Monday, March 03, 2008

Hikmah dan pembelajaran dalam film Ayat-Ayat Cinta

Dalam hidup kita harus pandai-pandai melihat kesempatan dan peluang. Mungkin itulah yang dilakukan pada pembuat film Ayat-ayat Cinta. Dengan melihat kenyataan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam dan ada sebuah Novel fenomenal berjudul Ayat-Ayat Cinta yg menyedot perhatian orang-orang Islam khususnya remaja Islam, bukan mustahil jika Novel ini diangkat ke sebuah layar lebar dengan visualisasinya maka juga akan menimbulkan rasa penasaran bagi para pembaca novel tersebut. Dan memang inilah sebuah kenyataan atau perhitungan matematis sederhana bahwa memang film ini berhasil menyedot perhatian para remaja Islam dan orang-orang yg sudah membaca novel ini.

Dan kenyataan bahwa film ini menyedot perhatian banyak orang telah saya buktikan sendiri kemarin pada hari minggu 2 march 2008 pada saat saya selaku pembaca novelnya ingin menonton film ini seperti apa. 2 jam pertunjukan diawal, karcis sudah habis terjual. Bahkan diloket ditulis bahwa tiket bisa dibeli untuk pertunjukan s/d hari selasa esok, 4 march 2008. Menurut saya ini luar biasa. Ternyata teman saya yang juga menonton bareng saya pun bercerita bahwa sebetulnya ia sedari hari kemarin ingin menonton film ini namun kehabisan tiket hingga hanya tersisa jam pertunjukan jam 20.00, itupun tinggal beberapa bangku yang kosong yang posisinya kurang mengasikan. Akhirnya ia mengurungkan niatnya dan baru kesampaian menonton film ini bareng dengan saya. Alhamdulillah.

And by the way, film ini kembali merefresh apa yg sudah pernah saya baca dan saya kembali coba menarik point-point berupa hikmah or pembelajaran yg bisa saya ambil dari film ini. Pastinya cerita or film ini lebih mengangkat tema cinta atau jodoh. Point-point itu antara lain

1. Ucapan orangtua Fachri kepada Fachri ketika meminta anaknya tuk menikah namun Fachri masih belum menemukan jodohnya. Ibunya berkata, "Kalau Allah berkehendak, siapapun bisa menjadi jodoh mu". Benarlah jika jodoh menjadi salah satu kehendak Allah. Ia adalah misteri dan rahasia Allah. Fachri tak pernah menyangka jika nanti ia berkenalan dengan seorang wanita yang baru pertama kali ia jumpa yang ternyata kelak menjadi jodohnya. Sebuah rahasia Allah dan menjadi kehendak Allah mempertemukan kedua hamba Nya dan menyatukannya. Meskipun tanpa disadari Fachri banyak wanita disekelilingnya yang ia kenal yang ternyata menaruh hati padanya.

2. Ucapan Fachri mengenai jodoh kepada Maria seorang tetangganya yang beragama kristen koptik. Fachri berkata, "Setiap orang itu memiliki jodohnya masing-masing, seperti halnya Mesir dan Sungai Nil".
Allah Maha Berkehendak dalam menentukan pasangan setiap hamba-hamba Nya. Maka dapat diamini keyakinan Fachri dan seperti halnya rizki dimana setiap orang sudah mempunyai rezeki masing-masing dan tidak akan tertukar rezkinya dengan orang lain. Begitu juga jodoh, setiap orang memiliki jodohnya masing-masing dan tak akan tertukar satu dengan yang lainnya.

3. Jawaban dari pihak keluarga Aisha ketika Fachri memberikan statement pada saat prosesi taaruf dilakukan. Fachri berucap, "Saya ini bukan siapa-siapa. Saya hanya anak seorang penjual tape. dst.." Kemudian pihak kluarga Aisha langsung memotong ucapan Facri dan berucap, "istighfar Fachri..! istighfar....! menikah itu adalah untuk ibadah. InsyaAllah jika kalian nanti sudah menikah Allah akan membukakan pintu rezeki untuk kalian". Subhanallah, ucapan yang sangat bijaksana yang terlontar dari mulut orangtua, yang menyejukkan hati laksana air yang membahasi tenggorokan dikala haus dan dahaga. Sungguh melegakan bagi sang calon menantu. Memang Fachri sadar diri siapa dirinya dan siapa Aisha. Namun kini dijalan sudah dibukakan dan dimudahkan Allah. Barakallah.

4. Dahsyatnya Cinta. Dampak yang luar biasa yang diakibatkan oleh cinta. Inilah yang dialami oleh sahabat Fachri, yaitu Nurul dan tetangganya Maria. Kedua langsung patah hati ketika mengetahui Fachri menikah dengan wanita lain(Aisha). Patah hati dan depresi itulah yang mereka alami. Bahkan pihak keluarga Nurul sampai datang kepada Fachri dan memintanya untuk menikahi Nurul meskipun Fachri saat itu sudah beristrikan Aisha. Namun sayang Fachri tidak menemukan alasan yang kuat untuk memenuhi tuntutan orang tua urul.
Dan sama halnya dengan Maria, ia sakit karena cinta. Meskipun ia beragama kristen koptik tp ia mengagumi Al-quran dan hapal surat maryam. Hatinya muslimah namun dzahirnya tidak. Ia mengagumi Fachri semenjak pertemuan pertamanya dengan Fachri. Tapi sang waktu berkata tidak pada saat itu dan Fachri menikahi Aisha.
Noura, wanita yg telah dijaga kehormatannya oleh Fachri ternyata menaruh hati pada Fachri. Entah mengapa wanita ini tega memfitnah fachri. Namun akhirnya ia mengakui bahwa ia melakukan itu karena Fachri tak membalas surat cintanya. Sungguh dahsyat apa yang bisa dilakukan oleh sebuah kata yang bernama cinta. Suka duka, tawa dan airmata, bersiaplah untuk orang yang dimabuk cinta.

5. Sekolah kehidupan dengan mata kuliah sabar dan ikhlas.
Setiap orang pasti tak akan mau menerima jika dirinya diperlakukan tak adil karena fitnah. Fitnah adalah sebuah ujian yang dihadapi oleh Fachri. Namun tanpa disadari Fachri sesungguhnya Tuhan sedang berbicara dengannya. Mungkin ia sombong, lupa diri, dsb. Fachri ditempa dalam sekolah kehidupan berupa penjara yang gelap dan pengap. Seperti halnya ujian Tuhan kepada Nabi Yusuf, sesungguhnya Tuhan berbicara tentang arti sabar dan ikhlas kepada Fachri. Sampai kapanpun kebenaran tetaplah sebuah kebenaran meski ia membutuhkan waktu tuk membuktikannya. Ceramah guru Fachri, Syekh Usman, bahwa tak ada satupun diantara kita yang berdoa minta susah. Namun ketika susah itu datang pada kita, apakah kita harus marah...? apa kita tidak merasa capek dengan kondisi seperti itu. Yang terbaik adalah sabar dan ikhlas.

6. Artinya sebuah pengorbanan. Aisha tahu bahwa saksi kunci utama dalam kasus Fachri yg menjadi korban fitnah Noura adalah Maria. Namun Maria saat itu tergeletak lemah tak berdaya dan tak sadarkan diri. Sakitnya bukan hanya karena kecelakaan yg dialaminya yang disebabkan oleh sebuah kesengajaan pihak lain, tapi diperparah oleh rasa patah hati karena cintanya tak tersampaikan kepada Fachri. Aisha tahu bahwa Fachri adalah obat untuk Maria. Disisi lain, Aisha dalam kondisi mengandung anak Fachri. Ia tak mau anaknya lahir tanpa seorang bapak. oleh karenanya, demi menyelamatkan nyawa Fachri, Aisha menyuruh dan merelakan Fachri menikahi Maria. Awalnya Fachri menolak, namun karena permintaan Aisha demi sang buah hati, Fachri pun menikahi Maria. Sakit cinta obatnya cinta. Itulah obat kesembuhan Maria. Namun dibalik kesembuhan itu ada pengorbanan yang besar yang telah dilakukan Aisha. Merelakan Fachri berbagi hati dengan orang lain yaitu Maria. Subhanallah.

7. Akhir yang penuh kedamaian dan kebaikan.
Idaman dan impian setiap orang dimana perjalanan hidup ini berakhir penuh kedamaian dan kebaikan. Itulah yang terjadi oleh Maria. Cintanya telah tersampaikan pada fachri karena keyakinannya. Namun ada satu yang ingin ia lakukan bersama Fachri, ia ingin Fachri mengajarinya sholat. Dan dalam keadaan sholat, Maria menghadap Sang Khalik. Subhanallah. Wafat dalam keadaan khusnul khatimah. Wahai jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhan mu dengan penuh keridhaan. Masuklah dalam kedalam surga Ku.

-----o-oo-o-----

That's all point-point hikmah dan pembelajaran yang saya bisa petik. So, sungguh luar biasa sang pembuat novel Ayat-Ayat Cinta ini. Dan meskipun tak semua cerita dalam novel dapat divisualisakan ke layar lebar, namun usaha sang produser dan sutradara patut kita ancungi jempol. Inilah sebuah film bergenre islami yang smoga membawa angin segar dalam perindustrian film kita. Dan tak selamanya film dengan genre ini tak laku dipasaran. Yang utama adalah cerita yg kuat dan tokoh yang tepat untuk memerankannya.

Mungkin baru sedikit point-point hikmah yang saya tulis disini. Untuk mengetahui lebih jauh lagi kedalaman hikmahnya, sebaiknya kita baca lagi novelnya sekali lagi.
Dan disaat yang sama langsung terbetik dalam pikiran saya, mungkin Tuhan jg telah mengirimkan saya ke sekolah kehidupan dengan mata kuliah sabar dan ikhlas. Dan sekolah itu adalah sebuah kluarga nun jauh disana yang kini hanya menjadi sebuah kisah. :)


Salam,

Achul

5 comments:

Anonymous said...

ntah kenapa gw ga netesin air mata saat kisah2 perjodohan fachri dengan aisya, nurul, ataupun maria. cuman yang bener bener gw merasa kena tampol ama kejadian pas fachri sulit skali buat khusyuk buat solat. trus dia merasa berakhir hidupnya karna fitnah dan diberhentikan dari al azhar. gw bener2 ketampol dengan kata kata bapak yang satu penjara dengan fachri yaitu SABAR dan IKHLAS.

kadang kadang gw, terlalu sering bertanya APA SALAH SAYA???

tapi gw ga pernah bertanya sudah kah gw SABAR dan IKHLAS.

sulit memang...tapi itulah perjalan yang harus dinikmati dengan senyuman.

salam dari sungai nil dan mesir

Anonymous said...

Wahai sungai nil dan mesir, janganlah kita selalu berprasangka buruk terhadap Tuhan atas takdir yang menimpa kita. Sudah jelas dikatakan Tuhan bahwa Ia tidak pernah membebankan seorang hamba Nya melampaui kapasitas/ kemampuannya. Ada rencana Tuhan yg tidak pernah kita ketahui pastinya. Apa yg buruk dimata manusia blum tentu buruk dimata Tuhan dan sebaliknya. Yang penting keyakinan kita kpd Tuhan, seperti keyakinan cinta Maria kepada fachri yang akhirnya tersampaikan meskipun akhirnya berakhir dalam sujudnya kepada Tuhan. Tapi itulah sebaik-baiknya akhir kehidupan, dalam sujud atau ibadah kepada Tuhan.

Anonymous said...

gw ga mau jadi maria..biarkan sungai nil dan mesir jadi geografi yang indah.

yang gw ingin kan sekarang hanya sabar dan ikhlas.

dan gw tidak pernah, berprasangka buruk kepada NYA, gw cuman nanya pada diri gw??
betapa menjijik kan kah gw ini?!

setahun..
dua..tiga..empat..lima..sudah masuk angka tujuh...

berikan sabar jadi sungai nil gw dan ikhlas jadi mesir gw

salam
sungai nil dan mesir a.k.a sabar dan ikhlas

Anonymous said...

"Kalau Allah berkehendak, siapapun bisa menjadi jodoh mu" Kun Fayakuun, Cul

JOM said...

Hi, Linda. Yup, kun fayakuun.
Terjadi maka terjadilah. :)

Salam,
Acul

Semua adalah Guru

 Alam terbentang menjadi Guru, pepatah tua yang penuh makna ini tentu bukan sekedar kata-kata biasa. Kita belajar dan bisa mengambil pelajar...