A short note/story from a man who wants to continue learning and growing from his life experiences...
Monday, February 25, 2008
Senja disebuah Ladang
berintaian pembuka lahan
menanti masa pasti
memacu cerita terlarang ia
:kak, ia sudah melangkah
junjungan hati maksud hamba
bapaknya anak-anak tidak di pondok
membeli hisapan dan menghempas kertas
warung ia jelang
::adik, menyusur setapak hamba pun akan
tempat janjian maksud hati
telaga kecil di batas ladang
sekejap masa memadu rasa
:kak, cahaya suluh menuntun ke sana
siap sedia kakak disana
::adik, bulan sembunyi pun tak mengapa
sudah kuhapal tempat kesana
:
::
:
::
:
::
.... mak dari mana tadi?
: abis mengambil air buat bikin kopi bapak ntar malam
dari seorang kawan lama,
Mbah Sura
NB:
Kalo gak tau ini puisi cerita tentang apa, silahkan hubungi Mbah Sura.
Leave ur message.
Postingan ini gak penting, so gak usah dibaca. Kok knp masih dibaca seh..? Ughh...!!!
Saturday, February 23, 2008
Matinya Hati Nurani
Kalimat tersebut sebagai ungkapan untuk hati nurani yang sudah mati. Hati nurani yang terkubur oleh egoisme diri. Tatkala ego mendominasi diri dan kadang menjadi raja dalam sanubari, maka hati nurani pun tersingkirkan bahkan terkubur dalam-dalam. Kejernihan pikiran dan kebijaksanaan tak lagi menjadi pijakan. Ia dibungkam dan bahkan ikut terpenjara. Keduanya hanya bisa menatap lirih dan menitikkan air mata. Diam seribu bahasa tak mampu berbuat apa-apa. Yang mampu mereka lakukan hanya berharap dan berdoa untuk sebuah pertolongan. Berharap Cahaya Tuhan datang dan mengobrak-abrik singgahsana sang raja egoisme. Berharap pasukan rahman dan rahmin segera datang menolong dan merubah suasana duka menjadi keceriaan kembali. Karena saat ini kehidupan dalam diri setelah dipimpin sang raja egoisme selalu dalam prasangka. Selalu saja mencari celah kesalahan orang lain. Tak ada lagi kedamaian dan prasangka baik. Semua dalam rasa was-was. Kini, hati nurani beserta rakyatnya hanya menantikan waktu dan berharap pada Tuhan agar kehidupan kembali seperti sediakala. Tatkala hati nurani memimpin, semua dilihat dalam kacamata kejernihan pikiran dan kebijaksanaan. Semuanya saat ini sedang merindukannya, karena diri terlampau lelah untuk berlarut terus dalam kesedihan dengan wajah nan muram. Semua menantikannya karena diri terlampau lelah memikul beban dari kesewenang-wenangan. Berharap uluran tangan Tuhan serta kemurahan Nya yang berlimpah dengan sifat rahman dan rahim. Untuk sebuah hari penuh kebahagiaan yang dinantikan. Semoga.
Monday, February 11, 2008
Mulut mu Harimau mu
Lidah setajam pedang, mulut mu harimau mu. Pasti kita ingat dengan pepatah itu dan mengerti apa maksud atau arti pepatah tersebut. Dalam kita berinteraksi dengan orang-orang di sekeliling kita pasti ada saja ucapan-ucapan yang terucap atau terlontar yang tanpa di sengaja bisa saja melukai perasaan seseorang. Kata-kata yang dilontarkan memang kadang tanpa dimaksudkan untuk melukai namun bisa saja hanya sebagai bahan bercandaan dalam obrolan senda-gurau.
Kata-kata yang terlontar dari orang lain mengenai diri kita bisa jadi berkenaan dengan sifat, sikap, penampilan atau tutur kata kita yang mungkin disukai ataupun tidak disukai. Jika ada saja salah satu kekurangan dari hal-hal yang disebutkan tersebut maka bisa jadi akan menjadi sebuah bahan celaan bahkan sindiran. Dan ternyata bukan hanya kata-kata yang sifatnya mencela dalam senda gurau tapi kata-kata sindiran pun bisa juga menyinggung dan melukai perasaan seseorang.
Semua kata-kata yang bersifat mencela atau sindiran dengan maksud atau tujuan tertentu pastinya akan melukai perasaan. Dan luka perasaan itu menjadi lebih luka lagi jika yang mengucapkannya adalah orang yang dekat dengan kita atau kita merasa dekat dengannya dibandingkan dengan orang lain yang tak dekat dengan kita atau tak kita kenal.Mungkin diantara kita pernah mempunyai pengalaman bagaimana misalnya orang yang kita rasa dekat dan begitu akrab yang biasanya selalu membicarakan hal-hal yang baik bahkan kadang menutupi kekurangan dalam diri kita tiba-tiba berbalik mencari-cari segala kekurangan dalam diri kita. Pastinya akan ada rasa yang terasa aneh bahkan membuat hati ini ini sedih dan terluka.
Tapi point utama yang ingin saya garis bawahi dari apa yang orang-orang katakan mengenai diri kita baik dengan maksud ataupun tanpa maksud tertentu adalah kita harus pandai-pandai dalam berinstropeksi diri dan jangan malah terlarut dalam ucapan-ucapan yang memang tak mengenakan hati dan membuat hati menjadi sedih dan terluka. Mungkin inilah ajang kita dalam memperbaiki segala kekurangan-kekurangan kita.
Dan memang harus disadari bahwa dalam berinteraksi dengan orang lain kita lebih sering berinteraksi dengan kata-kata. Sehingga kadang kita sendiri tanpa sadar bisa saja mengucapkan kata-kata yang bisa menyinggung perasaan orang. Itulah sebabnya para tetua dulu telah mewanti-mewanti agar kita pandai-pandai menjaga lidah kita.
Mulut mu harimau mu adalah pepatah yang harus di pahami dengan betul-betul. Bahkan nabi pun mengatakan bahwa lidah setajam pedang. Ya, lidah bisa lebih tajam daripada pedang. Lukanya lebih perih dan sakit dibanding luka dengan pedang sungguhan. Bahkan pengobatannya pun bisa lebih lama dibandingkan mengobati luka dengan pedang sungguhan. Sehingga muncullah sebuah syair:
Jika Luka ditubuh,
Masih ada harapan sembuh
Tapi jika Luka dihati
Kemana obat hendak dicari
Syair tersebut menegaskan pepatah tentang lidah setajam pedang. Pedang yang melukai tubuh masih dapat dan cepat kita sembuhkan. Tapi jika lidah melukai hati, obatnya bisa akan sulit sekali dicari. Kecuali ada rasa keikhlasan dalam diri seseorang untuk memaafkan. Saya jadi teringat tentang petuah bijak dari para tetua dulu yang sempat saya baca dalam sebuah tulisan. Kalimatnya berbunyi.
”Kita harus pandai-pandai menerima omongan atau ucapan orang lain yang tak mengenakan/menyakitkan hati tanpa kita harus merasa sakit hati”
Mungkin kita harus belajar extra keras agar bisa menjalankan petuah itu dan pastinya pandai-pandai menjaga lidah kita (ucapan).Semoga.
Salam,
Achul
Thursday, January 31, 2008
Gugun (part 1)
Suasana kantor pagi ini masih sangat sepi. Maklum namanya juga kantor yang datangnya suka-suka sampeyan Mas/Mba, dimana semua orang merasa yang punya kantor ini, jadi bisa masuk kapan sajah. Mau pagi, mau siang, yang penting pas datang, kerjaan beres. So, rasa memilikinya terhadap kantor ini sangat tinggi sekali padahal bukan yang punya kantor lohhh. Aneh gak siy..? aneh lah yah, aneh deh. Awas kalo bilang gak aneh, pasti karyawan kantor kayak gini nehh.
Seperti biasanya jam 7 pagi gini yang paling gampang diliat tuh paling Pak Satpam yang matanya juga udah 5 watt nunggu penggantinya datang. Untungnya pergantian Pak Satpam tuh selalu tepat waktu datangnya gak telat kayak para karyawan yang datangnya kebanyakan siang. Jadi diurutan pertama yang hadir di kantor pastinya Pak Satpam yang memang gak pulang dari semalam. Di urutan kedua itu pastinya para OB-OB yang memang kudu, harus, wajib hukumnya datang pagi-pagi coz mereka harus beberes diruangan dan di pantry sebelum para karyawan datang. Jadi, pas nanti karyawan apalagi bos datang, ruangan dah kinclong dan gelas serta piring dah bersih siap digunakan buat makan dan minum. Di urutan ketiga pastinya karyawan yang datang setelah urutan Pak Satpam dan OB-OB. Motivasi mereka datang pagi bisa jadi karna banyak kerjaan or takut kena 3in1. Datang pagi buat miting..? wuahh sesuatu hal yg sebisa mungkin dihindari, karena ogah banget deh bangun pagi buat miting. Ughh.., aneh gak siy..?
Oia, perkecualian untuk orang No.1 di kantor ini namanya Pak Suroto dipanggil Pak Toto. Dia emang sosok pimpinan yang patut dteladani. Kenapa..? karena orangnya begitu low profile, down to earth, gaul abiz, rajin banget dateng pagi bahkan kadang sebelum OB-OB dateng, trus kalo pulang biasanya selalu terakhir setelah para karyawan pulang. Kalo ada karyawan yang pulang telat, pasti dia akan samperin dan nanya ke karyawan itu sedang ngerjain apa. Percakapannya bisa sperti ini.
Pak Toto : ” Wuah, udah jam 10 malem kamu blum pulang juga Win...?” tanya Pak toto kepada karyawannya yang bernama Wina yang jam 10 malam masih blum pulang juga.
Wina : ” Iyah Pak, lagi nanggung niy.”
Pak Toto : ” Emang lagi ngerjain apa, kok ampe larut gini..?”
Wina : ” Aduh Pak, pastinya ngerjain kerjaan donk.. masa saya lagi ngerjain bapak, gak mungkin kan..” ahhh, mulai deh si Wina kalo hari makin larut pikiran-pikiran binalnya kluar dengan spontan dan kadang menjurus liar. kalo orang yang diajak ngomong gak bisa nimpalin dijamin pasti terjebak dan terjerumus dalam perangkapnya. (Maksudnya dia minta ditemenin ampe selesai kerjaannya)
Pak Toto : ” Owh, ok Win. Semangat yahh... and jaga kondisi badan”
Wina : ” OK Pak”. Dengan tampang yang berharap Pak Toto mo ngobrol lebih lama lagi, tapi Pak Toto tau kalo ntar dia ngajak ngobrol lebih lama, takut Wina kerjaannya terganggu dan dia bisa pulang makin larut lagi.
Begitulah sosok Pak Toto seorang pemimpin diperusahaan ini yang dikagumi semua karyawannya.
OK, berarti Pak Toto kita take out or excluded dari urutan-urutan yang telah disebutkan diatas.
And wuahh, ternyata ada Gugun yang menempati diurutan ketiga pada hari ini. Hmmm... apa dia banyak kerjaan yahh..? tapi kalo banyak kerjaan, dia kok malah nyantai di lobi sambil ngerokok dan minum kopi. Apa takut kena 3in1...?, ah jarang-jarang dia dateng jam segini cuma buat ngehindarin 3in1. Miting pagi-pagi..? gak banget buat seorang Gugun. Ahahh... mungkin dia bantuin OB-OB beberes ruangan plus cuci piring kali yahh.? Huahahaha.. bisa jadi tuh karena saking kurang kerjaannya or mencari pengalaman yang baru. Upss, gak lah yaw. Pasti bukan itu lahh.
Ok, mari coba kita analisis lebih jauh kenapa dia dateng pagi-pagi ini.
To be continued.....
Sunday, January 27, 2008
Selamat jalan Pak.......
Dari lubuk hati yang paling dalam, saya sangat merasa kehilangan. Tak terasa mata pun terasa panas dan perih, rasanya air mata ingin mengalir kluar. Namun, kita harus ikhlas menerima bahwa tak ada yang abadi didunia ini. "Kullu nafsin dzaaiqotul maut". Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.
Saya bukan orang yg dekat mengenal Soeharto tapi saya merasa pada saat beliau memimpin, sektor pertanian kita begitu kuat dan berhasil berswasembada. Selain itu, bangsa kita pun sempat disegani dimata bangsa lain. Dan kita punya prestasi dibidang olahraga dimana kita selalu menjadi juara dalam SEA Games, dsb.
Sekali lagi saya coba mengingatkan kita semua, bahwa tak ada gading yang tak retak, manusia tak akan pernah luput dari sifat khilaf, salah dan dosa. Kita semua pasti pernah berbuat salah. Yang utama adalah ketika berbuat salah kita mau mengakuinya dan melakukan perbaikan dan meminta maaf jika kita berbuat salah kepada orang lain. Alm. Pak Harto pun melakukan hal tersebut, meminta maaf sebagai manusia yang tak luput dari salah diakhir kepemimpian beliau. Untuk proses hukum, mari kita serahkan kepada pihak-pihak yang berkompeten.
Saat ini, sekarang ini, sekali lagi saya mengajak untuk semua orang yang mengenal/mengetahui tentang Pak Harto untuk memaafkan kesalahan-kesalahan beliau dan sekaligus mendoakan semoga Alm. Bpk H.M. Soeharto diampuni segala salah dan dosanya dan diterima segala amal baiknya serta dberikan tempat yang sebaik-baiknya disisi Allah SWT. Amin allahumma amin.
Selamat jalan bapak bangsa
Selamat jalan bapak pembangunan
Mungkin sudah tunai janji dan bakti bapak
Sekarang waktunya sudah tiba
Pintu dan jalan sudah dibukakan
Derita bapak pun berakhir sudah
Senyum mu kan selalu diingat
Pun jasa-jasamu
Biar Tuhan yang kan menilai bapak
Untuk semua ucapan, pikiran dan tindakan bapak
Selamat jalan... selamat jalan... selamat jalan.......
Monday, January 14, 2008
Nilai-nilai Luhur Bangsa
Ada hal-hal yang menjadi perhatian publik tentang orang nomer satu ini. Diantaranya adalah masalah hukum yang saat ini masih menggantung dan yang kedua adalah masalah keadaan atau kondisi yang mungkin membuat hati sebagian orang terenyuh, merasa iba dan ingin mendoakan yang terbaik untuk Pak Harto.
Disaat seperti ini, memang sangatlah tak bijak bahkan menurut saya tak pantas jika persoalan hukum Pak Harto diangkat. Menurut saya, sedikit saja kita perlu memiliki sifat toleransi mengenai masalah kemanusian. Tapi bukan berarti persoalan itu trus dilupakan. Sejenak kita coba memahami kondisi atau keadaan yang saat ini terjadi.
Pak Harto memang pernah melakukan kesalahan dimasa lalu, tapi menurut saya Pak Harto jg turut memberikan kontribusi yang besar dalam membangun bangsa ini. Jadi, setidaknya bukan hanya kesalahan beliau yang diungkit-ungkit, tapi ingatlah jg kebaikannya. Saya rasa sebagai manusia biasa kita tidak pernah luput dari kesalahan. Apakah anda tidak pernah berbuat kesalahan...? jawabnya pasti tidak mungkin anda tidak pernah berbuat kesalahan semasa hidup.
Di saat-saat seperti ini dimana keadaan Pak Harto yang mengalami masa kritis, ada baiknya jika kita memberikan sedikit saja rasa hormat kita kepada beliau yang pernah memimpin bangsa ini.
Saya ingin mengajak anda semua untuk mau memaafkan kesalahannya. Seandainya beliau dituntut dan dijatuhi hukum penjara, rasanya itu tidak akan pernah terjadi. Karena kondisi beliau pula yang tidak memungkinkan dijalankannya hukuman itu. Yang mungkin bisa dilakukan menurut saya adalah hanyalah memaafkannya dan mencari cara bagaimana aset-aset negara bisa dikembalikan. Mungkin itu adalah yang terbaik saat ini.
Jadilah bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur, bangsa yang pemaaf. Siapalah diri kita yang kadang terlalu angkuh dan sombong memberi maaf terhadap sesama. Sementara Tuhan bersifat rahman dan rahim dan nemiliki sifat pemaaf bagi hamba-hamba Nya yang meminta ampunan Nya. Apakah kita sudah melebihi sifat ke Tuhan an tersebut...? saya rasa tidak. Lantas mengapa kita enggan memberi maaf..? tanyalah diri anda sendiri..
Tatkala kita semua mau memberikan maaf dan mendoakan yang terbaik untuknya dan disaat yang sama para anggota keluarga Pak Harto juga mau merelakan dan mengikhlaskan Pak Harto kepada Sang Khalik, Sang Penguasa Alam Semesta, Raja dari segala raja dimuka bumi dan alam semesta, mungkin kita secara tidak langsung turut membantu meringankan beban beliau, meringankan langkah beliau untuk menghadap-Nya.
Janganlah pernah menjadi orang yang senang melihat kesusahan orang lain dan susah melihat orang lain senang. Tatkala kita mendoakan kebaikan kepada orang lain, sesungguhnya kita sedang mendoakan untuk diri kita sendiri dan tatkala kita mendoakan keburukan sesungguhnya kita juga sedang mendoakan diri kita sendiri. Jadi, doakanlah selalu kebaikan untuk orang lain niscaya anda pun akan mendapatkan kebaikan itu.
Salam,
-Acul-
Facing Common Enemy
At work, it’s almost impossible to get along with everyone. Some colleagues will rub you the wrong way—maybe they talk too much in meetings,...
-
Mendung kelabu membayangi langit jakarta juga langit hatiku sebentar lagi hujan tapi tidak dengan langit hatiku karena ku tahu mendung itu k...
-
Cerita sebelumnya: *Awal Mula Seorang Sepupu* *PENAFIKAN & MISS INFORMASI* Tujuan Bang Jul mencoba mencari spupunya tak...
-
Secara gak sengaja, kira2 beberapa bulan yg lalu, gw mendengarkan sebuah lagu di sbuah radio swasta Jkt yg namanya sm dengan merk sbuah roko...