Tuesday, April 21, 2009

Spreading like a virus

Kalau ditanya apa hobinya para ibu-ibu instead of memasak, ngurus anak dan suami, jawabannya pasti ngegosip. Tapi gosip kyknya bukan milik para ibu-ibu ajah kalee.. semua orang bisa gosip, baik anak-anak, remaja, dewasa s.d orangtua. Kok yah anak2 bisa ngegosip jg yah, mau bukti..

"Omm...om... temen icha kemarin nangis om di sekolah" ponakan ngomong sm om nya
"kenapa kok temen icha ampe nangis..?" si om balas nanya
"iyah om, temen icha diledekin katanya udelnya dia bodong om..." icha memberikan penjelasan
"kok gitu, emang temen-temen icha pernah liat kl dia udelnya bodong..?" si om kembali bertanya
"katanya si iman, gitu om.... dia udelnya emang bodong, trus rafa jg bilang gituh.. pokoknya banyak yg bilang om..." icha mengambil kutipan omongan temen2nya.
"aduh cha... kl km gak pernah liat kan blum tentu bener... lagian km gak bole gitu jg atau ngeledek meski km tau udel temen bodongan.." si om menasehati ponakannya
"hehehehe.... tapi emang lucu ajah om, masa dia udelnya bodong..hehehe..." icha trus lari bermain keluar rumah. entah mungkin dia bercerita sm temen2nya yg lain atau sm orangtua atau om atau tante2nya.

see... anak kecil ngegosip dan itu berasal cm dari omongan temen2nya and then spreading like a virus. luar biasa sekali bukan gosip... di gocok makin cip. hehehe.... :D

Nah, dikantor gw jg gituh, belakangan ini emang lagi musim resign, jadi semua pada kasak kusuk, siapa lagi yg mau resign, emang pindah kemana.... begitulah pertanyaan yg muncul. dan biasanya info atau berita gosip itu datangnya dari temen-temen paling deket dulu and then spreading like a virus. And suddenly object yg digosipin pun menjadi selebritis dan didatangi temen-temen satu per satu menanyakan kebenarannya. is it only a rumour or fact? and the answer only waiting the right moment. maybe yes maybe no. yes no, yes no, no yes, no yes. And gosip pun terus melaju.. :D

Monday, April 13, 2009

Teman

Berteman, gw suka berteman. Teman yang kadang datang silih berganti. Tapi memang setiap kali terjadi perkenalan kita pun harus siap dengan perpisahan. Teman kadang datang tanpa di undang dan datangnya bisa darimana saja. Salah satunya adalah melalui perantara dunia maya ini, sebuah blog.

Sengaja memang gw memasang live traffic feed di sisi kiri blog gw ini dengan tujuan untuk memantau orang-orang yang datang berkunjung ke dalam blog gw ini. Ada yang datang melalui pencarian suatu kata dengan search engine dan ada juga yang datang langsung berkunjung.

Dan dari orang-orang yang sudah berkunjung, ada yang meninggalkan jejak tuk sekedar menyapa, ada juga yg meninggalkan jejak untuk dikunjungi balik karena memang ia mempunyai sebuah blog jg. Tak jarang ada juga yang mengadd ym untuk menjalin pertemanan. Bahkan ada yang benar-benar hanya sebagai pengunjung tanpa mempunyai blog tapi ingin menjalin pertemanan. Inilah salah satu mamfaat mempunyai sebuah blog sebagai salah satu media untuk memperluas dan menjalin pertemanan dengan siapa saja yang entah ada dimana keberadaannya. Dengan media ini pertemanan menjadi luas dan semua menjadi terasa dekat tanpa jarak. Gw menyambut dengan tangan terbuka untuk siapa saja yang mengunjugi blog gw ini yang ingin menjalin pertemanan.

Salam hangat Matahari Laut,
Achul

Sunday, March 29, 2009

Yang tlah lalu

Hari kemarin itu rencananya gw mau masuk kantor tapi cuaca diluar sana sedang tidak bersahabat alias turun hujan. Cuaca sepertinya masih blum menentu sejak pergantian tahun lalu dimana seharusnya saat ini sudah masuk dalam musim kemarau namun ternyata cuaca mendung dan hujan masih sering bergelayut di kota gw tercinta ini.


Sambil menunggu hujan reda, gw cb merapihkan barang-barang yang ada dalam lemari gw. Dan tanpa disengaja ternyata gw menemukan kembali sesuatu kenangan yang dulu pernah gw punya. Ingatan gw pun langsung melayang-layang ke masa lalu sekitar 7 tahun yang lalu, tepatnya saat-saat wisuda sarjana gw.


Didalam laci lemari yg sedang gw rapihkan, gw menemukan kembali sebuah surat, kartu ucapan dan hadiah dari seseorang yg pernah melekat dihati gw namun akhirnya berakhir dengan keputusan bersama tanpa ada konflik yang biasanya terjadi ketika sepasang kekasih mengakhiri hubungan kasihnya. Gw pun termenung membaca kembali surat yg pernah dituliskan olehnya. Inilah apa yang pernah ia tulis dalam suratnya.


Jakarta, 27 Feb ’02


Assalamualaikum wr.wb.


Sudah lama nih enggak kirim surat jadi agak jelek deh...

Apa kabarnya Bahri? Pasti baik2 azah kan dan mungkin ini hari yang terindah dalam hidup Bahri. Desy hanya mau ngucapin ”Selamat atas kelulusan Bahri”

Dan Desy enggak bisa ngungkapin kebahagian Desy ke kamu, hanya kata Alhamdulillah.


Maaf ya Desy enggak bisa datang langsung, mungkin hadiah ini menjadi wakil dari Desy untuk menuangkan perasaan Desy bahwa Desy turut bahagia atas kelulusan kamu.

Mudah2an berguna untuk tandatangan kontrak kerja pertama (tapi enggak termasuk isi ulang yahh.. he...he...)


Dan ketika kamu pulang kembali dan membawa hasil yang pantas untuk dibanggakan kepada orangtua, saudara2 dan teman2 yang terkasih, Desy kembali ucapkan Selamat.

Dan ini mungkin baru awal dari keberhasilan kamu yang hanya sedikit dan masih banyak lagi yang harus kamu hadapi dan raih....


Wassalam

Sahabatmu yang kau sayang karena Allah...


Ya Allah, rasanya gw kembali terbawa suasana saat dulu gw pernah bersama-sama dengannya. Saat pergi bersama ke kota Bogor dengan kereta api ekonomi maupun ekspress, saat berlebaran ke rumah ibu kost, saat ia sedang dalam tugas di kota Bogor dan kita pun janji bertemu dan kenangan2 lainnya. Entah bagaimana kabarnya ia kini karena gw pun sudah lost contact sejak kantor gw berpindah dari Pasar Baru ke daerah Rasuna Said Kuningan. Terakhir yang gw tahu ia sudah memiliki seorang anak dan bercerita ke gw mengenai kluarganya. Sejak itu, gw pun gak pernah mendapatkan kabarnya lagi.


Dan ada satu lagi kartu ucapan dengan love emboss didepannya bertuliskan congratulation yang ia kirimkan ke gw. Didalamnya ia menulis:


”Cita-cita yang tinggi tidak menjamin seseorang meraih kesuksesan

Tetapi seseorang yang sukses pasti memiliki cita2 yang tinggi”


Dan itu semakin membuat gw rasa ingin kembali memutar waktu untuk berucap terimakasih atas support yang ia selalu berikan pada gw. Tanpa gw sadari, memang ia salah seorang dalam hidup gw yang selalu mensupport dan mendukung gw untuk meraih cita-cita gw yang salah satunya adalah meraih gelar kesarjanaan ini.


Dan semuanya terakhir terjadi 7 tahun yang lalu saat-saat wisuda sarjana gw. Dan kini gw terus memandangi sebuah benda yang pernah ia berikan ke gw.


Yaa Allah, semoga Engkau melimpahkan segenap kasih sayang Mu kepadanya sebagaimana ia pernah memberikan kasih sayangnya kepada ku. Amiinn....

Thursday, March 12, 2009

Awal dan Akhir

Adalah sunnatullah bahwa bumi berputar dan karenanya kehidupan ikut mengalami perubahan karena perputaran itu. Awal adalah sebuah akhir dan akhir adalah sebuah awalan. Hari ini bertemu, berinteraksi, belajar bersama, senang dan susah bersama, esok bisa menjadi sebuah cerita yang berbeda. Hari ini kita bergembira, esok tiada bisa kita duga apakah tetap kegembiraan itu masih bisa bersama kita. Keyakinanku hidup akan tetap dalam keseimbangan dan sunnatullah. Awal bisa menjadi sebuah akhir dan akhir bisa menjadi sebuah awalan.

Saturday, November 29, 2008

Mandatory, Dedication or Stupidity

Membingungkan memang jika bekerja disuatu perusahaan yang aturannya tidak begitu jelas, kita menjadi sulit membedakan apa itu kewajiban, dedikasi ataukah ini suatu kebodohan. Ada teman mengatakan ketika gw bekerja overtime apalagi pada saat weekend, apakah itu karena dedikasi ataukah kebodohan...? mendengar pernyataan dedikasi atau kebodohan membuat gw merenung, mungkin antara dedikasi dan kebodohan memang sangat tipis perbedaannya. Padahal bisa jadi bekerja overtime karena memang kita dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu tapi disisi lain bisa jadi suatu kebodohan karena mungkin kita gak bisa ngatur waktu alias membuat time management.


Time management, semua orang mungkin pernah mendengar dan barangkali sudah mengimplementasikan apa itu time management. Gw pun sudah mendapatkan training untuk itu, mulai dari bagaimana mengindentifikasi dan menghindari time stoler aka pencuri waktu sampai membuat priority dalam pekerjaan. Tapi melihat activity atau list things to do yang harus gw kerjakan, rasanya waktu 24 jam terasa menjadi kurang. Karena baru saja gw merasa duduk dibangku kerja tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 5 sore. Kemudian gw melanjutkan pekerjaan lagi dan tak terasa waktu sudah menunjukan jam 11 malam. Rasanya tak mungkin lagi gw melanjutkan pekerjaan karena tubuh gw butuh istirahat coz besok gw harus bangun pagi lagi dan siklus kerja pun terulang kembali.


Siklus kerja seperti ini memang kadang menjadi suatu hal yang biasa dalam dunia kerja yang gw geluti saat ini. Bahkan bisa membuat orang merubah ritme kehidupannya. Pulang malam menjadi suatu kebiasaan dan datang telat ke kantor menjadi hal yg biasa. Maklum tempat gw bekerja memang gak ada sistem absensi alias silahkan masuk jam berapa saja asal pekerjaan selesai.


Dari sinilah terkadang kehidupan seseorang sebagai makhluk sosial dalam lingkungan rumah menjadi hilang khususnya pada hari-hari kerja senin hingga jumat. Dan juga khususnya waktu untuk kluarga yg menjadi berkurang ataupun hilang sama sekali. Bagaimana tidak, setelah bangun pagi tak lama kemudian langsung bersiap berangkat kerja dan pulang kerja larut malam dimana orang hampir smua sudah tertidur dan mungkin yg ditemui hanyalah petugas siskamling dan atau pembantu dirumah yg setia menunggu majikannya.


Siklus kerja sperti ini hampir sering terjadi dihari kerja senin-jumat. Waktu untuk keluarga pun menjadi kurang sama sekali dihari-hari itu. Bagi sebagian teman-teman kerja yg sudah berkeluarga dan memiliki anak balita atau lebih terkadang menjadi sebuah kekhawatiran sendiri. Karena ada pengalaman seorang teman yg memiliki anak ia dipanggil Mba oleh anaknya. Teman gw ini pun terperanjat mendengar anaknya memanggilnya dengan sebutan Mba. Maka ia pun segera merubah ritme kerjanya. Sebisa mungkin ia pulang kerja cepat dalam artian tenggo atau tak terlalu larut malam lagi agar memiliki waktu dirumah bersama anaknya dan dapat bercengkrema dengan sang buah hati di rumah.


Dari kondisi diatas, sabtu minggu atau yang kita sebut weekend menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi sebagian orang, khususnya bagi yang sudah berkluarga dan mempunyai anak. Dan pun begitu bagi orang-oarng yg blum berkluarga khussnya buat yg sudah memiliki pasangan, weekend menjadi waktu yg sangat penting untuk lebih mengeratkan lagi hubungan yg sudah terjalin dengan pertemuan ataupun jalan-jalan. Pun berlaku untuk yg blum memiliki pasangan, kadang weekend di mamfaatkan untuk dapat menyalurkan hobi ataupun menghabiskan waktu bersama kluarga. Maklum setelah waktu menjadi langka di hari-hari kerja, maka inilah kesempatan yang tersedia.


Lalu bagaimana jika ternyata dihari yang special untuk kluarga yaitu hari weekend kita harus melakukan suatu pekerjaan? Apalagi pekerjaan itu sebenar sesuatu yang tidak wajib kita lakukan. Dan pekerjaan seperti itu sebenarnya dari pimpinan yang tinggi pun jika dilakukan di hari sabtu minggu tidak seharusnya dilakukan? Inilah yang menjadi pertanyaan dalam hati gw, apakah ini pekerjaan sebagai suatu mandatory, dedikasi atau kebodohan? Karena stelah kita mungkin merasa dirampas waktu kita di hari kerja, apakah kita rela dirampas jg waktu kita di hari weekend? Ada seorang teman yang katanya karena alasan waktu terasa langka baik untuk kluarga ataupun untuk ibadah akhirnya memutuskan untuk mengundurukan diri atau resign dari kantor tempat gw bekerja. Oleh karena itu kadang aturan-aturan yang memang tidak secara formal dituangkan dalam bentuk tertulis menjadi hal yg rancu.


Pastinya memang harus dibedakan antara pekerjaan yg menjadi kewajiban kita yg harus dipenuhi karena tuntutan deadline dengan pekerjaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan urusan deadline. Jika memang kita dituntut menyelesaikan pekerjaan karena deadline maka mau tak mau jika memang akhirnya kita harus bekerja di hari weekend maka kita pun tak bisa menghindarinya. Tapi jika pekerjaan itu sama sekali bukan karena deadline dan dalam skala prioritas adalah minor dan jg bukan kapasitas kita, haruskah kita mengorbankan waktu kita di hari sabtu dan minggu...? apalagi jika menjadi hal yang dilematis jika dsaat bersamaan kita memang mempunyai urusan keluarga yang sangat penting jg. Maka kita dihadapkan pada suatu pilihan yaiu kepentingan kluarga atau pekerjaan? Maka jika itu yang di alami, pekerjaan sperti ini menjadi dipertanyakan dalam hati gw, is it mandatory or for dedication or stupidity..? karena gw gak mo mengorbankan waktu gw untuk sesuatu yang menurut gw minor dalam pekerjaan gw or it’s not my expertise to do the task apalagi harus berbenturan dengan urusan kluarga.Mandatory, dedication, stupidity menjadi sesuatu yg tipis perbedaannya disini.

Wednesday, October 29, 2008

Win-win

Setiap orang pasti punya kepentingan sendiri-sendiri dan pasti inginnya kepentingan itu bisa terakomodasi. Tapi ketika kepentingan-kepentingan setiap orang dipertemukan diwaktu yang sama maka biasanya suka terjadi benturan yang memang tak terhindarkan karena adanya perbedaan kepentingan. Inginnya semua kepentingan itu terakomodasi tapi ada kalanya tidak semua bisa terakomodasi.

Secara semua kepentingan inginnya di akomodasi maka dicari cara untuk bisa mengakomodasi setiap kepentingan tersebut. Ada yang membuat prioritas dan time schedule dan ada jg yg mencari jalan tengah saja demi dua atau lebih kepentingan bisa diakomodasi jika memang waktu dirasa sangat berharga dan tak ingin kpentingannya di ulur-ulur lebih lama lagi.

Solusi jalan tengah memang tidak mengakomodasi suatu kepentingan secara menyeluruh. Tapi untuk mengakomodasi dua kepentingan secara bersamaan maka jalan tengah dirasa cukup sebagai solusinya. Semua pihak yang memiliki kepentingan setidaknya tidak diabaikan dan dapat ditampung dan ditangani secara adil. Win win solution, begitu kata orang yang ngerti dengan kalimat itu. :D

Dan disamping jalan tengah yang diambil sebagai solusi maka yang diharapkan selanjutnya adalah semua pihak dapat menerima secara legowo jika ada sesuatu hal yang sekiranya tidak dapat terakomodasi. Dan memang begitulah seharusnya. Tidak perlu ada yg merasa dirugikan dan tidak ada yg merasa diuntungkan. Semua berdasarkan prinsip keadilan dan kesepakatan bersama. Semua happy dan happy semua. Dan saya yakin semua pernah merasakan kondisi seperti ini, termasuk saya.

Monday, October 06, 2008

Ied Mubarak 1429H

Alhamdulillah, 30 hari sudah kita selaku orang yang beriman melaksanakan kewajiban puasa dibulan ramadhan serta kewajiban menunaikan zakat fitrah didalamnya. Dan setelahnya kita merayakan hari kemenangan di hari nan fitri yang diawali dengan shalat ied dan sesudahnya menyambung kembali tali silaturrahmi serta saling maaf-bermaafan kepada orangtua, sanak saudara, para tetangga dan para kerabat atau teman-teman lainnya. Dengan doa semoga kita kembali kepada jiwa kita yang fitrah dan terbebas dari dosa-dosa. Sperti kata seorang bapak, ”Dari nol lagi yah....” (halah iklan banget sehh..:D ). Dan pada kesempatan ini juga saya ingin mengucapkan kepada seluruh teman-teman Blog saya dan para pembaca atau pengunjung blog mataharilaut,


TAQABALALLAHU MINNA WA MINKUM

SHIYAMANA WA SHIYAMAKUM

MINAL AIDIN WAL FAIZIN

KULLU AAMIN WA ANTUM BIKHOIR


SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI 1429H

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN



”Dimulai dari nol lagi yah...”


Dan sekaligus saya mengucapkan, Selamat kembali bekerja karena hari ini kita mulai kembali bekerja. Semangattttttt.......!!! :)


[O=O]

Facing Common Enemy

At work, it’s almost impossible to get along with everyone. Some colleagues will rub you the wrong way—maybe they talk too much in meetings,...