Saturday, May 31, 2008

Gugun (part 2) - End

Akhirnya stelah sekian lama cerita gugun bisa gw posting jg. Karena sebetulnya cerita gugun ini emang dah selesai gw tulis sebulan yg lalu. Tapi karena kesibukan dan lain sebagainya, blum sempet gw posting. And here it is.

********

Gugun adalah salah seorang karyawan yang cukup diperhitungkan dalam perusahaan ini. Beberapa kali klien menganugrahkannya award karena berhasil membantu perkembangan bisnis brand yang gugun tangani. Pastinya ini membuat Bos Gugun semakin sayang sama Gugun. Sebenarnya Gugun termasuk salah seorang karyawan yang juga datang ”lebih awal” namun hari ini memang tak biasanya ia datang lebih pagi lagi. Belakangan ini raut wajahnya terlihat seperti sedang menyimpan atau memikirkan sesuatu, seperti sebuah kegelisahan yang tak terucapkan. Ia pandai menyimpan cerita sampai ia merasa sudah waktunya untuk diceritakan ke teman-temannya barulah ia bercerita. Begitulah sosok Gugun dikantor ini.

Dan pagi ini, sepertinya Gugun mempunyai rencana namun entah apa rencananya. Ia masih menikmati kepulan asap rokok yang ia hembuskan dari mulutnya dan secangkir kopi panas sambil menikmati pemandangan lalu lintas jalan raya yang memang sudah semakin ramai dan semakin padat merayap. Selang beberapa menit ketika Gugun yg masih asyik dengan rokok dan kopi yang ia nikmati, lewatlah Pak Toto orang no.1 di kantor ini. Pak Toto melihat Gugun di lobi yang seperti sedang asyik dengan dunianya dan menyapanya.

” Pagi Gun, wuahh, tumben niy gun loe dateng pagi..”

Pak Toto memang dikenal ramah oleh semua orang, ia tak sungkan menyapa karyawannya lebih duluan dan bahasa yang ia gunakan tak jarang bukan bahasa formal seperti kamu, aku, saya tapi lebih ke bahasa pergaulan sehari-hari seperti loe, gw (yang intinya ingin lebih dekat dan tak membuat jarak antara pimpinan dan karyawan. Satu hal, jangan trus diartikan Pak Toto tuh keturunan china yah karena dia sering ngomong loe, gw, coz dia emang gak ada turunan ras tersebut). Tapi yah para karyawan mah gak trus juga menggunakan bahasa gaul jg ke Pak Toto. Namun tetap menggunakan kata-kata formal secara Pak Toto kan bos, gitulohhh...

” Eh, Bapak, pagi jg pak... iyah niy pak, saya lagi pengen dateng pagi ajah..”

Senyum Gugun terkembang namun terlihat kl Gugun tuh emang gak bisa boong. Boong banget dia dateng pagi trus cuma bilang lg pengen dateng pagi. Lagian diraut wajahnya jg kyknya udah tertulis ”saya punya maksud sama bapak” (tapi bukan maksud yang aneh-aneh yah sperti yg ada diotak yang pikirannya selalu ngeres) or ada running text di jidatnya gugun ”saya mau curhat pak”.

” loe lagi banyak kerjaan yahh..? sibuk banget yah gun..? kok kyknya seperti ada yang ngeganjel dipikiran loe...”

Pertanyaan yang cukup menyelidik yang membuat Gugun seperti tertangkap basah lagi berbuat yang anonoh. :D.

Pak Toto emang sosok pimpinan yang luar biasa, ia juga seperti bisa merasakan apa yang dirasakan oleh para karyawannya. Sehingga tak aneh kl ternyata apa yang dirasakan atau yang ada dipikiran Gugun pun seperti terbaca oleh Pak Toto. Dengan malu-malu Gugun pun menjawab pertanyaan Pak Toto.

”Iyah niy pak, emang lg ada yg saya pikirin”

”Bukan mikir yang jorok-jorok kan gun..? hahaha...:D”

”Huahahaha..... bisa ajah niy bapak, ya gaklah pak meskipun kadang-kadang. Namanya juga laki-laki pak. Hehehe. :D. Emmm.... oia pak, saya ingin minta waktu sm bapak, bole pak..? 15-20 menit saja.”

” Owhh... bole-bole Gun. Ya udah, loe ke ruangan gw ajah yahh..”

” OK pak”

Pak Toto pun berlalu menuju ke ruangannya dan diikuti oleh gugun dibelakangannya.

Dan sampailah Gugun di ruangan Pak Toto. Gugun segera menempatkan diri di kursi dihadapan meja Pak Toto. Tersirat aura gugup atau nervous pada raut wajah Gugun dan Pak Toto cepat menangkap ini dan dengan cepat Pak Toto mencoba membuat suasana menjadi cair dan relaks dengan membuka sedikit percakapan dari sekedar menanyakan pekerjaan kembali sampai dengan pertanyaan mengenai keluarga Gugun, dsb.

Hingga akhirnya percakapan antara Pak Toto dan Gugun mencapai klimaks yang membuat Pak Toto tertegun atau terdiam dengan statement dari si Gugun mengenai rencana Gugun mengundurkan diri.

”Kenapa loe mo mengundurkan diri Gun..., apa loe dah gak betah kerja disini Gun...?” tanya Pak Toto kepada Gugun sambil mencoba mencerna apa gerangan yang membuat Gugun ingin resign dari kantor ini.

”Sebetulnya saya berat juga pak ninggalin pekerjaan saya disini. Cuma saya ingin mendapatkan pengalaman baru lagi ajah pak, disamping tentunya penawaran mereka yang cukup menarik buat saya.” Jawab Gugun mencoba berdiplomatis meski alasan yang dikasih adalah alasan klasik.

Pak Toto kemudian balik bertanya,

”Apa disini kurang memberi pengalaman gun..? Memang berapa yang mereka tawarkan ke loe hingga loe melirik kesana?”

Gugun menarik napas panjang mencoba mengatur kata-kata yang akan dia ucapkan.

”Saya tahu pak memang disini akan banyak pengalaman didapat, tetapi memang ada faktor lain yang saya gak bisa saya sampaikan pak. Kalo mengenai penawaran memang mereka sangat berani membayar saya hampir 3x lipat dari sini.”

Mendengar ucapan Gugun, Pak Toto agak sedikit terperanjat, dalam pikirannya betapa berani perusahaan itu membayar anak buahnya ini. Pak Toto tahu meski di ujung-ujungnya alasan keluar para karyawannya gak lain gak bukan karena tawaran yg menggiurkan.

Sebenarnya pak toto juga sudah mengetahui mengenai kondisi atau suasana kantor disini dimana ia mendengar adanya rasa kegelisahan para karyawannya mengenai kepastian kenaikan gaji yang akan terjadi tahun ini mengingat segala macam kebutuhan pokok sudah semakin mahal dan inflasi cukup tinggi. Tapi Pak Toto jg tak bisa bertindak tanpa persetujuan pihak management pusat yang ada diluar sana (luar negeri). Kini Pak Toto seperti sedang menghadapi impact dari kondisi yang sedang terjadi saat ini.

”Begini Gun, memang tawaran yang mereka tawarkan sm loe begitu menarik terlepas dari alasan loe itu mencari pengalaman baru or suasana baru. Tapi seandainya gw menawarkan hal yang sama dengan penawaran disana apa loe mo tetap disini?” Pak Toto rupanya mencoba mempertahankan Gugun untuk tetap bertahan disini.

”Emmm......” Gugun berguman dan terlihat ekpresi wajahnya yang kini menjadi bimbang karena tawaran Pak Toto.

”Gimana Gun..?, disini tuh loe tuh pasti lebih baiklah, juga tergabung dengan tim yang hebat dan klien hebat yang pastinya akan memberi loe nilai lebih kelak”. Pak Toto pun trus membujuk Gugun.

”Iya siy pak, tapi pak...”

”Tapi apalagi Gun...?” Pak Toto cepat menyelak Gugun.

”Saya butuh kepastian kapan saya bisa menerima realisasi janji bapak?”

Gugun kali ini coba berspekulasi apakah janji Pak Toto bisa segera direalisasikan atau tidak. Meskipun Gugun tahu janji itu tidak mungkin terealisasi dalam waktu dekat apalagi melihat birokrasi di kantor ini yang cukup rumit.

Dan kali ini Pak Toto pun terlihat berpikir mencoba memprediksi, menimbang dan mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan Gugun.

”Begini Gun, pasti gw jamin itu terealisasi tapi gw minta loe untuk bersabar dikit, gimana Gun..? dalam 3-6 bulan kedepan loe bisa nerima apa yg loe mau.” Pak Toto menjanjikan Gugun.

Sebenarnya mendengar janji dan kepastian yang diberikan Pak Toto sudah membuat Gugun merasa senang. Tapi ada hal lain rupanya yg tak bisa ditunggu-tunggu oleh Gugun hingga akhirnya Gugun pun menceritakannya kepada Pak Toto.

”Pak, mendengar tawaran bapak sebenarnya cukup menggoda saya untuk tetap stay disini. Tapi pak, saya punya sebuah tanggung jawab dikluarga saya pak. Dan karena alasan ini saya mungkin menerima penawaran disana”. Gugun berekpresi dengan wajah yg serius kali ini.

”Mungkin pengalaman yg baru atau suasana baru adalah hal yg kedua bagi saya, dan tawaran mereka yang 3x lipat jujur saya akui menjadi daya tarik saya. Karena istri saya butuh dana untuk biaya operasi pak. Dan saya pun butuh dana untuk biaya terapi saya karena saya ingin punya keturunan. Oleh karenanya kl saya harus menunggu lama, rasanya saya gak bisa menunggu pak.”

Mendengar apa yang diucapkan Gugun, Pak Toto pun sedikit terdiam. Dari apa yg diucapkan Gugun, Pak Toto sangat cukup memahami apa yang sedang dialami oleh Gugun. Namun adalah hal yg tak mungkin jika ia bisa dalam sekejap mengabulkan keinginan Gugun. Akhirnya Pak Toto pun berucap.

”Gun, semuanya gw kembalikan ke loe, gw cm bisa menjanjikan seperti itu. Kl memang loe gak bisa menunggu, gw gak menyalahkan loe. Semua terserah sm loe gun. Ya mungkin nanti kita bisa ngobrol-ngobrol lagi lah soal ini. Barangkali nanti stelah disana loe mo balik lagi kesini.” Pak Toto berkata dengan nada sedikit serius namun sedikit mencandai gugun.

”Sebelumnya saya mo berterimakasih banyak pak atas bimbingan bapak selama ini. Bapak pimpinan sekaligus guru yang baik buat saya. Saya belajar banyak dari bapak dan saya yakin kelak ilmu yang saya pelajari banyak bermamfaat dalam pekerjaan saya nanti pak”.

”Gw juga senang punya karyawan seperti loe gun, loe orang yang tangguh, mo belajar dan gak gampang menyerah. Gw cm bisa mendoakan semoga loe sukses ditempat yang baru nanti.”

”Aminn... terimakasih banyak pak. dan terimakasih juga untuk waktunya pak. Maaf sudah mengganggu bapak pagi ini”. Gugun berniat pamit dari ruangan Pak Toto dan segera kembali ke tempat kerjanya.

”OK Gun, silahkan kembali bekerja yah dan tetep semangat....!”

Setelah Gugun keluar ruangan, Pak Toto terlihat merenung dan berpikir, dalam hatinya mungkin berpikir mungkin stelah ini akan ada gugun-gugun yang lain yang akan menghadap pada dirinya tuk sekedar menanyakan kepastian kebijakan management atau mungkin sekaligus resign dari kantor ini. Namun Pak Toto berharap hal itu tidak akan terjadi dan ia akan berjuang mati-matian untuk membela kepentingan para karyawannya. Begitulah Pak Toto, sosok pimpian yang sangat peduli dengan para karyawannya sehingga karyawannya pun sangat sayang kepadanya.

Sementara itu, Gugun merasakan kelegaan hati hari ini karena apa yang menjadi ganjalan hati atau uneg-unegnya telah ia sampaikan atau utarakan. Memang Gugun mempunyai tanggung jawab sebagai seorang kepala kluarga dalam rumah tangganya. Dan apa yang ia lakukan semata-mata karena alasan kluarga. Dan Gugun berharap kelak ditempat yang baru ia mendapatkan pengalaman yang lebih baik lagi. Semoga, begitulah yang terucap dalam hati gugun.

Hidup adalah sebuah perjalanan dan sebuah pilihan. Kemana kaki hendak melangkah tinggal mengikuti kata hati saja.

No comments:

Semua adalah Guru

 Alam terbentang menjadi Guru, pepatah tua yang penuh makna ini tentu bukan sekedar kata-kata biasa. Kita belajar dan bisa mengambil pelajar...