Kasus rusuh monas 1 juni rupanya semakin ramai dengan langkah pihak kepolisian melakukan penggerebekan sekaligus penangkapan para aktivis FPI di markas FPI di petamburan Jakarta. Berita terakhir yang saya baca melalui detik.com, pimpinan FPI Habib Rizieq sudah ditetapkan sebagai tersangka. Saya gak mo berkomentar banyak tentang hal ini karena biar nanti waktu yg membuktikan siapa yang salah siapa dan yang benar. Karena sesungguhnya ini kan masalahnya dipicu oleh sebuah aksi yang mengatasnamakan kebebasan yang bentrok dengan para aktivis FPI dimana aksi yg diusung oleh AKKBB itu salah satunya menolak SKB Ahmadiyah. Jadi hal ini jangan sampai terbawa-bawa oleh peristiwa-peristiwa diluar itu atau diluar konteksnya. Saya hanya ingin melihat konteks disana sajah.
Lagi-lagi bicara ahmadiyah, ada orang yang pintar secara keilmuan tp bukan ilmu agama mencoba ngomong soal agama. Tahukah anda apa yang akan terjadi..? Jika ia bicara agama tanpa pengetahuan yang cukup kemudian memaksakan diri maka yang akan terjadi adalah orang tersebut yang tadinya memiliki kesan pintar akan berubah menjadi terkesan bodoh. Dan bahkan hanya memperlihatkan kebodohannya. Hal yang baik yang perlu dilakukan orang tersebut sebelum bicara adalah belajar terlebih dahulu atau memiliki dulu pengetahuan tentang hal yang akan dibicarakan. Jelas nabi bilang, jika suatu urusan diserahkan pada bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.
Seorang pejabat negara yang juga bagian dari lingkungan istana presiden mencoba bicara tentang ahmadiyah. Dan dia dengan gigihnya menolak SKB ahmadiyah yang sudah dianggap sesat. Cap sesat itu bukan hanya datang dari para ulama tp juga sudah diselidiki oleh bakorpakem. Yang saya tak habis pikir, pejabat negara ini mengusung kalimat kebebasan tapi spertinya gak ngerti apa itu kebebasan yang dimaksud. Yang saya juga sesalkan dia seorang muslim tp bersikap seperti bukan seorang muslim. Makanya ketika ia bicara mengenai hal ini, kesan yang didapat adalah kebodohan yang diperlihatkan. Sungguh amat disayangkan seorang pejabat negara yang katanya berintelektual bicara sperti ini.
Semalam saya sempatkan tuk menonton salah satu tayangan di TV swasta dan kebetulan ada percakapan via telp dengan pejabat negara tersebut. Ketika dia ditanya soal ahmadiyah, ia berkata negara jangan mencampuri urusan agama, ajak saja mereka berdialog. Ughhh... seandainya itu bisa menyelesaikan masalah dan menjadi solusi, mungkin tidak akan ada aksi untuk membubarkan ahmadiyah pak. Masalahnya mereka tetap pada keyakinannya dan menjalankan keyakinannya. Sementara umat islam merasa agamanya dinodai dan jika pemerintah tidak dilibatkan untuk menyelesaikan masalah ini apakah bapak mau umat islam melakukan hukum rimba pak...? tentu saja bapak gak mau kan...? karena pasti bapak akan bilang kl negara kita ini negara hukum. Lantas kalo seperti itu bapak maunya gimana...? kalo mo diumpakan penodaan itu biar bisa bapak terima dengan akal sehat bapak tuh mungkin seperti kalo istri bapak melakukan perselingkuhan. Apakah bapak akan bilang, " ah biarin ajah, kan itu soal kebebasan...?" apakah seperti itu pak...? terlalu naif rasanya pak kl bapak bilang seperti itu.
Menurut hemat saya, cukuplah bapak bicara tentang ahmadiyah sampe hari kemarin saja dan tak usah ikut campur lagi bicara tentang itu. Karena apa..? saya cuma bisa berkata, bapak ini orang pintar dan kaum intelektual, tapi kesan itu akan hilang jika bapak bicara sesuatu yang bapak tak pahami dengan baik. Bapak jadi terlihat sok tahu dan bahkan hanya akan memperlihatkan kebodohan bapak. Dan bapak nanti akan menjadi bahan tertawaan serta olok-olok orang-orang yang menuntut SKB pembubaran Ahmadiyah.
Kiranya saya berharap tak ada lagi orang-orang pintar yang bicara sok tahu tentang sesuatu yang ia tak pahami. Ok lah orang itu pintar mengenai ilmu ABC tapi untuk bicara ilmu D, harus belajar dan memahaminya terlebih dulu ilmu D dan baru kemudian silahkan berbicara. Begitulah harapan saya dan smoga polemik ahmadiyah segera berakhir dengan segera dikluarkannya SKB ahmadiyah. Aminnn allahumma aminn.......
Lagi-lagi bicara ahmadiyah, ada orang yang pintar secara keilmuan tp bukan ilmu agama mencoba ngomong soal agama. Tahukah anda apa yang akan terjadi..? Jika ia bicara agama tanpa pengetahuan yang cukup kemudian memaksakan diri maka yang akan terjadi adalah orang tersebut yang tadinya memiliki kesan pintar akan berubah menjadi terkesan bodoh. Dan bahkan hanya memperlihatkan kebodohannya. Hal yang baik yang perlu dilakukan orang tersebut sebelum bicara adalah belajar terlebih dahulu atau memiliki dulu pengetahuan tentang hal yang akan dibicarakan. Jelas nabi bilang, jika suatu urusan diserahkan pada bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.
Seorang pejabat negara yang juga bagian dari lingkungan istana presiden mencoba bicara tentang ahmadiyah. Dan dia dengan gigihnya menolak SKB ahmadiyah yang sudah dianggap sesat. Cap sesat itu bukan hanya datang dari para ulama tp juga sudah diselidiki oleh bakorpakem. Yang saya tak habis pikir, pejabat negara ini mengusung kalimat kebebasan tapi spertinya gak ngerti apa itu kebebasan yang dimaksud. Yang saya juga sesalkan dia seorang muslim tp bersikap seperti bukan seorang muslim. Makanya ketika ia bicara mengenai hal ini, kesan yang didapat adalah kebodohan yang diperlihatkan. Sungguh amat disayangkan seorang pejabat negara yang katanya berintelektual bicara sperti ini.
Semalam saya sempatkan tuk menonton salah satu tayangan di TV swasta dan kebetulan ada percakapan via telp dengan pejabat negara tersebut. Ketika dia ditanya soal ahmadiyah, ia berkata negara jangan mencampuri urusan agama, ajak saja mereka berdialog. Ughhh... seandainya itu bisa menyelesaikan masalah dan menjadi solusi, mungkin tidak akan ada aksi untuk membubarkan ahmadiyah pak. Masalahnya mereka tetap pada keyakinannya dan menjalankan keyakinannya. Sementara umat islam merasa agamanya dinodai dan jika pemerintah tidak dilibatkan untuk menyelesaikan masalah ini apakah bapak mau umat islam melakukan hukum rimba pak...? tentu saja bapak gak mau kan...? karena pasti bapak akan bilang kl negara kita ini negara hukum. Lantas kalo seperti itu bapak maunya gimana...? kalo mo diumpakan penodaan itu biar bisa bapak terima dengan akal sehat bapak tuh mungkin seperti kalo istri bapak melakukan perselingkuhan. Apakah bapak akan bilang, " ah biarin ajah, kan itu soal kebebasan...?" apakah seperti itu pak...? terlalu naif rasanya pak kl bapak bilang seperti itu.
Menurut hemat saya, cukuplah bapak bicara tentang ahmadiyah sampe hari kemarin saja dan tak usah ikut campur lagi bicara tentang itu. Karena apa..? saya cuma bisa berkata, bapak ini orang pintar dan kaum intelektual, tapi kesan itu akan hilang jika bapak bicara sesuatu yang bapak tak pahami dengan baik. Bapak jadi terlihat sok tahu dan bahkan hanya akan memperlihatkan kebodohan bapak. Dan bapak nanti akan menjadi bahan tertawaan serta olok-olok orang-orang yang menuntut SKB pembubaran Ahmadiyah.
Kiranya saya berharap tak ada lagi orang-orang pintar yang bicara sok tahu tentang sesuatu yang ia tak pahami. Ok lah orang itu pintar mengenai ilmu ABC tapi untuk bicara ilmu D, harus belajar dan memahaminya terlebih dulu ilmu D dan baru kemudian silahkan berbicara. Begitulah harapan saya dan smoga polemik ahmadiyah segera berakhir dengan segera dikluarkannya SKB ahmadiyah. Aminnn allahumma aminn.......
2 comments:
mendingan merunduk seperti padi donk cul :)
Tul itu lind.. tul banget. :)
Post a Comment