tuhan Berkehendak

Hari kamis kemarin(19/7) akhirnya saya baru bisa mengunjungi teman yg dirawat di rumah sakit pondok indah. Dimana sebelumnya teman saya itu blum boleh menerima tamu/dikunjungi selain keluarganya karena masih dalam proses observasi. Anda mungkin ingat akan peristiwa yang menimpa komedian Taufik Savalas (alm), tragedi tabrakan maut di purworejo dalam perjalanan menuju purbalingga(11/7) yang menewaskannya beserta 1 orang supir dan seorang kru tepatnya produser iklan. Selain 3 korban tewas, ada lagi 2 korban yang selamat namun mengalami luka sangat serius yang di antaranya adalah teman saya yang kini dalam masa perawatan di rumah sakit.

Saya masih ingat 2 hari sebelumnya(9/7) ketika saya menanyakan teman saya itu untuk hadir dalam preview pembuatan filler TVC yang akan tayang mulai minggu besok(22/7), namun dia menjawab tidak bisa hadir karena akan pergi menuju purbalingga. Dan yang hadir pada saat preview adalah atasannya. Preview(11/7) dimulai pukul 18.00 s.d selesai. Tapi sayangnya saya tidak bisa menemani preview hingga selesai sehingga saya tidak mengetahui kejadian setelah itu.

Pada pagi harinya(12/7) pada saat saya ingin berangkat kerja, saya bermaksud pamit kepada ortu saya yang saat itu sedang menonton TV. Tanpa disengaja ada berita mengenai Taufik(alm). Saat itu saya cuma berpikir, "lohh, kok berita liputan dokter kecil kemarin yang bareng sm Taufik(alm) baru ditayangin sekarang yahh? itukan udah beberapa minggu yg lalu.." itulah sekelebat pertanyaan dalam hati saya sebelum mengikuti narasi selanjutnya karena saya tahu Taufik adalah duta Lifebuoy yang ikut hadir dalam launching dokter kecil dan pasukan 20 detik di daerah Tanah Abang. Tetapi setelah saya ikuti, ternyata berita tersebut mengenai tragedi kecelakaan yang menewaskan Taufik Savalas(alm). Kemudian saya tanya kepada ibu saya, "Mah, itu taufik meninggal dunia..? beneran apa gak..? kenapa meninggal..?" kemudian ibu saya menceritakan apa yg ada di TV dan menyebutkan ada korban selamat salah satunya cewe rambut nya pendek atau bondol.

Saat itu jg hati saya berdegup, masya Allah, karena saya tahu teman saya dalam perjalanan kesana jg dan ciri-ciri itu mirip dengan teman saya. Saat itu jg saya langsung telp HP teman saya itu. Beberapa kali saya coba namun tidak ada yang angkat. Kemudian saya langsung telp atasannya. Akhirnya, jawaban didapat dan ternyata benar, teman saya ikut dalam rombongan bersama Taufik. Rasanya mata ini terasa panas, mungkin air mata ini hampir jatuh. Saya saat itu berdoa, semoga teman saya tidak terluka parah, melihat kondisi mobil yang hancur remuk di bagian depan hingga tengah.

Namun Allah masih sayang sama teman saya, saat itu posisi teman saya berada di sbelah kiri bagian belakang. Jadi lukanya tidak begitu parah. Stelah beberapa hari dirawat di rumah sakit Jogjakarta, akhirnya senin kemarin(16/7) teman saya kembali ke Jakarta dan langsung dibawa ke rumah sakit PI untuk mendapat perawatan lebih intensif. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya kamis kemarin saya datang menjenguk. Senang rasanya hati ini bisa kembali melihat wajahnya. Meskipun kondisinya lemah, saya yakin ia bisa melewati masa-masa yang berat ini. Betapa saya menjadi teringat ketika saya harus mengejar-ngejar teman saya ini untuk urusan pekerjaan khususnya deadline yang harus di penuhi. Maafkan daku teman karena itu tuntutan pekerjaan. :) Saya cuma bisa mendoakan, smoga Allah melimpahkan kasih sayang Nya kepada teman saya, melimpahkan kesabaran atas musibah yang menimpanya. Dan smoga cepat diberikan kesembuhan untuknya. Aminn...

Dari sini saya pun coba sedikit mengambil hikmah bahwa jika Tuhan sudah berkehendak, tak ada satu makhluk pun yang mampu menahan kehendak Nya. Saya pun yakin peristiwa yang menimpa teman saya ini adalah salah satu kehendak Tuhan. Tidak ada yg perlu di sesali tapi manusia harus lebih bisa menginstropeksi diri kembali. Dimana pun kita berada, jika Tuhan berkehendak, terjadi, maka terjadilah.


Salam,

-Acul-

Monday, February 19, 2007

Hanya Sejenak...

Ahh... santai sejenak... yup, sejenak tuk melupakan sejuta pekerjaan yg selalu menanti dan mengantri tiada pernah henti. Inginku melepas penat tp entah bagaimana caranya. Waktu begitu cepat berlalu bahkan terlalu cepat berlalu menurutku. Seolah-olah sang waktu enggan singgah untuk sekedar menikmati suasana yg ada tuk meluaskan pikiran dan melapangkan dada dari penat kesibukan dunia. Hanya sejumput waktu yg tetap bisa kunikmati, yakni dikala hati mengadu dalam ibadah-ibadah sholat ku. Tuhan ku, Engkau Maha Pengasih, kuyakin apapun yg hamba Mu pinta akan Kau berikan karena sifat pengasih Mu. Engkau Maha Pemberi, kuyakin apapun yg hamba Mu pinta akan kau berikan karena sifat pemberi Mu. Rindu ku akan kehadiran Mu dalam relung hatiku. Aku lah hamba Mu yg selalu lalai melupakan Mu hingga gundah merajai hati ku. Namun ku yakin sifat penyayang Mu, akan selalu tercurah kepada hamba Mu yg senantiasa ingat pada Mu. Engkau yg tiada pernah lalai mengawasi hamba-hamba Mu. Bahkan senantiasa dekat mendampingi hamba Mu, sedekat urat nadi dalam leher ku. Aku hamba Mu berharap uluran kasih sayang Mu. Selalu dan selalu dalam setiap doaku.


Inilah waktuku yg sejenak tuk melepaskan segala isi pikiran yg ada dalam otakku. Jenuhku akan hari-hari yg telah kulalui hanya bisa kutuangkan dalam sebuah tulisan sebagai ekspresi dari jiwaku. Sampai jumpa esok hari dengan sejuta cerita yg telah menanti dan mengantri. Aku letih, ingin sejenak beristirahat dalam tidur ku malam ini. Dan esok kan kusambung dengan ceritaku kembali...


-Achul-

Facing Common Enemy

At work, it’s almost impossible to get along with everyone. Some colleagues will rub you the wrong way—maybe they talk too much in meetings,...